Distribusi Temporal Konsentrasi PM10 Menggunakan Alat Particle Plus EM-10000

Yoga Wahyu Utama

Abstract


Distribusi Temporal Konsentrasi PM10 Menggunakan Alat Particle Plus EM-10000. Tingkat polusi partikulat di Kota Bandung umumnya melebihi kualitas udara ambien nasional. Sektor transportasi menjadi sumber utama dalam pencemaran konsentrasi PM10 di Kota Bandung, dimana kendaraan bermotor menyumbang 70% pencemar partikulat (PM10). Faktor lain yang berpengaruh terhadap variabilitas temporal konsentrasi PM10 selain sumber emisi lokal adalah faktor meteorologi dan sumber regional yang berasal dari luar daerah Kota Bandung. Meteorologi dapat memengaruhi proses dispersi maupun difusi partikulat yang dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan konsentrasi PM10. Sumber regional juga memiliki peran terhadap variabilitas temporal konsentrasi PM10 karena secara substansial PM10 dapat terbawa dari tempat yang jauh melalui mekanisme long range transport. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa distribusi temporal konsentrasi PM10 di Itenas Bandung agar data yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir terjadinya paparan jangka pendek yang dapat menyebabkan risiko kesehatan. Konsentrasi PM10 bersumber dari pencemar lokal (transportasi) dan pencemar regional (luar daerah Kota Bandung) yang diidentifikasi dengan model HYSPLIT, serta pengaruh faktor meteorologi terhadap variabilitas temporal konsentrasi PM10. Pengukuran konsentrasi PM10 dilakukan selama 1 bulan (Juli 2020) di musim kemarau. Distribusi temporal konsentrasi PM10 menunjukkan pola bimodial di mana terdapat dua jam puncak yaitu pukul 8 pagi dan pukul 10 malam, variabilitas temporal yang terjadi disebabkan oleh transportasi, temperatur dan kecepatan angin. Sementara, kelembaban tidak memiliki pengaruh terhadap variabilitas temporal konsentrasi PM10 saat musim kemarau. Daerah yang dapat berpotensi menjadi sumber pencemar konsentrasi PM10 di Kota Bandung berasal dari daerah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung.



Keywords


PM10; Faktor Meteorologi; Distribusi Temporal; HYSPLIT

References


BPS. (2020). Kota Bandung Dalam Angka.

EPA. (2019). Particulate Matter (PM) Pollution. Retrieved from https://www.epa.gov/pm-pollution/particulate-matter-pm-basics#PM

Giri, D., Adhikary, P., & Murthy, V. (2008). The influence of meteorological conditions on PM10 concentrations in Kathmandu Valley.

Ismiyati, I., Marlita, D., & Saidah, D. (2014). Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 1(3), 241-248.

Karaca, F., Anil, I., & Alagha, O. (2009). Long-range potential source contributions of episodic aerosol events to PM10 profile of a megacity. Atmospheric Environment, 43(36), 5713-5722.

Lestari, P. (2003). Atmospheric particulate concentration measured in an urban area Bandung. pure and applied geophysics, 160(1-2), 107-116.

Lou, C., Liu, H., Li, Y., Peng, Y., Wang, J., & Dai, L. (2017). Relationships of relative humidity with PM 2.5 and PM 10 in the Yangtze River Delta, China. Environmental monitoring and assessment, 189(11), 582.

Matter, U. A. P. (2010). Origin, Chemistry, Fate and Health Impacts. In: by F. Zereini, CLS Wiseman (Heidelberg, Springer, Berlin, 2011).

Morawska, L., Vishvakarman, D., & Swanson, C. E. (2007). Diurnal variation of PM10 concentrations and its spatial distribution in the South East Queensland airshed. Clean Air and Environmental Quality, 41(4), 19-25.

Nurlatifah, A., & Driejana, R. (2019). Penelusuran Trajektori Aerosol Di Kota Bandung Menggunakan HYSPLIT-4 Back Trajectory Model Studi Kasus: Kejadian Kabut Asap Tanggal 23-28 Oktober 2015. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 20(2), 91-99.

Pohjola, M. A., Kousa, A., Kukkonen, J., Härkönen, J., Karppinen, A., Aarnio, P., & Koskentalo, T. (2002). The spatial and temporal variation of measured urban PM 10 and PM 2.5 in the Helsinki metropolitan area. Water, Air and Soil Pollution: Focus, 2(5-6), 189-201.

Saxena, P., & Naik, V. (2018). Air pollution: sources, impacts and controls: CABI.

Setiyo, H., & Sutrisno, E. (2009). Analisis Konsentrasi Particulate Matter 10 (Pm10) Pada Udara Diluar Ruang (Studi Kasus: Stasiun Tawang-Semarang). Teknik, 30(1), 44-48.

Turyanti, A. (2011). Analisis Pengaruh Faktor Meteorologi Terhadap Konsentrasi PM10 Menggunakan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Daerah Dago Pakar dan Cisaranten, Bandung) Analysis of The Influence of Meteorological Factors to PM10 Concentration Using. Agromet, 25(1), 29-36.

Unal, Y. S., Toros, H., Deniz, A., & Incekik, S. (2011). Influence of meteorological factors and emission sources on spatial and temporal variations of PM10 concentrations in Istanbul metropolitan area. Atmospheric Environment, 45(31), 5504-5513.

Wang, Y., Zhang, X., Sun, J., Zhang, X., Che, H., & Li, Y. (2015). Spatial and temporal variations of the concentrations of PM 10, PM 2.5 and PM1 in China. Atmospheric Chemistry & Physics, 15(23).

WHO. (2005). WHO Air quality guidelines for particulate matter, ozone, nitrogen dioxide and sulfur dioxide: global update 2005: summary of risk assessment.

Yadav, R., Sahu, L. K., Jaaffrey, S. N. A., & Beig, G. (2014). Temporal variation of Particulate Matter (PM) and potential sources at an urban site of Udaipur in Western India.




DOI: https://doi.org/10.20886/jklh.2021.15.1.45-52

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License