PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT AKIBAT TUMPAHAN PASIR NIKEL DI PERAIRAN TELUK BULI, HALMAHERA

Asiah Asiah, Arum Prajanti

Abstract


Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia sehingga pengelolaan hasil tambang nikel termasuk transportasi atau pengangkutan nikel dari dalam ke luar wilayah Indonesia perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kerugian baik materi, sosial maupun lingkungan. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat kualitas air laut di wilayah Teluk Buli, Halmahera sebagai akibat dari tumpahan pasir nikel yang diangkut oleh kapal yang mengalami pembebanan lebih sehingga menyebabkan kapal tenggelam di perairan tersebut. Metode yang digunakan dalam pemantauan ini adalah metode survei dan pengambilan sampel secara langsung. Lokasi dan titik pemantauan berdasarkan dugaan pencemaran tumpahan pasir nikel yang menyebar sesuai  pola sirkulasi arus laut,  yaitu di lokasi tumpahan, beberapa meter dari sumber tumpahan dan titik kontrol. Sampel dianalisis di laboratorium Pusarpedal dengan parameter : pH, Oksigen Terlaurt (DO), Total Padatan Tersuspensi (TSS), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Nikel (Ni) dan Timbal (Pb). Hasil pemantauan air laut dibandingkan dengan nilai baku mutu perundang-undangan lingkungan hidup Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 : 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, lampiran III (untuk Biota Laut). Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada semua lokasi pemantauan nilai parameter pH,  DO, TSS, Cu, Cd, Ni dan Pb masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Sedangkan kadar Zn pada semua lokasi pemantauan,  termasuk titik kontrol menunjukkan nilai diatas baku mutu, yaitu pada kisaran 0,062 – 0,069 mg/L. Kadar merkuri ditemukan diatas baku mutu  pada tiga lokasi yang relative dekat dengan tumpahan pasir nikel tersebut  dengan kisaran 0,0019 – 0,0081 mg/L. Sedangkan pada titik kontrol konsentrasi Hg < 0,0005 mg/L

 


Keywords


Pemantauan, tumpahan, pasir nikel, kualitas air laut, baku mutu air laut

Full Text:

PDF

References


(1) Barkas J., (2010), Drivers and risks for nickel demand, 7th International China Nickel Conference, Shanghai

(2) Anonim, Nikel Halmahera Terbesar Di Dunia. 2013. http://energitoday.com/2013/02/17/nikel-halmahera-terbesar-di-dunia. Diunduh tanggal 15 Nopember 2013

(3) Ilahude, 1999. Pengantar ke Oseanologi Fisika. LIPI. Jakarta.

(4) Ikawati, Yuni., dkk. 2001. Terumbu Karang Di Indonesia. Masyarakat Peduli Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi : Jakarta.

(5) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 : 2004 tentang Baku Mutu AirLaut, lampiran III (Untuk Biota Laut).

(6) Anonim. 2010. Cara penanggulangan logam. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/bioremoval_metode_alternatif_untuk_menanggulangi_pencemaran_logam_berat/. Diakses tanggal September 2013.

(7) Anonim, 2010.Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. http://www.ychi.org-ychi.org. Diunduh tanggal 18 September 2010.

(8) Widowati, Wahyuet al. 2008. Efek Toksik Logam: Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.

(9) Clarkson TW, Magos L, Myers GJ. 2003. The toxicology of mercury-current exposures and clinical manifestations.

(10) Darmono. 2010. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT. Pradnya Paramita

(11) Sunarto. 2006. Keanekaragaman Hayati Dan Degradasi Ekosistem Terumbu Karang. Bandung : Fakultas Ilmu Perikanan dan Kalautan, Universitas Padjajaran

(12) Sembiring, Amstrong. 2010. Bahayanya Limbah Tailing Yang Dilahirkan Dari Perusahaan Tambang. http ://Kompasiana.com. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2013.




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2014.8.2.69-77

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License