Tren Deposisi Amonium di Serpong dan Bandung

Asri Indrawati, Retno Puji Lestari, Dyah Aries Tanti

Abstract


Konsentrasi amonium yang ada dalam air hujan dapat membentuk ion amonium yang berasal dari reaksi amonia dengan air hujan. Ion amonium memiliki faktor netralisasi terhadap nilai keasaman air hujan. Jika konsentrasinya cukup besar, deposisi amonium akan memberikan fenomena lingkungan yang beragam, seperti eutrofikasi dan pengasaman tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tren deposisi amonium secara temporal, baik bulanan, musiman maupun tahunan di Serpong dan Bandung. Data yang digunakan yaitu data rata-rata tertimbang konsentrasi ion amonium dalam air hujan tahun 2000–2018. Sampel air hujan dianalisis dengan menggunakan kromatografi ion  untuk mengetahui besarnya konsentrasi ion amonium, dilanjutkan dengan perhitungan fluks deposisi amonium dan menjalankan model Hybrid Single Particle Lagrangian Integrated Trajectory Model (HYSPLIT) untuk mengetahui trayektori polutan amonia untuk Serpong dan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan konsentrasi ion amonium dari tahun 2000 – 2018 untuk Serpong sebesar 2,64%, dengan konsentrasi tertinggi pada tahun 2013 sebesar 83 µmol/L. Sedangkan untuk Bandung mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 87,87% dengan konsentrasi terendah pada tahun 2010 sebesar 32 µmol/L. Karakteristik tren deposisi amonium bulanan menunjukkan kenaikan konsentrasi pada bulan Juli – Oktober. Pada musim penghujan, konsentrasi ion amonium lebih rendah bila dibandingkan dengan musim kemarau. Fluks deposisi amonium berfluktuasi setiap tahunnya dengan mengikuti pola curah hujan, dan mengalami kenaikan dari tahun 2000 – 2018 sebesar 35% untuk Serpong dan mencapai 272% untuk Bandung. HYSPLIT model menunjukkan trayektori polutan yang berasal dari wilayah Bali dan Nusa Tenggara untuk Serpong pada musim kemarau, sedangkan sumber polutan di Bandung, dapat berasal dari Australia. Pada musim penghujan, sumber polutan baik di Serpong maupun Bandung, berasal dari lautan.


Keywords


Deposisi; amonia; amonium; konsentrasi

References


Asman, W. A. H., & Hans A. van Jaarsveld. (1994). A variable-resolution transport model applied for NHχ in Europe. Atmospheric Environment. Part A. General Topics, 26(3), 445-464. doi:https://doi.org/10.1016/0960-1686(92)90329-J.

Báez A., R. B., R. García, H. Padilla, M.C. Torres. (2007). Chemical composition of rainwater collected at a southwest site of Mexico City, Mexico. Atmospheric Research, 86(1), 61-75. doi:https://doi.org/10.1016/j.atmosres.2007.03.005.

Bappeda. (2016). Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2016 – 2021. Retrieved from https://bappeda.tangerangselatankota.go.id/ uploads/perwal/3.pdf.

Behera, S. N., Sharma, M., Aneja, V. P., & Balasubramanian, R. (2013). Ammonia in the atmosphere: a review on emission sources, atmospheric chemistry and deposition on terrestrial bodies. Environ Sci Pollut Res Int, 20(11), 8092-8131. doi:10.1007/s11356-013-2051-9.

BPN. (2019). Cekungan Bandung. Retrieved from https://sifataru.atrbpn.go.id/kawasan/ Cekungan-Bandung.

Butler, T., Vermeylen, F., Lehmann, C. M., Likens, G. E., & Puchalski, M. (2016). Increasing ammonia concentration trends in large regions of the USA derived from the NADP/AMoN network. Atmospheric Environment, 146(Desember 2016), 132-140.

Chao, G., Zi-fa, W., & Gbaguidi, E. A. (2010). Ammonium Variational Trends and the Ammonia Neutralization Effect on Acid Rain over East Asia. Atmospheric and Oceanic Science Letters, 3, 120 - 126.

Conradie, E. H., Van Zyl, P. G., Pienaar, J. J., Beukes, J. P., Galy-Lacaux, C., Venter, A. D., & Mkhatshwa, G. V. (2016). The chemical composition and flukses of atmospheric wet deposition at four sites in South Africa. Atmospheric Environment, 146, 113. doi:10.1016/j.atmosenv.2016.07.033.

