PERANAN PENERAPAN AGROFORESTRY TERHADAP HASIL AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE
Abstract
Agroforestry merupakan alternatif penggunaan lahan terdiri dari campuran tanaman keras, tanaman semusim dan ternak. Agroforestry memiliki fungsi yang menyerupai tutupan hutan dibandingkan dengan pertanian, perkebunan dan lahan kosong. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan agroforestry terhadap hasil air dibandingkan penggunaan lahan hutan dan penggunaan lahan lain di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane. Penelitian ini memanfaatkan model SWAT. SWAT adalah model prediksi DAS yang didasarkan neraca air. Hasil penelitian menunjukkan, penerapan pola agroforestry pada lahan tegalan mampu menaikkan base flow sebesar 11,9 m3/dt dan mampu menurunkan debit peak surface flow sebesar 4,02 m3/dt. Di samping itu, penerapanagroforestry mampu menurunkan konsentrasi sedimen 90,47 mg/l.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arnold, J.G., J.R., Kiniry, and J.R., Williems. 2005. Soil and Water Assessment Tool Theoretical Documentation version 2005. Agricultur Research Servic US. Texas. [terhubung berkala].http://www.http. brc.tamus.edu/swat/document. html [31 Oktober 2008].
Balai Pengelolaan DAS Ciliwung Cisadane, 2002. RTL RLKT DAS Cisadane. Dirjen RLPS . Departemen Kehutanan. (tidak dipublikasikan).
Junaidi, E. 2009. Kajian Berbagai Alternatif Perencanaan Pengel olaan DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT. Thesis Pascasarjana IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Luis. F. Leon. 2007. Map Window Interface for SWAT (MWSWAT). [terhubung berkala]. Http://www.waterbase.org/ document.html [5 Mei 2008].
Mulyana, N. 2000. Pengaruh Hutan Pinus (P. merkusii) terhadap Karekteristik Hidrologi di sub DAS Ciwulan Hulu KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Thesis Pascasarjana IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Purwanto, E. dan J. Ruitjer. 2004. Hubungan antara Hutan dan Fungsi DAS. Dampak Hidrologi Hutan, Agro- forestri dan Pertanian Lahan Kering sebagai Dasar Pemberian Imbalan Kepada Penghasil Jasa Lingkungan. Prosiding Lokakarya di Padang, Singkarak, Sumatera Barat, Indo- nesia. World Agroforestry Center.
Santhi, C., Arnold, J.G., Williams, J.R., Dugas, W.A., Srinivasan, R., Hauck, L.M., 2001. Validation of the SWAT model On A large river basin with point and nonpoint sources, J. Amer. Water Resour. Assoc. (JAWRA), Vol.37, No.5, pp. 1169-1188. [terhubung berkala] . http://www.brc.tamus.edu/swat/document.html [29 April 2011].
S.R. Neitsch, JG. Arnold, JR. Kiniry, R. Srinivasan and JR. Williems. 2005. Soil and Water Assessment Input/ Output File Documentation version 2005. Agricultur Research service US. Texas. [terhubung berkala]. http://www. Http.brc.tamus.edu/ swat/document.html [31 Oktober 2008].
Suhara, E. 2003. Hubungan Populasi Cacing Tanah dengan Porositas Tanah pada Sistem Agroforestri berbasis Kopi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. (Tidak dipublikasikan).
Suprayogo, D., Widianto, Purnomosidi, P., Widodo, R. H., Rusiana, F., Aini, Z. Z., Khasanah, N. dan Kusuma, Z. 2004. Degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat alih guna lahan hutan menjadi sistem kopi monokultur: kajian perubahan makroporositas tanah. Agrivita 26 (1):60-68.
Vertessy, R.A. 2000. Impacts of Plantation forestry on Catchment Runoff. Proceeding of a National Workshop, 20-21 JULY 2000, Melbourne. RIIRDC Publication No 01/20.
Widianto, D., Suprayogo, H. Noveras, R.H. Widodo, P. Purnomosidhi dan M.V. Noordwijk. 1995. Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian: Apakah Fungsi Hutan dapat Digantikan Sistem Kopi Monokultur.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta dari Jurnal Penelitian Agroforestry (JPAG)
pISSN : 2355-6366
JPHH dibawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International