PEMULIHAN KEPADATAN TANAH SETELAH PEMANENAN PADA HUTAN ALAM PRODUKSI

Agus Setiawan, Juang R. Matangan, Endang Suhendang, Teddy Rusolono

Sari


Salah satu dampak fisik pada tanah akibat pemenenan kayu secara mekanis adalah terjadinya pemadatan tanah yang merusak struktur tanah. Penelitian bertujuan mengetahui jangka waktu pemulihan kepadatan tanah di tempat pengumpulan kayu (TPn), jalan sarad primer (JSP) dan jalan sarad sekunder (JSS). Penelitian dilaksanakan di areal PT. Gunung Gajah Abadi, Kalimantan Timur.Pengukuran kepadatan tanah hutan dilakukan pada tempat pengumpulan kayu, jalan sarad primer dan jalan sarad sekunder pada masing-masing areal bekas tebangan (logged over area) berumur 4, 8 dan 26 tahun serta hutan primer sebagai kontrol. Setelah 26 tahun kepadatan tanah rata-rata pada kedalaman 30 cm di TPn pada areal bekas tebangan empat tahun, kerapatan massa tanah turun dari 1.50g/cm2 menjadi 1.23 g/cm2 sedangkan porositas naik dari 45.69% menjadi 55.17%; jalan sarad primer, kerapatan massa tanah turun dari 1.37 g/cm2 menjadi 1.12 g/cm2, sedangkan porositas naik dari 48.31% menjadi 58.41%; dan jalan sarad sekunder, kerapatan massa tanah turun dari 1.38 g/cm2 menjadi 1.12 g/cm2sedangkan porositas naik dari 48.05% menjadi 56.13%.Analisis regresi menunjukkan bahwa pemulihan kepadatan tanah pada TPn akan dicapai pada 27 tahun setelah TPn ditinggalkan, jalan sarad primer dicapai pada 26 tahun dan jalan sarad sekunder dicapai pada 24 tahun setelah pemanenan


Kata Kunci


Pemulihan, kepadatan tanah, kerapatan massa tanah, porositas

Teks Lengkap:

pdf Bahasa Indonesia

Referensi


Craig, R.F. (2004). Soil mechanics. Seventh edition. Spon press. London.

Croke, J., P. Hairsine and P. Fogarty. (2001). Soil recovery from track construction and harvesting changes in surface infiltration, erosion and delivery rates with time. Forest Ecology and Management. 143: 3-12.

Elias. (2012). Pembukaan wilayah hutan. Edisi II. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Guariguata, M.R.and R. Ostertag. (2001). Neotropical secondary forest succession: change in structural and fuctional characteristics. Forest Ecology and Management. 148: 185-206.

Idris, MM. (1987). Pengaruh penyaradan kayu dengan traktor berban ulat terhadap kerusakan tegakan tinggal, pergeseran serta pemadatan tanah, studi kasus di areal HPH PT. Kayu Lapis Indonesia, Propinsi Kalimantan Barat [tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Koga, K. (1991). Soil compaction in agricultural land development. Asian Institute of Technology. Bangkok.

Kusuma, P. (1998). Pengaruh pemberian bahan organik dan lintasan terhadap pemadatan tanah [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Matangaran, J.R. (1992). Pengaruh intensitas penyaradan kayu oleh traktor berban ulat terhadap pemadatan tanah dan pertumbuhan kecambah sengon (Paraserianthes falcataria) dan meranti (Shorea sp.) [tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Matangaran, J.R. (2002). Pemulihan kepadatan tanah pada jalan sarad. Jurnal Teknologi Hasil Hutan. XV: 38-47.

Matangaran, J.R. (2012). Soil compaction by velmet forwarder operation at soil surface with and without slash. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. XVIII (1): 52-59.

Matangaran, J.R., K. Aruga, R. Sakurai, M. Iwaoka and H. Sakai. (2006a). The recovery of soil compaction in the selection logged over area at Tokyo University Forest in Hokaido. Jurnal of The Japan Forest Engineering Society. 21: 79-82.

Matangaran, J.R., K. Aruga, R. Sakurai, H. Sakai and H. Kobayashi. (2006b). Effect of multiple passes of tractor on soil bulk density: a case study in the Boreal Natural Forest of Tokyo University Forest in Hokaido.Jurnal of The Japan Forest Engineering Society. 21: 227-231.

Matangaran, J.R. dan U. Suwarna. (2012). Kepadatan tanah oleh dua jenis forwarder dalam pemanenan hutan. Bionatura.14 (2): 115-124.

Rab, M.A. (2004). Recovery of soil physical properties from compaction and soil profile disturbance caused by logging of native forest in victorian central highlands, Australia. Forest Ecology and Management. 191: 329-340.

Tyrie, G. (1999). Sepuluh tahun riset hutan hujan tropica dataran rendah di Labanan, Kalimantan Timur plot penelitian STREK. Berau forest manajemen project. Jakarta.

Whitmore, T.C. (1990). Tropical rain forest dynamics and its implications for management. Di dalam: Gomez-Pompa A, Whitmore TC, Hadley M, editors. Rain forest regeneration and management. Man and the Biosphere Series. Volume 6. Paris (FR): Parthenon Publishing Group. p67-89.




DOI: https://doi.org/10.9868/ifrj.2.2.99-109

##submission.copyrightStatement##



Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Keonservasi Alam (ISSN:2338-9249)

    Creative Commons License