KEMUNGKINAN PEMANFAATAN BEBERAPA JENIS BAMBU TERTENTU, BERDASARKAN POLA PENYUSUNAN BERKAS PEMBULUH, SEBAGAI BAHAN BAKU PULP DAN KERTAS

Nani Nuriyatin, Kurnia Sofyan

Abstract


Ketersediaan bahan baku bambu yang berlimpah di Indonesia telah mendorong kemungkinan penggunaan bambu sebagai bahan baku untuk pulp dan kertas. Hal ini diharapkan untuk menggantikan bahan baku konvensional (dalam hal ini kayu) yang mana sekarang cenderung menurun, langka dan terbatas. Terkait dengan hal ini, penelitian bertujuan untuk menilai kesesuaian batang bambu dari spesies tertentu untuk hal trsebut diatas. Pengelompokan spesies bambu menetapkan hasil yaitu Arundinaria hundsii dan Arundinaria javonica sebagai pola 1,Cephalostachyum pergracile dan Melocanna baccifera sebagai pola 2, Dendrocalamus strictus dan Dendrocalamus giganteus sebagai pola 3, Dendrocalamus asper dan Gigantochloa apus sebagai pola 3 dan 4. Dalam penilaian kesesuaian bambu untuk pulp dan kertas, sebuah pendekatan diambil dengan cara spesies-spesies bambu dalam pola tertentu diamati dimensi serabutnya (yaitu panjang serabut, fleksibilitas serabut, koefisien kekakuan, nisbah Runkel dan nisbah muhlstep). Untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan signifikan dalam pengamatan/ penentuan hasil diantara ke-4 pola, analisis keragaman berpola acak lengkap satu factor diterapkan yang diikuti oleh uji perbedaan rata-rata hasil tersebut (prosedur Tuckey). Dan sebagai factor adalah 4 pola. Hasilnya menyatakan bahwa setiap pola berdasarkan panjang serabut dan daya tenun termasuk ke dalam kelas I, menunjukkan sebagai bahan terbaik untuk pulp dan kertas. Sementara pencermatan berdasarkan fleksibilitas serabut, koefisien kekakuan, nisbah Runkel, dan nisbah Muhlstep seluruhnya termasuk ke dalam kelas III. Lebih lanjut, spesies bambu dikatagorikan sebagai pola I menunjukkan karakter spesies seperti menghasilkan fleksibilitas serabut tertinggj dan koefisien kekakuan dan nisbah Runkel terendah dibandingkan dengan pola-pola lain. Sementara itu spesies bambu dalam pola 4 memiliki panjang serabut dan daya tenun tertinggi. Pada akhirnya, pencermatan pada seluruh dimensi serabut dan nilai turunannya menyatakan bahwa seluruh 4 pola bambu termasuk ke dalam kelas III sebagai indikasi mutu dari pulp dan kertas yang dihasilkan. Bahkan untuk menjamin apakah indiksi ini benar, memerlukan riset mendalam pada proses pembuatan pulp dan kertas dari seluruh bambu (pola 1 sampai 4) yang sebaiknya dikerjakan.


Keywords


Ketersediaan yang berlimpah, pulp dan kertas, spesies bambu, susunan pola ikatan pembuluh, dimensi serabut dan turunannya.

References


Anonim 1976. Penentuan dimensi serat dan nilai turunannya pada kayu dan bahan berserat lingo-selulosa menurut cara LPHH (Lembaga Penelitian Hasil Hutan). Laporan LPHH No. 75. Bogor.

Casey JP. 1980. Pulp and PaperVol. I. NewYork: Interscience Publishers.

FatriasariW, Hermiati E. 2008. Analisis morfologi serat dan sifat fisis-kimia pada enam jenis bambu sebagai bahan baku pulp dan kertas. J IlmTeknol Has Hut 1(2): 67-72.

GrosserD, LieseW. 1971. On the anatomy of Asian bamboos, with special reference to their vascular bundles. WSci Technol V5: 290-312.

Haygreen JG, Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan IlmuKayu Suatu Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lapierre L, Bouchard J, Berry R. 2006. On the relation between fibre length, cellulose chain length and pulp viscosity of a softwood sulfite pulp. Hoizforschung, V60: 372-377.

Lybeer B, Van Acker J, Goetghebeur P. 2006. Variability in fibre and parenchyma cell walls of temperate and tropical bamboo culms of different ages. Springer-Verlag

Mohmod AL, Amin A,Kasim J, Jusuh MZ. 1972. Effect of anatomical characteristics on the physical and mechanical properties of Bambusa blumeana. J. Tropc. For. Sci. 6(2): 159-170.

Nuriyatin N. 2000. Studi analisa sifat-sifat dasar bambu pada beberapa tujuan penggunaan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nuriyatin N. 2011. Sifat anatomi 8 jenis bambu [bagian draft disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pasaribu RA, Silitonga T. 1974. Pulp campuran kayu daun lebar dan bambu. Laporan (report) no 35, Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian. Bogor.

Patt R,KordsachiaO, Fehr J. 2005. European hardwoods versus Eucalyptus globules as a raw material for pulping.

Rowell RM, Young RA, Rowell JK. 1997. Paper and Composites from Agro-based Resources. NewYork: Lewis Publishers.

Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique. Iowa:The Iowa State College Press.

Stephenson JN. 19952 Pulp and Paper Manufacture,Vol. I&II. Mc Graw-Hill Book Co, Inc. NewYork-Toronto-London.

Xu F, ZhongXC, Sun RC, LuQ, Jones GL. 2005. Chemical composition, fibre morphology, and pulping of P bolleana Lauche.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2011.29.4.287-300

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL PENELITIAN HASIL HUTAN INDEXED BY:

More...


Copyright © 2015 | Jurnal Penelitian Hasil Hutan (JPHH, Journal of Forest Products Research)

eISSN : 2442-8957        pISSN : 0216-4329

       

JPHH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.