HUBUNGAN KETAHANAN KAYU TERHADAP JAMUR DENGAN KERAPATAN DAN PENGKARATAN LOGAM

Sihati Suprapti, Abdurahman Abdurahman, Djarwanto Djarwanto

Abstract


Komponen konstruksi kayu biasanya dihubungkan dengan sekrup atau baut yang terbuat dari bahan logam, sehingga ketahanan terhadap pengkaratan menjadi penting. Ketahanan kayu, dan pengkaratan sekrup logam yang berikatan dengan kayu diuji terhadap jamur menggunakan metode Kolle-flask. Kerapatan kayu diuji mengacu standar DIN-2135-(1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu Diospyros korthalsiana dikategorikan ke dalam kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV), Tetramerista glabra diklasifikasikan ke dalam kelompok kayu agak-tahan (kelas III), sedangkan Shorea teysmanniana, Palaquium burckii dan Aglaia argentea termasuk kayu-tahan (kelas II). Kehilangan berat kayu teras lebih rendah dibandingkan dengan kehilangan berat kayu gubal, namun kedua bagian termasuk kelompok kayu agak tahan. Terjadi hubungan antara kerapatan dengan kehilangan berat kayu, semakin tinggi kerapatan kayu semakin rendah kehilangan beratnya. Rata-rata kehilangan berat kayu yang disekrup lebih tinggi dibandingkan dengan kayu tanpa sekrup. Kehilangan berat kayu yang berikatan dengan sekrup tertinggi dijumpai pada kayu Palaquium burckii yang disekrup dan diumpankan kepada Polyporus sp. Sedangkan kehilangan berat sekrup tertinggi terjadi pada kayu Shorea teysmanniana yang diumpankan Pycnoporus sanguineus. Didapatkan bubuk karat terbanyak dalam kayu Tetramerista glabra yang diumpankan kepada Tyromyces palustris. Delapan jenis jamur memiliki kemampuan sedang dan dua jenis berkemampuan rendah dalam melapukkan kayu. Sedangkan kemampuan jamur dalam merusak sekrup tertinggi dijumpai pada P. sanguineus. Berat bubuk karat akibat pengkaratan oleh aktivitas empat jamur (Chaetomium globosum, P. sanguineus, S. commune dan T. palustris) hampir sama.

Keywords


Kayu asal Riau; jamur; kelas ketahanan; kerapatan kayu; pengkaratan sekrup

References


Andianto, Hutapea, F.J., Hadjib, N., Abdurachman, Muslich, M., Djarwanto, ... & Indrawan, D.A.. (2014). Sifat dasar dan kegunaan kayu Papua. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2013. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.

Bouslimi, B., Koubaa, A., & Bergeron, Y. (2013). Variation of brown rot decay in eastern white cedar (Thuja occidenalis L.). BioResources, 8(3), 4735–4755.

Cole, H.G., & Schofield, M.J. (2000). The corrosion of metals by wood. Dalam L.L. Shreir, R.A. Jarman & G.T. Burstein, Corrosion. Great Britain: Butterworth-Heinemann, Linacre House, Yordan Hill, Oxford OX2 8DP.

Djarwanto. (2018). Jamur pelapuk kayu dan pelestarian sumber daya hutan. Orasi Pengukuhan Profesor Riset. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Jakarta.

Djarwanto, Krisdianto, Supriadi A., Abdurachman, Jasni, Suprapti S., … & Ismanto A. (2016). Sifat dasar dan kegunaan kayu. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2016. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Djawanto, Suprapti, S. & Hutapea, F.J. (2018). Kemampuan sepuluh strain jamur melapukkan empat jenis kayu asal Manokwari. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 36(2), 129–138.

Foliente, G.C., Leicester, R.H., Ang, C.H., Mackenzie, C., & Cole, I. (2018). Durability design of wood construction. Diakses dari https://www.reseachgate.net/publication/ 283234837, pada 7 Januari 2019.

Freas, A.D. (1982). Evaluation maintenance and upgrading of wood structure. A guide and commentary. New York: The American Society of Civil Engineers. 104 hal.

Haygreen, J.G. & Bowyer, J.C. (1999). Forest products and wood science: An introduction. Iowa State University. Ames, Iowa, USA.

