PENGARUH CARA PENYULINGAN TERHADAP SIFAT MINYAK POHON WANGI

Zulnely Zulnely

Abstract


Pohon wangi (Melaleuca bracteata F. Muell.) termasuk famili Myrtaceae banyak tumbuh di negara bagian Queensland (Australia), merupakan salah satu pohon penghasil minyak atsiri. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan nama “daun wangi” tetapi masyarakat belum banyak mengenal baik bentuk pohon maupun manfaatnya, sehingga potensi dan manfaatnya belum tergali secara optimal. Di Australia jenis ini terkenal dengan nama Black Ti-tree, River Ti-tree, atau Black Tea-tree. Minyak ini dapat digunakan sebagai campuran dalam industri wangi-wangian dan atraktan karena mengandung methyl eugenol lebih dari 70%, sehingga mempunyai bau yang lebih menyengat dibanding methyl eugenol yang dijual di pasar. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini menyajikan hasil pencermatan pendahuluan cara penyulingan daun pohon wangi serta sifat minyaknya. Penyulingan daun tersebut menggunakan dengan dua cara yaitu sistem rebus dan sistem kukus. Minyak atsiri hasil penyulingan dianalisa rendemen dan sifat fisiko kimianya. rendemen minyak berkisar 2,02 - 2,12%; bobot jenis 1,0271 - 1,0361; indeks bias 1,5196 - 1,5216; bilangan asam 0,57 - 0,92; bilangan ester 17,77 - 15,72 dan methyl eugenol merupakan komponen utama minyak. Perbedaan cara penyulingan (rebus dan kukus) tidak mempengaruhi rendemen dan sifat fisiko kimia minyak. Cara rebus menghasilkan minyak atsiri dengan kandungan methyl eugenol (78%) lebih tinggi daripada cara kukus (50%).


Keywords


Pohon wangi; daun; cara penyulingan; minyak atsiri; rendemen dan sifat fisiko kimia; metil uegenol

References


Asman, A. 2004. Daun wangi si pemikat serangga. SALAM. Majalah Pertanian berkelanjutan Majalah yang diterbitkan atas kerja sama ILEIA The Netherlands dan VECO Indonesia. Balittro. Bogor

Boedhowie dan S. Pranggonowati. 1983. Petunjuk praktek pengawasan mutu hasil pertanian jilid II. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Beadle, N.C.W. 1981. The vegetation of Australia. Cambridge University Press, Cambridge. 690p.

Brophy, J.J., D.J. Boland and E.V. Lassak. 1989. Leaf essential oils of Melaleuca and Leptospermum species from tropical Australia. In: Boland, D.J. (ed.) Trees for the tropics, 193-203. ACIAR Monograph no 10. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra.

Harris, R. 1987. Tanaman minyak atsiri. Penebar Swadaya, Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia jilid II. Badan Litbang Kehutanan, Yayasan Sarana Wanajaya, Jakarta.

Ketaren, S. 1985. Pengantar teknologi minyak atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.

Ketaren, S. 1997. Minyak atsiri bersumber dari daun. Agro Industri Press. IPB, Bogor.

Wiyono, B., Hartoyo dan P. Hastoeti. 2000. Sifat dasar minyak keruing dan kemungkinan penerapan baku mutunya. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 18 (2) 123-135. Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2008.26.1.95-104

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.