GANGGUAN SATWALIAR DI LAHAN PERTANIAN SEKITAR TAMAN NASIONAL MERU BETIRI, JAWA TIMUR

N. M. Heriyanto, Abdullah Syarief Mukhtar

Sari


Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 di sekitar perkebunan Bandealit, Jember, Jawa Timur bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya nilai kerugian masyarakat akibat gangguan dari satwaliar yang keluar dari taman nasional. Hasil penelitian menunjukkan, jenis satwaliar yang keluar dari kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan paling merusak tanaman masyarakat, yaitu banteng (Bos javanicus d’Alton, 1832), babi hutan (Sus scrofa Linnaeus, 1758) dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Linnaeus, 1821). Secara umum kerugian masyarakat akibat dari gangguan satwaliar berkisar antara 34% sampai 50% dari produksi tanaman pertanian, jenis komoditi padi ladang (Oryza sativa L.) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) paling banyak mengalami kerugian, yaitu sebesar Rp. 1.372.500,- dan Rp. 1.065.000,. Masyarakat yang menjadi responden (60 kepala keluarga dari 190 kepala keluarga petani penggarap) merasa takut dan khawatir bila tanaman mereka diganggu satwaliar sebanyak 90% dari gangguan banteng, 40% dari gangguan babi hutan dan 20% dari gangguan monyet ekor panjang. Salah satu cara penanggulangan dari gangguan satwaliar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar taman nasional, yaitu : melakukan pengamanan dan penjagaan, baik siang maupun malam, menanami di batas taman nasional dengan tanaman berduri dari jenis lokal dan pemagaran dengan bambu/kayu bernilai konservasi yang dapat tumbuh di kebunnya masing-masing. 


Kata Kunci


Tanaman pertanian; banteng; babi hutan; monyet ekor panjang

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Alikodra, H.S. 1987. Manfaat taman nasional bagi masyarakat di sekitarnya. Media Konservasi I (3) 1320.

Anderson, S.H. 1985. Managing our wildlife resources. Charlie E. Merril Publshing Company, Colombus, Ohio.

Balai Taman Nasional Meru Betiri. 2002. Identifikasi dan inventarisasi taoaman obat di Taman Nasional Meru Betiri. Jember.

Google Earth. 2008. Peta digital Jawa Timur. Image 2008 Terra Metrics. WWW.Google.com. Diakses tanggal 3 April 2008, pukul 8.20 wib. Http://merubetiri.com/print/statis/id/4/kawasan_tnmb.html. 2011.

Balai Taman Nasional Meru Betiri Kawasan TNMB. Diakses tanggal 9 Juni 2011 jam 10.30 wib.

Keputusan Menteri Kehutanan No. 277/Kpts/DJ-V/1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang Calon Taman Nasional Ditetapkan sebagai Taman Nasional Meru Betiri.

MacKinnon, J., K. MacKinnon, G. Chil, and J. Thorsell. 1993. Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Perkebunan Bandealit, Afdeling Kebun Pantai. 2008. Data curah hujan wilayah Bandealit. Ambulu, Jember.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1997. Peta tanah Pulau Jawa dan Madura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Schmidt, F.H and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verhand. No. 42 Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.1.55-63

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.