Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi

Deddy Dwi Nur Cahyono, Rayan Rayan

Abstract


Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi.  Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang  semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.


Keywords


pasak bumi; populasi; pertumbuhan tinggi; pertumbuhan diameter

References


Acep, U., Sumidi, Andriana, A., Nisa, Z., Annurahim, Kabanga, Y., … Fatmasari, A. (2014). Statistik Taman Nasional Kutai 2013. Balai Taman Nasional Kutai. Bontang.

Achmadi, S. S. (2009). Strategi Pengembangan Biofarmaka Kehutanan Pelajaran Terpetik dari Kalimantan Timur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Bogor.

Adinugroho, W.C., Setiabudi, D., Gunawan, W., Atmoko, T., & Noorcahyati. (2007). Potensi dan Hambatan Pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Penelitian Samboja. In Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi Biodiversitas Menuju Hutan Lestari (pp.108–118). Samboja: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Samboja.

Bhat, R., & Karim, A. A. (2010). Tongkat Ali (Eurycoma longifolia Jack) : A. Review on its Ethnobotany and Pharmacological Importance. Fitoterapia, 81, 669–679.

Cahyono, D. D. N., & Rayan. (2012). Perbandingan Semai Empat Provenans Shorea gysbertsiana Burck di Persemaian. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6(1), 67–73.

Effendy, N. ., Mohamed, N., Muhammad, N., Mohamad, I. N., & Shuid, A. N. (2012). Eurycoma longifolia : Medicinal Plant in the Prevention and Treatment of Male Osteoporosis due to Androgen Deficiency (Review). Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 1–9.

Hady, M. L., & Kurniawan, A. . (2013). Pemasaran Pasak Bumi di Kalimantan. Retrieved May 12, 2013, from www.pasakbumikalimantan.com

Mashudi, Pudjiono, S., Rayan, & Sulaeman, M. (2012). Pengaruh Asal Populasi dan Pohon Induk Terhadap Pertumbuhan Bibit Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq) Sebagai Materi Untuk Perbanyakan Klonal. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6(2), 97–109.

Padua, L. S. de (University of the P., Bunyapraphatsara, N (Mahidol University, B., & Lemmons, R. H. M. J. (Wageningen A. U. (1999). Plant Resources of South-East Asia No. 12: Medicinal and Poisonous Plants 1. (L. S. de (University of the P. Padua, B. Bunyapraphatsara, N (Mahidol University, & R. H. M. J. (Wageningen A. U. Lemmons, Eds.). Leiden, The Netherlands: Backhuys Publishers. https://doi.org/10.1021/np990726c

Putri, A. . (2008). Pengaruh Media Organik Terhadap Mutu Bibit Cendana. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 2(1), 1–8.

Rayan, Suastati, L., Armansah, & Supriadi. (2010). Budidaya Tumbuhan Obat Jenis Pasak Bumi (Eurycoma sp) Pada Ekosistem Hutan Dipterocarpaceae. Samarinda.

Rifai, M. A. (1992). Eurycoma longifolia Jack. Tiga Puluh Tumbuhan Langka Indonesia. Floribunda, 2.

Rohandi, A., & Widyani, N. (2010). Pertumbuhan Tiga Provenans Mahoni Asal Kostarika. Tekno Hutan Tanaman, 3(1), 7–11.

Rosmaina, Zulfahmi, Sutejo, P., Ulfiatun, & Maisupratina. (2015). Induksi Kalus Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) Melalui Eksplan Daun dan Petiol. Jurnal Agroteknologi, 6(1), 33–40.

Soekotjo. (2004). Regime Silvikultur : Upaya Untuk Merehab dan Meningkatkan Potensi Hutan Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Steel, R. G. ., & Torrie, J. H. (1995). Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudrajat, D. J., Bramasto, Y., Siregar, I. Z., Siregar, U. J., Mansur, I., & Khumaida, N. (2014). Karakteristik Tapak, Benih dan Bibit 11 Populasi Jabon Putih (Anthocepalus cadamba Miq). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 11(1), 31–44.

Suharti, T., Y., B., & Yuniarti, N. (2013). Kajian Pengembangan Tanaman Obat Dalam Sistem Agroforestri. In Prosiding Seminar Agroforestri 2013. Kerjasama Balai Penelitian Teknologi Agroforestry-Fak. Pertanian Univ. Brawijaya-World Agroforestry Centre-Masyarakat Agroforestri Indonesia (pp. 66–71).

Susilawati, A., Supriyanto, Siregar, I. Z., & Subiakto, A. (2012). Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) Melalui Stek Pucuk. FORESTA Indonesian of Jurnal Forestry, 1(1), 25–29.

Susilowati, A. (2008). Teknik Perbanyakan dan Kekerabatan Genetik Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack). Thesis (Tidak dipublikasikan). Pascasarjana IPB Bogor.

Tedifa. (2009). Akar Pasak Bumi Cegah Kerusakan Hati. Institut Pertanian Bogor . Bogor.

Zobel, B. J., & Talbert, J. T. (1984). Applied Forest Tree Improvement. Canada: John Willey and Sons, Inc. Canada.

Zuhud, E. A. M., & Hikmat, A. (2009). Hutan Tropika Indonesia sebagai Gudang Obat bahan alam bagi kesehatan mandiri Bangsa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Bogor.

Zuraida, A., L., & Nuroniah, H. S. (2009). Perkembangan Biofarmaka Kehutanan. In Bunga Rampai Biofarmaka Kehutanan Indonesia dari Tumbuhan Hutan Untuk Keunggulan Bangsa dan Negara. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jped.2016.2.2.67-72

Copyright (c) 2016 Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Published by: Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Hidup

Address: Street A. Wahab Syahrani No.68, Sempaja, Samarinda, East Kalimantan, Indonesian

Phone: 0541-206364 | Faximile: 0541-742298

Website: http://www.diptero.or.id

Email: publikasidiptero@gmail.com

 

 

Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Indexed By:

      

   

 

 

Copyright © 2018 | Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Creative Commons License
The JPED is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.