Du, E., de Vries, W., Galloway, J. N., Hu, X., & Fang, J. (2014). Changes in wet nitrogen deposition in the United States between 1985 and 2012. Environmental Research Letters, 9(9), 095004. doi:10.1088/1748-9326/9/9/095004.

Duan, L., Q. Yu, Q. Zhang, Z. Wang, Y. Pan, T. Larssen, J. Tang & J. Mulder. (2016). Acid deposition in Asia: Emissions, deposition, and ecosystem effects. Atmospheric Environment, 146, 55-69. doi:https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2016.07.018

EANET. (2010). Technical documents for wet deposition monitoring in East Asia. Niigata.

EANET. (2018). Data report of acid deposition in East Asia 2018. Retrieved from Niigata:

Keresztesi, A., Sandor, P., Ghita, G., Dumitru, F.D., Moncea, M.A., Ozunu, A. & Szep, R. (2018). Ammonium neutralization effect on rainwater chemistry in the basins of the Eastern Carpathians - Romania. Revista de Chimie, 69(1), 57-63.

Lestari, R. P., Nasution, R. I., Budiwati, T., Rachmawati, E., & Indrawati, A. (2018). Status deposisi basah di beberapa wilayah pemantauan di Indonesia periode 2008-2015. Ecolab, 12(2), 71-82.

Li, Y., Schwab, J. J., & Demerjian, K. L. (2006). Measurements of ambient ammonia using a tunable diode laser absorption spectrometer: Characteristics of ambient ammonia emissions in an urban area of New York City. Journal of Geophysical Research: Atmospheres, 111(D10). doi:10.1029/2005jd006275.

Liu, M., Huang, X., Song, Y., Tang, J., Cao, J., Zhang, X., . . . Zhu, T. (2019). Ammonia emission control in China would mitigate haze pollution and nitrogen deposition, but worsen acid rain. Proceedings of the National Academy of Sciences, 116(16), 7760-7765. doi:10.1073/pnas.1814880116.

Löflund, M., Kasper-Giebl, A., Stopper, S., Urban, H., Biebl, P., Kirchner, M., . . . Puxbaum, H. (2002). Monitoring ammonia in urban, inner alpine and pre-alpine ambient air. J Environ Monit, 4(2), 205-209. doi:10.1039/b109727j.

News, A. (2018). NSW bushfires: Bega, Ulladulla and Nowra fires downgraded but still out of control. Retrieved from https://www.abc.net.au/news/2018-08-15/bushfire-out-of-control-fire-near-ulladulla/10122034.

Nurlatifah, A., & Driejana, R. (2019). Penelusuran trajektori aerosol di kota Bandung menggunakan HYSPLIT-4 back trajectory model studi kasus: kejadian kabut asap tanggal 23-28 oktober 2015. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 20(2), 91-99.

Phan, N.-T., Kim, Ki-Hyun, Shon, Zang-Ho,Jeon, Eui-Chan,Jung, Kweon & Kim, Nam-Jin. (2013). Analysis of ammonia variation in the urban atmosphere. Atmospheric Environment, 65, 177–185. doi:10.1016/j.atmosenv.2012.10.049

Singh, S. P., Satsangi, Gursumeeran, Khare, Puja, Lakhani, Anita, Kumari, K. & Srivastava, S.S. (2001). Multiphase measurement of atmospheric ammonia. Chemosphere - Global Change Science, 3, 107-116. doi:10.1016/S1465-9972(00)00029-5.

Sumaryati. (2011). Polusi udara di kawasan cekungan Bandung. Berita Dirgantara, 12, 83-89.

Sumaryati. (2019). Aplikasi trayektori polutan untuk pengelolaan polusi udara. ANTASENA, 4, 15 - 17.

Sumaryati, A. Indrawati, D. A. Tanti. (2020). Kondisi Gradien temperatur terhadap proses pengenceran smog fotokimia di cekungan Bandung. Jurnal Teknologi Lingkungan, 21(2), 219 - 226.

Wang, Z., Akimoto, H., & Uno, I. (2002). Neutralization of soil aerosol and its impact on the distribution of acid rain over east Asia: Observations and model results. Journal of Geophysical Research: Atmospheres, 107(D19), ACH 6-1-ACH 6-12. doi:10.1029/2001jd001040.




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2020.14.2.147-156

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License