PProblematika Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Pemukiman Di Wilayah Kabupaten Bekasi

Lia Sekti Chrisnawati

Abstract


Problematika Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Pemukiman di  Wilayah Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi merupakan wilayah yang menjadi lokasi strategis untuk kegiatan industri. Hal ini berawal dari Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 yang menetapkan wilayah Bekasi sebagai salah satu wilayah pengembangan BOTABEK (Bogor-Tangerang-Bekasi) yang menjadikan Kabupaten Bekasi menjadi wilayah penyangga Provinsi DKI Jakarta dengan menetapkan Kabupaten Bekasi menjadi zona industri dan kawasan industri. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menarik bagi imigran untuk melakukan perpindahan penduduk dari daerah asal ke Kabupaten Bekasi yang mengakibatkan pembangunan perumahan juga semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi serta kebutuhan akan tempat tinggal. Studi kasus ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian serta menentukan upaya penanggulangan terhadap perubahan alih fungsi lahan. Adapun metode penelitian menggunakan pengumpulan data melalui pengkajian studi literatur. Hasil penelitian ini telah mengidentifikasi dampak langsung perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yaitu Berkurangnya hasil produksi beras (mempengaruhi ketahanan pangan), hilangnya lahan pertanian subur, hilangnya investasi dalam infrastruktur irigasi, kerusakan lansekap, meningkatkan pencemaran sungai dan air tanah, timbulnya bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan, dan kurangnya daerah resapan air. Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan pengendalian alih fungsi lahan dan program pelaksanaan pertanian perkotaan. Dengan terjadinya perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman diperlukan kebijakan dan program yang mendukung penataan kota yang berkelanjutan.


Keywords


Problematika Alih Fungsi Lahan; Lahan Pertanian; pemukiman; Kabupaten Bekasi

References


Alfredo Putra Pratama, Sri Wahyuni, & Agus Wahyudi. (2021). Pemberdayaan masyarakat dalam sistem pertanian Minapadi di Desa Banjarasri Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Aplikasi Administrasi: Media Analisa Masalah Administrasi, 22, 60–73. https://doi.org/10.30649/aamama.v24i1.56.

Alifyah, S., & Mardiansjah, F. (2020). Transformasi wilayah kabupaten Demak Sebagai kawasan pinggiran di dalam proses metropolitanisasi Semarang. Universitas Diponegoro, 2504, 1–9.

Anjani V. 2010. Dinamika Penggunaan Lahan dan Penataan Ruang Kabupaten Bekasi.Pertanian [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ansori. (2015). Institut Teknologi Nasional. Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.

Ardi, R. D., & Agustina, I. H. (2016). Kajian alih fungsi lahan pertanian terhadap swasembada beras di Kabupaten Bekasi. Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota, 1, 121–128. http://karyailmiah. unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/3263.

Bappeda Kabupaten Bekasi. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 12 Tahun 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2011 - 2031, 1–73.

Bappeda Kabupaten Bekasi. (2021). Gambaran umum kondisi daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bekasi, II 1-193. https://magelangkab.go.id/images/ dokumen/gambaran.pdf

Cahya, D. (2014). Kajian peran pertanian perkotaan dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan (Studi Kasus: Pertanian tanaman obat keluarga di Kelurahan Slipi, Jakarta Barat). Forum Ilmiah, 11(3). https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/view/1081.

Danugroho, A. (2022). Urgensi peran masyarakat perkotaan dalam program “Urban Farming” sebagai daya dukung ketahanan pangan di masa pandemi. Jurnal Paradigma: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana Indonesia, 3(1), 15–22.

Darajat, M. A., & Asyiawati, Y. (2023). Kajian dampak alih fungsi lahan sawah terhadap struktur mata pencaharian masyarakat di kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning, 3(2), 598–605. https://doi.org/10.29313/bcsurp.v3i2.8706.

Fauzi, A. R., Ichniarsyah, A. N., & Agustin, H. (2016). Pertanian perkotaan: Urgensi, peranan dan praktik terbaik. Jurnal Agroteknologi, 10(01), 49–62.

Hidayat, S. I. (2008). Analisis Konversi Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur. 2(3).

Iftisan, M. (2016). Penerapan program urban farming di RW 04 Tamansari Bandung. Jurnal Reka Loka, 1(1), 1–12

Isa, I. (2006). Strategi Pengendalian fungsi lahan pertanian. National Agrarian Agency, 1–16

Nuryaman, H. (2017). Tren alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian “Faktor dan Alternatif Kebijakan“. Seminar Nasional Hasil Penelitian Agribisnis I Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Komoditas Pertanian, 1(1), 577–583. https://www.researchgate.net/publication/323445493.

Prihatin, R. B. (2015). Alih fungsi lahan di perkotaan (Studi kasus di kota Bandung dan Yogyakarta). Aspirasi, 6(2), 107–107.

Ruslan Diwiryo. (1980). BAB II - Tata Ruang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25.

Susetyo, A., & Musiyam, M. (2018). Perubahan orientasi penggunaan rumah tinggal di Desa Bangunharjo dan Panggungharjo. 1–23. https://eprints.ums.ac.id/61150/.

Yudhistira, M. D. (2013). Analisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara ). 5.

Zuhri, M. (2018). Alih fungsi lahan pertanian di Pantura Jawa Tengah (Studi Kasus Kabupaten Brebes). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 16(1), 119–130. https://doi.org/10.36762/litbangjateng.v16i1.756.




DOI: https://doi.org/10.59495/jklh.2023.17.2.95-104

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Ecolab

This Journal Index by:

  

 

 

  

e-ISSN: 2502-8812, p-ISSN: 1978-5860
Ecolab is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License