PENGAWETAN KAYU TISUK (Hibiscus macrophyllus Roxb.) MELALUI RENDAMAN DINGIN DENGAN BAHAN PENGAWET BORIC ACID EQUIVALENT

Endah Suhaendah, M Siarudin

Abstract


Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.) adalah salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang banyak dikembangkan di hutan rakyat, terutama di Pulau Jawa. Salah satu kelemahan jenis ini adalah tingkat keawetannya yang rendah (kelas awet III/IV). Dalam rangka meningkatkan masa pakai kayu tisuk, penelitian mengenai pengawetan kayu tisuk dengan larutan Boric Acid Equivalent (BAE) melalui perendaman dingin telah dilakukan. Sampel kayu tisuk berasal dari hutan rakyat di Desa Sukamulih, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Perlakuan yang diterapkan adalah tebal kayu (2,5 cm, 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm), immersion time (3 hari, 5 hari dan 7 hari), dan konsentrasi bahan pengawet (5 %dan 10 %). Parameter yang diamati adalah retensi dan penetrasi bahan pengawet. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa retensi bahan pengawet berbeda nyata pada perlakuan tebal kayu tetapi tidak berbeda nyata pada kedua perlakuan lainnya. Sementara, tingkat penetrasi bahan pengawet tidak berbeda nyata pada semua perlakuan. Retensi dan penetrasi bahan pengawet menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan SNI. Berdasarkan analisis ini, pengawetan kayu tisuk yang disarankan menggunakan BAE adalah konsentrasi bahan pengawet 5 % dengan waktu perendaman 3 hari pada ketebalan 2,5 cm, 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm.

Keywords


Retensi, penetrasi, perendaman dingin, tisuk, pengawetan kayu

References


Abdurrahim, S., (2008). Penggunaan bahan pengawet kayu di Indonesia. Buletin Hasil Hutan. Vol. 14 No. 2. Hal 107-115. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan.

Barly dan Krisdianto. (2012). Petunjuk Teknis Pengawetan Kayu Karet. Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK). Jakarta. Kementerian Kehutanan.

Barly dan N.E. Lelana. (2010). Pengaruh ketebalan kayu, Konsentrasi larutan dan lama perendaman terhadap hasil pengawetan kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 28. No.1. Hal 1-8. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan.

Barly dan Subarudi. (2010). Kajian industri dan kebijakan pengawetan kayu: sebagai upaya mengurangi tekanan terhadap hutan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol T, No.1, April 2010: 63-80. Bogor: Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan.

Barly, A. Ismanto dan D. Martono. (2011). Dayaguna campuran soda abu - boraks sebagai anti jamur biru dan rayap. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 2, Juni 2011: 179-188. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan.

Basry, E dan S. Rulliaty. (2008). Pengaruh sifat fisik dan anatomi terhadap sifat pengeringan enam jenis kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan: 1-16. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan.

Brown, H.P., A.J. Panshin, and C.C. Forsaith. (1952). Texbook of Wood Technology, Vol. II. New York: McGraw-Hill.

BSN, (1999). Pengawetan Kayu untuk Perumahan dan Gedung. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-5010.1-1999. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Heyne K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Jakarta: Departemen Kehutanan.

Mampe, C. D. (2010). Effectiveness and Uses of Barate. http://www.environmentsensitive.com/effectiveusesofborate.htm. Diakses tanggal 17 Oktober 2013.

Martawijaya, A. dan Barly. (1982). Resistensi kayu Indonesia terhadap imprgnasi dengan bahan pengawet CCA. Pengumuman No. 5. Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor

Nugroho, N.K.C dan M.T. Darmono. (2013). Efektivitas pengawetan kayu terhadap serangan rayap menggunakan campuran boraks dengan asam borat. Thesis. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ 10020/. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2013

Oey, D.S. (1990). Spesific grafity of Indonesian woods and its significance for practical use, Diterjemahkan oleh Suwarsono P,H, Bogor. Indonesia: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Departemen Kehutanan Indonesia.

Steel, R.G.D and J.H. Torrie. (1960). Principles and Procedures of Statistics . New York: McGraw.

Syamsuwida, D., N. Yuniarti, R. Kurniaty dan Z. Abidin. (2003). Teknik Penanganan Benih Ortodok. Buku I. Bogor: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan.

Tamblyn, N. S.J. Colwell and N. Vickers. (1968). Preservative Treatment of Tropical Building Timbers by a Dip Diffusion. Process 9th British Commonwealth Forestry Conference 1968. Australia.

Zobel, J.B. and J.P.V. Buijtenen (1989). Wood Variation. John Willey & Sons. pp . 231-240.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2014.32.2.103-110

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.