KUALITAS UDARA (PM10 DAN PM2.5) UNTUK MELENGKAPI KAJIAN INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Rita Rita, Diah Dwiana Lestiani, Esrom Hamonangan Panjaitan, Muhayatun Santoso, Hernani Yulinawati

Abstract


Penentuan kualitas udara ambien dengan parameter PM10 dan PM2.5 menggunakan Gent Stacked Filter Unit Sampler dapat diterapkan dalam melengkapi parameter untuk perhitungan kualitas udara yang merupakan bagian dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). IKLH merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu. Pada rumusan IKLH yang dipublikasikan oleh KLH sejak tahun 2009-2014, parameter yang digunakan untuk kualitas udara hanya SO2 dan NO2. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi parameter kualitas udara yang digunakan untuk perhitungan IKLH dengan menambahkan parameter PM10 dan PM2.5. Idealnya ada 5 parameter yaitu SO2, NO2, PM10, PM2.5, dan O3 yang mewakili perhitungan kualitas udara untuk IKLH. PM10 dan PM2.5 merupakan pencemar utama yang memberi dampak besar terhadap kesehatan manusia. WHO menetapkan nilai baku mutu tahunan 20μg/m3 untuk PM10 dan 10μg/m3 untuk PM2.5. Dengan data PM10 dan PM2.5 dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi parameter Indeks Kualitas Udara (IKU) dalam kajian IKLH mendatang. Penelitian ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan menggunakan AQI calculator di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali diperoleh kriteria “baik” bila hanya dengan parameter SO2 dan NO2. Namun bila ditambahkan parameter PM10 dan PM2.5 di keempat lokasi tersebut kriterianya menjadi “sedang”, kecuali Bali kriterianya tetap “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa PM10 dan PM2.5 merupakan parameter sensitif yang berperan dalam menentukan kriteria kualitas udara. Diharapkan dengan memasukkan parameter PM10 dan PM2.5 dapat diperoleh hasil IKU yang mendekati kondisi sebenarnya.


Keywords


IKLH, IKU, AQI calculator, partikulat, kriteria

Full Text:

PDF

References


(1) Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2013. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2013. Jakarta. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

(2) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014. Rencana Strategis 2015-2019.

(3) Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan. Rencana Strategis Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi-KLHK 2015-2019.

(4) Yulinawati, Hernani. Indeks Kualitas Udara. Bahan Diskusi. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti. 2015 Desember 4.

(5) Lohani BN. Environmental Quality Management. Thailand: South Asian Publishers, 1984.

(6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

(7) PUSARPEDAL-Kementerian Lingkungan Hidup. 2013. Buku Laporan Kajian Logam Berat Tahun 2013. Serpong-Tangerang Selatan.

(8) PUSARPEDAL-Kementerian Lingkungan Hidup. 2013. Pencemar Udara dan Sumber Bahan Pencemarnya. Bahan Presentasi pada Sosialisasi Passive Sampler, Palembang: 25 Juli 2013.

(9) Guttikunda S. Air Quality Index (AQI) Calculator. Diunduh 2015 September. Tersedia: http://www.urbanemissions.info/model-tools/aqi-calculator.html (10) World Health Organization. WHO Global Urban Ambient Air Pollution Database (update 2016). Geneva. Diunduh: 2016 Mei. Tersedia: http://www.who.int/phe/health_topics/outdoorair/ databases/cities/en/

(10) World Health Organization. WHO Global Urban Ambient Air Pollution Database (update 2016). Geneva. Diunduh: 2016 Mei. Tersedia: http://www.who.int/phe/health_topics/outdoorair/

databases/cities/en/




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2016.10.1.1-7

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License