PERBEDAAN SIFAT FISIS-MEKANIS DAN ANATOMI KAYU TUSAM (Pinus merhusii) STRAIN TAPANULI DAN STRAIN ACEH

Gunawan Pasaribu

Abstract


Tusam (Pinus merkusii) merupakan salah satu jenis tanaman endemik pulau Sumatera yang tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara dan Kerinci. Di pulau Jawa, tusam dibudidayakan oleh Perum Perhutani. Tusam memiliki tiga strain antara lain strain Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Strain Tapanuli memiliki banyak persamaan dengan strain Kerinci. Strain yang cukup banyak informasinya adalah yang berasal dari Aceh. Strain Tapanuli dan Kerinci relatif belum banyak informasinya. Tulisan ini memaparkan perbedaan karakteristik kayu strain Tapanuli dan Aceh. Strain Tapanuli memiliki batang lebih lurus, kulit lebih tipis dan percabangan yang minimal dibandingkan dengan strain lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis kayu strain Aceh berbeda dengan strain Tapanuli, sebagai berikut :  Berat jenis kayu strain Aceh 0,54 sedangkan berat jenis strain Tapanuli 0,48. Penyusutan volumetrik strain Aceh 7,89% sedangkan strain Tapanuli 12,38%, oleh sebab itu stabilitas dimensi strain Tapanuli akan lebih baik dari strain Aceh.


Keywords


Pinus merkusii; strain Tapanuli; strain Aceh; karakteristik kayu

References


Abdurachman, A.J. dan S. Karnasudirdja. 1982. Sifat pemesinan kayu-kayu Indonesia. Laporan No. 160. Balai Penelitian Hasil Hutan, Bogor.

Anonim, 1974. Standard method of conducting machining tests of wood and wood-base materials. Annual Book of ASTM. Philadelpia.

__________. 2003. Menikmati Hutan Pinus "Strain" Kerinci. Harian Kompas edisi Sabtu, 20 September 2003.

Balfas, J. 2000. Perbandingan karakteristik Pinus ookarpa dan Pinus merkusii. Ekspose Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar. 4 Maret 2000. BPK. Pematang Siantar.

Butarbutar, T., Rush M.S.H. dan Pidin M. 1998. Evaluasi pertumbuhan tanaman Pinus merkusii di Aceh Tengah. Buletin Penelitian Kehutanan 13 (4): 329-358 BPK Pematang Siantar, Balitbang Kehutanan.

Harahap, R.M.S. 2000. Keragaman sifat dan data ekologi populasi alam Pinus merkusii di Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Prosiding Seminar Nasional Status Silvikultur tgl : 1-2 Desember 1999, hal. 216-227. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Haygreen, J.G. and J.L. Bowyer. 1985. Forest products and wood science. Fourth ed. Ames. Iowa. The Iowa State University Press.

Karnasudirdja, S., K. Sofyan, dan R. Kusumodiwiryo. 1974. Pedoman pengujian sifat fisik dan mekanik kayu. Publikasi Khusus No. 20. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

Mandang, Y.I. 1997. Seri manual : Pedoman identifikasi jenis kayu di lapangan. Prosea Network Office. Yayasan Prosea Bogor.

Matawijaya, I. Kartasujana, K.Kadir dan S.A. Prawira. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor

Sass,J. E. 1958. Botanichal mikroteknique 3rd ed. The Iowa State University Press, Ames IOWA. Iowa227pp.

Suhaendi, H. 2000. Pola pewarisan genetik sifat-sifat kayu Pinus merkusii strain Tapanuli dan strain Aceh. Prosiding Diskusi Peningkatan Kualitas Kayu. Bogor, 24 Pebruari 2000. Pusat Penelitian Hasil Hutan. Balitbang Kehutanan. Departernen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta. Hlm: 241-260.

__________. 2005. Kajian konservasi Pinus merkusii strain Tapanuli di Sumatera. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol. 2 No.1, Maret 2005. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Hlm: 45-57




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2008.26.2.166-173

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.