ECONOMIC VALUATION OF MANGROVE FOREST AT APAR VILLAGE PARIAMAN CITY OF WEST SUMATRA

Rezi Junialdi, Yonariza Yonariza, Ardinis Arbain

Abstract


Mangrove forest in Apar village has not been maintained as a tourist spot until when the surrounding social community realises the function and benefits of the forest. Drought and exploitation for firewood cause the death of the plantation that threaten the forest sustainability. To manage and preserve the ecosystem, several efforts have been implemented, one of them is by quantifying environmental services provided by the mangrove ecosystem, commonly referred to as economic valuation. This valuation can be used as a reference in terms of strategic planning of coastal areas management to maintain the mangrove ecosystem sustainability. This study aims at (a) calculating the economic value of the mangrove forest in Apar village, Pariaman city, (b) analysing factors that influence obtained economic-benefits. The results of this study shows that the total economic value of mangrove forest in the area of 10.62 ha in Apar village is Rp950,486,837.58/year. The exsistent value has the highest value of Rp783,779,874.6/year. The direct use value is Rp89,520,000/year while the indirect economic value in the third place is Rp74,898,670.98/year and the option value is Rp2,318,292/year. The exsistence base on willingness to pay (WTP), namely income and education level, becomes the determining factors.

Keywords


Mangrove forest; economic valuation; willingness to pay (WTP).

References


Bachmid, F. (2017). Estimasi penyerapan karbon hutan mangrove Bawoho, Kecamatan Bunaken. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2(1), 8-13.

Bismark, M., Subiandono, E., & Heriyanto, N. M. (2008). Keragaman dan potensi jenis serta kandungan karbon hutan mangrove di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(3), 297–306.

Dharmawan, I W. S., & Siregar, C. A. (2008). Karbon tanah dan pendugaan karbon tegakan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, V(4), 317–328.

Djamali, R. A. (2004). Persepsi masyarakat desa pantai terhadap kelestarian hutan mangrove. Makalah Falsafah Sains. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

FAO. (2007). The world’s mangroves 1080- 2005. Forestry Paper. Rome: Food and Agriculture Organization of The United Nations.

Hadi, D. W. (2017). Miliki 23% ekosistem mangrove dunia, Indonesia tuan rumah Konferensi Internasional Mangrove 2017. Diunduh 10 April 2018 dari http://ppid.menlhk.go.id/ siaran_pers/browse/561

Harahab, N. (2010). Penilaian ekonomi ekosistem hutan mangrove dan aplikasinya dalam perencanaan wilayah pesisir. Jogjakarta: Graha Ilmu Jogjakarta.

Heriyanto, N. M., & Subiandono, E. (2016). Peran biomasa mangrove dalam menyimpan karbon di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Jurnal Analisis Kebijakan, 13(1), 1–12.

Irianto, A. (2004). Statistik konsep dasar dan aplikasinya. Kencana. Jakarta.

Kantor Desa Apar dan Desa Ampalu. (2017). Profil Desa Apar dan Desa Ampalu. Pariaman.

Komiyama, A., Poungparn, S., & Kato, S. (2005). Common allometric equations for estimating the tree weight of mangroves. Journal of Tropical Ecology, 21(4), 471–477.

Krisnawati, H. (2017). Hutan mangrove untuk mitigasi perubahan iklim. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.

Mandang, Y. I., & Artistien, S. (2003). Anatomi dan kualitas serat kayu utap-utap (Aromadendron elegans BI.) dan tujuh jenis kayu kurang dikenal lainnya. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 21(2), 111–127.

Murdiyarso, D., Purbopuspito, J., Kauffman, J. B., Warren, M. W., Sasmito, S. D., Donato, D. C., Kurnianto, S. (2015). The potential of Indonesian mangrove forests for global climate change mitigation. Nature Climate Change. https://doi.org/10.1038/nclimate2734.

Musyafar. (2009). Perilaku masyarakat pesisir dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melestarikan ekosistem mangrove di pesisir

Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Apar ........(Rezi Junialdi, Yonariza, & Ardinis Arbain) 132 barat Sulawesi Selatan. J. Pendidikan dan Kebudayaan, 15(3), 499–516.

Novianty, R., Sastrawibawa, S., & Prihadi, D. J. (2004). Identifikasi kerusakan dan upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di pantai utara Kabupaten Subang. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Peace, D., & Moran, D. (1994). The economic value of biodiversity. London: IUNC, Earthscan Publication.

Pratama, A., Agustriani, F., & Nurhadi. (2017). Valuasi ekonomi sumberdaya mangrove: studi kasus di SPTN I dan SPTN II, Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal, 9(2), 111–120.

Prayogi, H., Wijayanto, D., & Raysina, N. (2017). Kajian valuasi ekonomi hutan mangrove di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. In A. Wirasatriya, Suryanti, F. Kurohman, W. Teguh, Nirwani, R. A. K, …, & R. Hartati (Eds.), Aplikasi Iptek Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan, Mitigasi Bencana dan Degradasi Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau Pulau Kecil (pp. 47–54). Semarang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro & Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir serta Pertamina EP Asset 3 Tambun Field.

Priyambodo, A. W. (2017). Analisis willingness to accept petani dan willingness to pay konsumen sayuran organik di Batu, Malang, Jawa Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Purnobasuki, H. (2011). Ancaman terhadap hutan mangrove di Indonesia dan langkah strategis pencegahannya. Buletin PSL, 25, 3–6.

Rachmawati, D., Setyobudiandi, I., & Hilmi, E. (2014). Potensi estimasi karbon tersimpan pada vegetasi mangrove di wilayah pesisir Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Jurnal Omni-Akuatika, XIII (19)(November 2014), 85–91.

Ruitenbeek, H. J.(1992). Mangrove management an economic analysis of management options with a focus on Bintuni bay, Irian Jaya. EMDI Environmental Reports, 8.

Saru, A. (2014). Potensi ekologis dan pengelolaan ekosistem mangrove di wilayah pesisir. Bogor: IPB Press.

Setiawan, H. (2017). Persepsi dan sikap masyarakat terhadap konservasi ekosistem mangrove di pulau Tanakeke, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 14(1), 57–70.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, M. F. (2011). Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum (studi kasus DAS Cisadane Hulu). (Disertasi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wahyuni, Y. (2013). Valuasi total ekonomi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jakk.2019.16.2.117-132

Copyright (c) 2019 Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.