KARAKTERISASI DAN PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG BUAH BINTARO (Carbera manghas Linn.) SEBAGAI KOAGULAN GETAH KARET

Djeni Hendra, Totok K Waluyo, Arya Sokanandi

Abstract


Asap cair adalah larutan hasil kondensasi dari pembakaran bahan baku yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga banyak mengandung senyawa yang bersifat sebagai antimikroba, antibakteri, dan antioksidan seperti senyawa asam organik dan turunannya. Tempurung buah bintaro merupakan limbah dari pengolahan minyak bintaro yang tidak dimanfaatkan. Penggumpalan getah karet umumnya menggunakan asam formiat atau asam cuka yang mahal dan kurang ramah lingkungan. Tempurung buah bintaro yang tidak dimanfaatkan dan mempunyai kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin dibuat menjadi asap cair yang bersifat asam dan mampu menurunkan pH getah karet sehingga akan lebih cepat menggumpal. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan asap cair dari tempurung buah bintaro sebagai alternatif bahan koagulan getah karet. Pembuatan asap cair dilakukan dengan menggunakan kiln drum yang dimodifikasi dengan suhu 400 C selama 7 jam. Asap cair yang terbentuk dimurnikan dengan distilasi dengan suhu 200 C. Kemudian dianalisis kualitasnya asap cair yaitu kadar air, viskositas, berat jenis, pH, asiditas dan fenol. Aplikasi asap cair sebagai koagulan getah karet dilakukan dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, asap cair dari tempurung kelapa digunakan sebagai pembanding (5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas lateks beku terbaik dihasilkan pada penggunaan konsentrasi tempurung bintaro 20%, dan waktu paling cepat pada konsentrasi asap cair tempurung kelapa 5%. Asap cair tempurung bintaro dapat digunakan sebagai koagulan getah karet akan tetapi tidak secepat asap cair tempurung kelapa dalam proses penggumpalannya.

Keywords


Asap cair, bintaro, getah karet, koagulan, keasaman

References


Darmadji, P. (2002). Optimasi pemurnian asap cair Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XII(3).

Haji, G.A., Mas'ud, A. Z., Lay, W.B., Sutjahjo H Surjono, & Pari, G. (2007). Karakterisasi asap cair hasil pirolisis sampah organik padat dengan reaktor pirolisis. Jurnal Teknologi Industri, 16(3), 111-118.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III (cetakan ke-1). (B. P. Kehutanan., Penerj.) Jakarta.: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Komarayati, S., Gusmailina & G. Pari,. (2011). Produksi cuka kayu hasil modifikasi tungku arang terpadu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(3), 234-247.

Maga, J. A. (1987). The flavor chemistry of wood smoke. Dalam Food Rev. Int. 3 (hal. 139183).

Miler, K. B. M., & Z. E. Sikorski. (1990). Smoking. Seafood: Resources, Nutritional Composition, and Preservation. Boca Raton, Florida: CRC Press.

Simon, R. B. Calle. S. Palme. D. Meier and E. Anklam. (2005). Composition and analysis of liquid smoke flavouring primary products. J. Sep. Sci. , 28, 871-882.

Wibowo, S. (2012). Karakteristik asap cair tempurung nyamplung. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(3) 218-226.

Yatagai, M. (2000). Utilization of charcoal and wood vinegar in Japan. Tokyo: Graduate School of Agricultural and Life Sciences. The University of Tokyo.

Yulistiani, R. (1997). Kemampuan penghambatan asap cair terhadap pertumbuhan bakteri patogen dan perusak pada lidah sapi. Prosiding Seminar Nasional. Yogyakarta: Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Gajah Mada.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2014.32.1.27-35

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.