UTILIZING CROPPING CALENDAR IN COPING WITH CLIMATE CHANGE

Eleonora Runtunuwu, Irsal Las, Istiqlal Amien, Haris Syahbuddin

Abstract


Salah satu implikasi dari perubahan iklim adalah pergeseran waktu tanam yang tentunya mempengaruhi pola tanam dan produktifitas, terutama tanaman pangan. Untuk memandu petani menyesuaikan pola dan waktu tanam, maka analisis kalender tanam sangat diperlukan. Tujuan study ini adalah untuk mengembangka n peta kalender tanam tanaman padi di Jawa berdasarkan keragaman iklim (tahun basah, tahun normal dan tahun kering). Peta kalender tanam dikembangkan beberapa tahap, yaitu: (a) analisis waktu tanam eksisting, (b) analisis waktu tanam potensial, and (c) pembuatan peta kalender tanam. Analisis dilakukan dengan menggunakan data curah hujan harian dari tahun 1983 sampai dengan 2006, dan data realisasi tanam padi bulanan dari tahun 2003 sampai dengan 2005 untuk seluruh pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu tanam pada kondisi basah, normal dan kering. Waktu tanam tertinggi untuk musim tanam pertama (MT I) pada tahun basah hampir sama dengan kondisi normal yaitu pada Okt 2/Okt 3, sedangkan pada tahun kering terjadi pada Des 2/Des 3. Intensitas tanam juga bervariasi antar provinsi. Kondisi ini mengakibatkan distribusi input pertanian seperti benih dan pupuk harus dijadwalkan sesuai kondisi setempat. Agar perencanaan waktu tanam dapat dilakukan dengan mudah, informasi peta kalender tanam telah dipetakan dalam skala 1:250.000 pada skala kecamatan. Peta kalender tanam selanjutnya dikompilasi menjadi satu atlas yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi penyuluh dan petani di dalam penentuan kalender tanam

Keywords


waktu tanam, tanaman pangan, pulau Jawa

Full Text:

PDF

References


(1) E. Runtunuwu and Kondoh A. 2008. Assessing global climate variability and change under coldest and warmest periods at different latitudinal regions. Indonesian Journal of Agricultural Science 9(1), 7-18.

(2) R. Boer. 2007. Fenomena perubahan ikl im: Dampak dan s t r a t egi menghadapinya. Dipre-sentasikan pada Seminar Nasional Sumberdaya Lahan dan Lingkungan, Bogor, 8 November 2007.

(3) IPCC, 1992. Climate Change 1992: The Supplementary Report to the IPCC Scientific Assessment. J.T. Houghton, B.A. Callander and S.K. Varney, Eds., Cambridge. University Press, Cambridge, 200 pp.

(4) IPCC, 2007. Climate Change 2007: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, M.L. Parry, O.F. Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der Linden and C.E. Hanson, Eds., Cambridge University Press, Cambridge, UK.

(5) T. Zhang, Zhu, J., Yang X. and Zhang X. 2008. Correlation changes between rice yields in North and Northwest China and ENSO from 1960 to 2004. Agricultural and Forest Meteorology, 148(6-7), 1021-1033.

(6) H. Paeth, Scholten A., Friederichs P. and Hense A. 2008. Uncertainties in climate change prediction: El Niño- Southern Oscillation and monsoons. Global and Planetary Change, 60(3- 4), 265-288.

(7) V.W Keener, Feyereisen G.W., Lall U., Jones J.W., Bosch D.D. and Lowrance R. 2010. El-Niño/Southern Oscillation (ENSO) influences on monthly NO3 load and concentration, stream flow and precipitation in the Little River Watershed, Tifton, Georgia (GA). Journal of Hydrology, 381(3-4), 352-363.

(8) E. Runtunuwu dan Syahbuddin H. 2007. Perubahan pola curah hujan dan dampaknya terhadap potensi periode masa tanam. Jurnal Tanah dan Iklim, 26, 1-12.

(9) R.L Naylor, Battisti D.S., Vimont D.J., Falcon W.P. and Burke M.B. 2007. Assessing risks of climate variability and climate change for Indonesian rice agriculture. Proceedings of the NASA. PNAS 104(19), 7752-7757.

(10) Z. Q Jin and Zhu D. W. 2008. Impacts of changes in climate and its variability on food production in Northeast China. Acta Agronomica Sinica, 34(9), 1588-1597.

(11) Y. Masutomi, Takahashi K., Harasawa H. and Matsuoka Y. 2009. Impact assessment of climate change on rice production in Asia in comprehensive consideration of process/parameter uncertainty in general circulation models Agriculture. Ecosystems & Environment, 131(3-4), 281-291.

(12) I. Amien and Runtunuwu E. 2010. 14 Ecolab Vol. 5 No. 1 Januari 2011: 1 - 44 Capturing the Benefit of Monsoonal and Tropical Climate to Enhance National Food Security. Jurnal Penelitian dan Pengembangan 29(1): 10-18.

(13) N.V Viet, Liem N.V. and Giang N.T. 2001. “Climate change and strategies to be adapted in agriculture for sustainable development in Vietnam”. (http://sedac. ciesin.org, accessed on March 2010).

(14) D. Wiriadiwangsa. 2005. Pranata Mangsa, masih penting untuk pertanian. Tabloid Sinar Tani, 9 – 15 Maret 2005.

(15) Badan Pusat Statistik (BPS), Luas Tanam Padi Sawah Tingkat Kecamatan Pulau Jawa. Biro Pusat Statistik, Jakarta. 2003-2005.

(16) Badan Meteorologi dan Geofisika, 2006. Pemutakhiran prakiraan musim hujan 2006-2007 dan gejala cuaca ekstrim saat pancaroba. Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

(17) I. Las, Unadi A., Subagyono K., Syahbuddin H. dan Runtunuwu E. 2007. Atlas Kalender Tanam Pulau Jawa. Skala 1:1.000.000 dan 1:250.000. Balitklimat. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2011.5.1.1-14

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License