Hendrix, P.E. (2006). Corrosion on metals in contact with preservative treated wood an update. Diakses dari http:// www.archchemicals.com/Fed/wolw/Docs/corrosion-of-metals-606, pada 28 April 2013.

Hutapea, F.J., & Ruwawak, M. (2014). Pemanfaatan kayu Papua kurang dikenal melalui pendekatan sifat dasar kayu. Dalam P.M. Utomo & H.S. Innah (Eds.), Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Kehutanan BPK Manokwari Tahun 2013, Peran Penelitian Integratif dalam Pembangunan Kehutanan di Tanah Papua. Diakses dari http://www. balithutmanokwari.com., pada 6 Februari 2017.

Kahl T., Arnstadt T., Baber K., Bassler C., Bauhus J., Borken W., ... Gossner M.M. (2017). Wood decay rates of 13 temperate tree species in relation to wood properties, enzyme activities and organismic diversities. Forest Ecology and Management 391, 86-95.

Kip, N., & Van-Veen, J.A.. (2015). Mini review, the dual role of microbes in corrosion. The ISME Journal 9, 542-551.

Krilov, A. (1987). Corrosive properties of some Eucalypts. Wood Science and Technology 21, 211-217.

Li Z.W., Marston, N.J., & Jones M.S. (2011). Corrosion of fasteners in treated timber. Branz study report 241. Branz Ltd, Judgeford, New Zealand.

Martawijaya, A., & Barly. (2010). Pedoman pengawetan kayu untuk mengatasi jamur dan rayap pada bangunan rumah dan gedung. Bogor: IPB Press.

Mori S., Itoh A., Nanami S., Tan S., Chong L., & Yamakura T. (2013). Effect of wood density and water permeability on wood decomposition rates of 32 Bornean rainforest trees. Journal of Plant Ecology 7(4), 356-363.

Muslich, M., Hadjib, N., & Rulliaty, S. (2011). Manfaat pohon ki kendal (Ehretia acuminatissima R.Br.). Buletin Penelitian Hasil Hutan, 17(1), 1–7.

Noetzli, K.P., Frey, A.B.B., Graf, F., & Holdenrieder, T.S.O. (2007). Release of iron from bonding nails in torrent control check dams and its effect on wood decomposition by Fomitopsis pinicola. Wood Research 52, 47-60.

Oey, D.S. (1990). Berat jenis dari jenis-jenis kayu Indonesia dan pengertian beratnya kayu untuk keperluan praktek. Pengumuman No. 3. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor.

SAS Institute. (1997). SAS (Statistical Analysis System) guide for personal computers (Edisi 6). SAS Institute Inc. Cary, N.C 27512-8000. USA.

Standar Nasional Indonesia (SNI). (2014). Uji ketahanan kayu terhadap organisme perusak kayu (SNI 7207-2014). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Steel, R.G.D., & Torrie, J. H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika suatu pendekatan biometrik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumarni, G., Muslich, M., Hadjib, N., Krisdianto, Malik, D., Suprapti, S., & Siagian, R. M. (2009). Sifat dan kegunaan kayu: 15 jenis kayu andalan setempat Jawa Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Suprapti, S., & Djarwanto. (2012). Ketahanan enam jenis kayu terhadap jamur pelapuk. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(3), 227–234.

Suprapti, S., & Djarwanto. (2014). Ketahanan lima jenis kayu asal Ciamis terhadap sebelas strain jamur pelapuk. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 32(3), 189–198.

Suprapti, S., & Djarwanto. (2015). Uji pelapukan lima jenis kayu yang dipasang sekrup logam. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(4), 365–376.

Suprapti, S., Djarwanto, & Andianto. (2016). Daya tahan enam jenis kayu asal Papua terhadap jamur perusak. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 34(2), 157–165.

Takahashi, M., & Kishima, T. (1973). Decay resistence of sixty-five Southeast Asian timber specimens in accelerated. Tonan Ajia Kenkyu, 10(4), 525–541.

Williams, R.S., & Knaebe, M. (2002). Iron stain on wood. Finish Line Forest Products Laboratory. USDA Forest Service, Madison. Diakses dari http://www.fpl.fs.fed.us., pada 26 Agustus, 2008.

Xu X. (2017). Corrosion of embedded ferrous metals in woods. Diakses dari http://www. corrosionguru.com. p.: 1-9, pada 20 Juli 2018.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2020.38.1.27-39

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.