KARAKTERISTIK VEGETASI HABITAT BANTENG (Bos javanicus d’Alton 1832) DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI, JAWA TIMUR

R. Garsetiasih, N.M. Heriyanto

Sari


Penelitian habitat banteng di Resort Malangsari, Seksi Konservasi Kalibaru, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2010. Tujuan  penelitian untuk memperoleh informasi
tentang kondisi  habitat banteng, terutama vegetasi yang berfungsi sebagai cover dan pakan. Pengumpulan data dengan metode jalur berpetak, teknik penarikan contoh bertingkat, pemilihan satuan contoh tingkat pertama dilakukan secara sengaja dan satuan contoh tingkat kedua secara sistematik. Jumlah jalur pengamatan tiga jalur, lebar jalur 20 m, dan panjang  500 m, diletakkan memotong lereng. Hasil penelitian menunjukkan jenis yang mendominasi tegakan yaitu bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) dengan indeks nilai penting
(INP) 85,9%,  kemundu (Garcinia dulcis Kurtz.) INP 37,05%, dan gondang (Ficus variegata Blume) INP 34,87%. Jenis pohon dengan tinggi > 30 m didominasi oleh L. speciosa dan Ficus septica Burm.L, tinggi antara 20-30 m didominasi oleh Pangium edule Reinw., Pterocybium javanicum R. Br., dan Artocarpus elasticus Reinw., tinggi < 20 m didominasi oleh A. elasticus, P. edule. dan L. speciosa. Jenis yang mendominasi tingkat pohon yaitu L. speciosa, INP 85,9%, belta L. speciosa, INP 41,4%, dan semai yaitu
jenis F. variegata, INP 40,66%. Struktur dan komposisi vegetasi  masih dapat memenuhi kebutuhan cover bagi banteng tetapi tidak  memenuhi kebutuhan pakan karena  rumput tidak tumbuh di bawah tegakan.

Kata Kunci


Banteng; habitat;vegetasi; Meru Betiri

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Alikodra, H.S. (1983). Ekologi banteng (Bos javanicus d’ Alton) di Taman

Nasional Ujung Kulon. (Disertasi). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alikodra, H.S. (2012). Pengelolaan satwaliar (Jilid 1). Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Balai Taman Nasional Meru Betiri

(BTNMB). (2009). Identifikasi dan inventarisasi banteng (Bos javanicus

d’Alton 1832) terpadu 3 SPTN. Jember: Balai Taman Nasional Meru Betiri.

Bismark, M. & Heriyanto, N.M. (2007). Dinamika potensi dan struktur tegakan hutan produksi bekas tebangan dalam Cagar Biosfer Siberut. Info Hutan IV (6), 553-564.

Bustomi, S., Wahjono, D., & Heriyanto, N.M. (2006). Klasifikasi potensi tegakan hutan alam berdasarkan citra satelit di Kelompok Hutan Sungai

Bomberai-Sungai Besiri di Kabupaten Fakfak, Papua. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam III(4), 437-458.

Departemen Kehutanan.(2008). Peraturan Menteri Kehutanan Permenhut)o.P.48/Menhut-II/2008 tentang penanggulangan konflik manusia dan satwaliar. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. (1999). Peraturan Pemerintah No. 7 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwaliar. Jakarta: Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

Ewusie, J.Y. (1980). Pengantar ekologi tropika (Terjemahan). Bandung:

ITB-Press.

Garsetiasih, R. (2012). Manajemen konflik konservasi banteng (Bos javanicus d’Alton 1832) dengan Masyarakat di Taman Nasional Meru

Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur. (Desertasi). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Garsetiasih, R., Alikodra, H.S., Rinekso, S., & Bismark, M. (2012). Potensi dan produktivitas habitat pakan banteng (Bos javanicus d’Alton) di Padang Perumputan Pringtali dan Kebun Pantai Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 9(2),

-123.

Google Earth. (2014). Peta digital Jawa Timur. Image 2013 Terra Metrics.

Diakses 13 Januari 2014 dari www.google.com.

Heriyanto, N.M. & Garsetiasih, R. (2005). Kajian ekologi pohon burahol

(Stelochocarpus burahol) di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Buletin Plasma Nutfah 11 (2), 65-73.

Heriyanto, N.M. (2007). Keanekaragaman jenis pohon yang berpotensi obat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan

dan Konservasi Alam 3(1), 55-64.

Hoogerwerf. (1970). Ujung Kulon, The Land of The Last Javan Rhinoceros.

E. J Brill. Leaden. International Union for th Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). (2006). IUCN Red List of Threatened Species. Diakses 25 September 2007 dari http://redlist.org/search/details.php?species= 2888.

Kartawinata, K., Samsoedin, I., Heriyanto, N.M. & Afriastini, J.J. (2004). A tree species inventory in a onehectare a plot at the Batang Gadis

National Park, North Sumatra, Indonesia. A Journal on Taxonomic Botany, Plant Sociology and Ecology. REINWARDTIA 12(2), 145-157.

Moen, A.N. (1973). Wildlife ecology. An analitycal approach. San Francisco:Cornell University, W.H. Freaman and Company.

Saridan, A., Sist, P., & Abdurahman.(1997). Identifikasi jenis pohon pada plot permanen Proyek STREK di Berau, Kalimantan Timur. Dipterocarpa 1(1).

Sawitri, R. & Takandjandji, M. (2012). Keragaman genetik banteng (Bos javanicus d’Alton) dari berbagai lembaga konservasi dan Taman Nasional Meru Betiri. Buletin Plasma Nutfah 18(2), 84-94.

Semiadi, G. & Nugraha, R.T.P. (2004). Panduan pemeliharaan rusa tropis. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Soerianegara, I. & Indrawan, A. (1998). Ekologi hutan Indonesia. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB,.

Sutisna, U. (1981). Komposisi jenis hutan bekas tebangan di Batulicin, Kalimantan Selatan. Deskripsi dan analisis. Laporan 328.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2014.11.1.77-89

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.