SIFAT DAN KUALITAS PENGERINGAN LIMA JENIS KAYU DARI KEBUN RAYA BOGOR

Efrida Basri, Sri Rulliaty, Saefudin Saefudin

Abstract


Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas pengeringan lima jenis kayu koleksi Kebun Raya Bogor yang tumbang pada bulan Juni 2006 serta mengaitkannya dengan sifat fisis dan anatomis kayu tersebut. Kelima jenis kayu tersebut adalah bayur (Pterospermum celebicum Miq.), belangeran (Shorea belangeran (Korth.) Burck), kayu darah (Myristicacelebica (Mill.) W.J.de Wilde), membacang (Mangifera altissima Blanco) dan ulin (Eusyderoxyion zwageryTeijsm & Binn). Pengujian sifat kayu meliputi sifat fisis dan anatomi kayu. Pengujian kualitas pengeringan dilakukan menggunakan metode pengeringan suhu tinggi (suhu 100° C). Hasil penelitian menunjukkan kualitas pengeringan kayu ditentukan oleh sifat fisik dan anatomi kayu. Kayu yang mempunyai berat jenis tinggi memiliki tingkat penyusutan lebih besar dibandingkan dengan kayu yang mempunyai berat jenis rendah, sehingga mudah mengalami pecah dalam pada waktu dikeringkan. Sifat anatomi yang berperan pada waktu kayu dikeringkan antara lain arah serat, bentuk parenkim, bentuk dan lebar jari-jari, ukuran pori dan ada atau tidaknya tilosis atau endapan amorf dalam pembuluh. Dari kelima jenis kayu yang diteliti, kualitas pengeringan terbaik diperoleh pada kayu bayur dan membacang sedangkan kualitas pengeringan terburuk terdapat pada kayu ulin.


Keywords


Sifat anatomi; sifat fisis; kualitas pengeringan; kayu Kebun Raya Bogor

References


Anonirn. 1994. Standard methods of testing small clear specimens of timber. In Annual Book of ASTM Standard Vol. 4, Sec. 4. Construction. Philadelphia.

Astuti, LP., L.P. Soewilo, T.D. Said dan R.N.A. Kosasih. 2001. An alphabetical list of plant species cultivated in the Bogor Botanical Garden. CV Riza Graha Jaya Bogor. pp. 9

Basri, E. dan K. Hayashi. 1999. Percobaan pembuatan bagan pengeringan kayu mangium di Laboratorium Pengeringan Kayu, Ehime University. Matsuyama, Japan (manuskrip).

Basri, E. 2005. Mutu kayu mangium dalam beberapa metode pengeringan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 23(2):119-129. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

Basri, E., D. Rohadi, T. Priadi dan I. Wahyudi. 2004. The alleviation of discoloration in teak (Tectona grandis L.f.) wood through drying and chemical treatments. Jurnal IPTEK Kayu Tropis Vol. 2 (1 ): 57-61. Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia. Bogor.

Bramhall, G. dan R.W Wellwood. 1976. Kilndrying of western Canadian lumber. Canadian Forestry Service.Western Forest Products Laboratory. Vancouver, British Columbia.

Chafe, S.C. 1990. Effect of brief prestearning on shrinkage, collapse and other wood-water relationships in Eucalyptus regnans F. Muell. Wood Sci. Technology 24: 311-326. Berlin.

Charrier, B. dan J.P. Haluk. 1992. Prevention of brown discoloration in European Oak wood occurring during kiln drying by a vacuum process: Colorimetric comparative study with a traditional process. Holz als Roh-und Werkstoff 50: 433-437.

Kobayashi, Y 1986. Cause of collapse in western red-cedar. Mokuzai Gakkaishi 32 (10): 846-847. Japanese Wood Researcher Society. Tokyo.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S.A. Prawira. 2005. Atlas kayu Indonesia Jilid II: 91-95. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Bogor. Edisi revisi.

Oey Djoen Seng. 1990. Berat jenis kayu Indonesia dan pengertian beratnya kayu untuk keperluan praktek. Pengumuman No. 11, Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor. Cetak ulang.

Panshin, A.J. dan C. De Zeeuw. 1969. Text book of wood technology, 3rd. McGraw-Hill Book Co.New York. pp 150-197.

Perre, Patrick. 2001. The drying of wood: the benefit of fundamental research to shift from improvement to innovation. Proceeding Of the r: International IUFRO Wood

Drying Conference July9-13,2001. Tsukuba,Japan. pp. 2-13.

Rasmussen, E.F. 1961. Dry Kiln Operator's Manual. U.S. Department of Agriculture. Agric. Handbook 188.

Reeb, J.E. 2007. Drying wood. Website: http://www.ca.uky.edu/agc/pubs/for/for55/for55.htm. Diakses pada tanggal 13 Februari 2007.

Sass, J.E. 1958. Botanical Microtechnique. 3n1. The Iowa Univ. Press, Ames. Iowa.

Siau, J.F. 1971. Flow in wood. Syracuse Univ. Press. New York. pp. 1-67. Susetyo, S.B. 2006. Kebun Raya Bogor (KRB) rusak berat. Harian Kompas terbitan 3 Juni 2006. PT Gramedia. Jakarta.

Terazawa, S. 1965. An easy methods for the determination of wood drying schedule. Wood Industry Vol. 20 (5), Wood Technological Association of Japan.

Wang, Z., E.T. Choong dan VK. Gopu. 1994. Effect of prestearning on drying stresses of red oak using a coating and bending method. Wood and Fiber Science 26 (4): 527-535.

Wheeler, E.a., P. Baas dan E. Gasson. 1989. IAWA list of microscopic features for hardwood identification. IAWA Bulletin. NS. 10 (3): 219-332.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2007.25.3.256-265

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.