PENGARUH PERENDAMAN MENGGUNAKAN LARUTAN CAMPURAN TEMBAGA SULFAT DAN NIKEL NITRAT TERHADAP WARNA PERMUKAAN BAMBU Gigantochloa apus Kurz.

Barly Barly, Susilawati Susilawati

Abstract


Warna hijau pada kulit bambu yang baru ditebang, cepat berubah menjadi kuning gading jikadikeringkan, atau menjadi kelabu-gelap apabila lama direndam dalam air atau disimpan di tempatlembab. Upaya pencegahan perubahan warna hijau pada kulit bambu perlu dilakukan. Penelitian inibertujuan untuk melihat efektivitas larutan campuran tembaga sulfat dan nikel nitrat dalammempertahankan warna hijau pada permukaan kulit bambuGigantochloa apusGigantochloa apus Kurtz. Bambu direndam dalam larutan campuran garam tembaga sulfat dan nikel nitrat yang dibuat dalam berbagai perbandingan berat dan konsentrasi larutan (%b/b) yang berbeda. Interpretasi warna pada permukaan kulit bambu menggunakan sistem tiga dimensi CIE (L*, a*, b*) dilakukan dengan bantuan alat Color Difference Meter CDX-105. Hasil pengujian menunjukkan intensitas warna hijau pada kulit di batang bagian atas dan bagian tengah lebih tinggi dari batang di bagian bawah. Selanjutnya, penggunaan larutan campuran dengan proporsi 4,0 bagian tembaga sulfat dan 3,5 bagian nikel nitrat pada konsentrasi 7,5% menghasilkan intensitas warna hijau tertinggi atau terbaik dalam mempertahankan warna hijau ditunjukkan dengan nilai L*, a* dan b* rata-rata berturut-turut 61,8, -14,3, dan 18,3


Keywords


Gigantochloa apus, warna, tembaga sulfat, nitrat nikel, mempertahankanwarna hijau

References


Chang, S.T and J.H. Wu. 2000. Green-color conservation of ma bamboo (Dendrocalamus latiflorus) treated with chromium-based

ragent. J.Wood Sci. 46:40-44.

Dubey, M.K., S.Peng and J. Walker. 2010. Color and dimensional stability of oil heat-treated Radiata Pinewood after accelerated uv

weathering. Forest Products J. 60(5):453-459.

Gunter, K. 1986. Experimental Techniques and Practical Application. Hauser Publishers, Munich, Vienna, NewYork.

Espiloy Z.B. 1987. Physico-machanical properties and anatomical relationship of some Phillippines bamboo. In: Anonim. 1990. Bamboo as engineering materials. An annotated bibliography. The IDRC Bamboo and RattanRecearch Network.

Herawati, E. 2005. Warna alami kayu. e-USU Repository. Universitas Sumatra Utara.

Lange, N.A. and G. M. Forker.1967. Handbook of Chemistry. Revised Tenth Edition. McGraw-Hill Book Company. New York, San

Fransisco,Toronto, London, Sydney.

Palmer, H.H. and P.C. Pauline.1972. Food Theory and Application. John Willey and Sons, Inc. NewYork.

Prastowomanan. 1962. Sifat fisik beberapa jenis bambu. Direktorat Jendral Kehutanan. Jakarta.

Syukur, A. 1996. Pengukuran warna dengan chroma-meter. Arena Tekstil No.25. hal. 22-28.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. Second Edition. McGraw-Hill Book Co. New York. 176-

USDA-Forest Service. 1999. Wood Preservation. In: Wood Handbook: Wood on an engineering materials. USDA-Forest

Service.Agricultural Handbook No. 72.

Wijaya, E.A. 2011. The utilzation of bamboo: At present and for future. Botani Division, Research Centre for Biology-LIPI. Cibinong. 9p.

Wu, J.H., Min-Jay Chung and Shang-Tzen Chang. 2005. Green color protection of bamboo culms using one-step alkali pretreatment free process. J.Wood Sci. 51:622-627

Yap, K.H. 1967. Bambu Sebagai Bahan Bangunan. Penerbit Cipta. Bandung.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2012.30.2.87-93

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.