PERTUMBUHAN TUJUH PROVENAN SENGON (Falcataria mollucana) PADA TIGA JARAK TANAM

Ary Widiyanto, M. Siarudin, Encep Rachman

Abstract


Sengon merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang paling banyak dibudidayakan dengan pola Agroforestry oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Sebagai komponen pohon dalam sistim agroforestry, informasi mengenai pertumbuhan (riap) tanaman Sengon merupakan salah satu parameter penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tujuh provenan Sengon umur 7 tahun yang terdiri dari provenan Biak, Wamena, Candiroto, Kediri, Suban, Wonogiri dan Ciamis. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa provenan Biak memiliki rata-rata pertumbuhan (riap) tinggi terbesar yaitu 3,91 m/tahun, provenan Ciamis memiliki rata-rata pertumbuhan (riap) diameter terbesar yaitu 5,20 cm/tahun. Jarak tanam 2 m x 4 m memberikan hasil pertumbuhan tinggi dan diameter terbaik. Hasil analisis sidik ragam menunjukan jarak tanam berpengaruh sangat nyata pada dbh dan tinggi pohon Sengon. Sebaliknya provenan tidak berpengaruh terhadap pertumbuham dbh dan tinggi.


Keywords


Pertumbuhan; Sengon; Provenan; Jarak tanam

Full Text:

PDF

References


Adlard, P.G., 1992. Research strategy for Monitoring Tree Growth and Site Change. Dalam I.R. Clader, R.L. Hall and P.G. Adlard (ed) Growth and Water Use of Forest Plantations. John Willey & Sons. New York. Page 48-62.

ERDB (Ecosystems Research and Development Bureau). 2010. Entry and Citation Traditional and Emerging Species for Furniture and Handicraft Industries. ERDB, College, Laguna. 206 p.

Krisnawati, H., E.Varis., M. Kallio dan M.Kanninen. 2011. Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR. Bogor.

Martawijaya, A., Kartasujana, I., Mandang, Y.I., S.A. Prawira dan K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor, Indonesia.

Mawazin dan H. Suhaendi. 2008. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan Diameter Shorea parvifolia Dyer. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Vol. 5 No. 4 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Badan Litbang Kehutanan , Departmen Kehutanan.

Hani, A. dan M.Y. Mile. 2006. Uji Silvikultur Sengon Asal Tujuh Sumber Benih. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Vol. 3 No. 2 2006, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Badan Litbang Kehutanan, Departmen Kehutanan.

Heyne, K. 1987. Paraserianthes falcate.Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Hal 869-870.

Martawijaya. A. dan I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis- Jenis Kayu Indonesia. Publikasi Khusus No. 41. LPHH, Bogor.

Mile, M.Y. dan M. Siarudin. 2007. Potensi biomas dan stok karbon hutan rakyat Sengon, pada beberapa tipte tapak dan implikasinya dalam pemanfaatan jasa lingkungan perdagangan karbon. Prosiding Hasil penelitian hutan rakyat. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis, Puslitbang Hutan Tanaman, Badan Litbang Kehutanan, Bogor.

Prodan, M. 1968. Forest Biometrics.Pergamon Press. Oxford. London.

Schonau, A.P.G. and J. Coetzee. 1989. Initial Spacing, Stand Density and Thinning in Eucalypt Plantations. Forest Ecology and Management Journal. Vol 29. Elsevier Science Publisher B.V., Amsterdam. Netherland. Page 245-266.

Soerianegara, I. dan R.H.M.J Lemmens. 1993. Plant resources of South-East Asia 5(1): Ti mber trees: major commercial timbers. Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, Belanda.

Sumarna, K. 1961. Tabel Tegakan Normal Sementara untuk Albizia falcataria. Pengumuman No. 77. Lembaga Penelitian Kehutanan, Bogor, Indonesia.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Hak cipta dari Jurnal Penelitian Agroforestry (JPAG)
pISSN : 2355-6366
JPHH dibawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International