PEMBUATAN MINYAK CENDANA DENGAN CARA PENYULINGAN UAP LANGSUNG

Erik Dahlian, Hartoyo Hartoyo

Abstract


Penelitian pembuatan minyak cendana dengan menggunakan destilasi uap langsung dibahas dalam tulisan ini. Tujuan  penelitian ini untuk menemukan kondisi optimum perlakuan bahan baku dan lama penyulingan untuk menghasilkan rendemen minyak yang tertinggi dan kualitasya yang baik.

Perlakuan terhadap ukuran partikel kayu yang digunakan ada 3 macam  masing-masing lolos saringan 40 mesh, tertahan saringan 40 mesh dan campuran partikel kayu dari  50 persen lolos  40  mesh dan 50 persen tertahan 40  mesh. Proses destilasi untuk setiap perlakuan dilakukan selama  25 jam di dalam alat gelas yang berkapasitas 500 gr  contoh dalam  bentuk serbuk.

Hasil penelitian menunjukan bahwa,  perlakuan  ukuran partikel dan lama penyulingan memberikan  pengaruh terhadap rendemen minyak. Rendemen minyak  tertinggi  adalah  2,25 persen diperoleh  dari hasil penyulingan selama 21  jam terhadap campuran 50 persen partikel kayu  berukuran lolos saringan  40 mesh dan 50 persen  tertahan saringan 40 mesh. Besarnya rendemen    tersebut setara  dengan  rendemen minyak cendana yang diproduksi dari pabrik minyak  cendana di Kupang  yaitu berkisar 2-3 persen.

Analisis  fisiko-kimia minyak  cendana menunjukkan hasil  sebagai  berikut  :  kadar  total santalol sebesar 93,32 persen, berat jenis  0,9729, indek  bias 1,5006, bilangan asam 4,94, bilangan  ester 6,35, bilangan  ester setelah  asetilasi 201,9 dan nilai tersebut semuanya memenuhi syarat SNI.

Kandungan  santalol  minyak cendana  dari  hasil  percobaan (93,32 persen)  menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada persyaratan  SNI (minimal 90 persen).  Kendatipun demikian sifat lain seperti  putaran optik (-11°} dan kelarutan dalam alkohol 70 persen, (1 : 6) masih belum sesuai dengan spesifikasi SNI yang menyatakan untuk putaran optik (-15°) -  (-20°) dan kelarutan dalam alkohol 70 persen, 1 : 5.


Keywords


minyak cendana; metode destilasi; ukuran partikel kayu; rendernen & kualitas

References


Anonim. 1987. Standar Nasional Indonesia (SNI. 06-0009-1987) Dewan Standarisasi

Nasional, DSN, Jakarta.

Guenther, E. 1972. The Essential Oils, vol III. D. van Nostrand Company, Inc.

New York.

Haris, R. 1987. Tanaman Minyak Atsiri, Penebar Swadaya, Jakarta

Heyne, K. 1950. Tumbuhan Berguna Indonesia Ill Cetakan ke 1, 1987.

Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Machmud, 1975. Majalah Kehutanan Indonesia, Tahun II Agustus 1975 (794 - 795).

Direktorat Jenderal Kehutanan, 1975.

Surata, I.K. 1992. Perkembangan Penelitia Bibit dan Tanaman Cendana di NTT

Majalah Savana Silva Semiarida No. 7 Puslitbang Hutan Bogor.

Wiyono, B. dan T. Silitonga. 1990. Studi Perbandingan Sifat Minyak Kayu Cendana

Semut (Exocarpus Latifolia, Rbr) dan Cendana wangi (Santalum album L).

Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 6 (7) : 443 - 446. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil Hutan Bogor.

Lukman, A.H. dan B. Wiyono. 1992. Analisis Komponen Kimia Minyak Cendana

Hasil Penyulingan Metode Kukus. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 10 (I) : 1-6.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor .




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.1998.15.6.385-394

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.