PENGELOLAAN CAGAR ALAM PULAU DUA DI PROVINSI BANTEN SEBAGAI EKOSISTEM BERNILAI PENTING

Mariana Takandjandji, Rozza Tri Kwatrina

Sari


Cagar Alam Pulau Dua memiliki karakteristik ekosistem yang bernilai penting untuk berbagai jenis burung dan mangrove. Eksistensinya sebagai cagar alam diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman jenis, populasi, dan vegetasi habitat burung langka, terancam punah serta burung migran, oleh karena itu sumberdaya alam dan ekosistem kawasannya perlu dikelola secara optimal agar berperan menjadi sumber dan penunjang kehidupan biota ekosistem perairan sebagai sumber pakan burung. Ancaman yang sangat mengganggu kehidupan dan habitat spesies tersebut, antara lain adalah abrasi, perburuan, pencarian kayu bakar dan sampah yang berserakan. Ancaman tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya areal yang terbuka, penurunan populasi flora dan fauna termasuk jenis-jenis yang dilindungi, endemik dan terancam punah, merosotnya kualitas dan kuantitas habitat satwaliar.


Kata Kunci


Pengelolaan; Cagar Alam Pulau Dua; ekosistem bernilai penting; lestari; burung migran

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. 2007. Cagar alam Pulau Dua. http://www.dishut.jabarprov.go.id/index.phpU 1T . Diakses 23 Desember 2008.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1991 tentang Pengesahan Convention on Wetlands of International Importance Espescially as Waterfowl Habitat. http://www.legalitas.org/inclphp/buka.php?d=1900+99&f=Keppres14-1999.htm.

MacKinnon J, MacKinnon K, Child G, dan Thorsell J. 1993. Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Milton, R dan A. Marhadi. 1985. The bird life of the nature reserve Pulau Dua. Kukila 1985 (2). Indonesia Ornithological Society. Jakarta.

Noor, R dan N. Andalusi. 1996. Perhitungan burung air di Pulau Dua dan Pulau Pamujan Besar, Teluk Banten, Jawa Barat.

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. http://www.legalitas.org/inclphp/buka.php/d=1900+99&f=Keppres114-1999htm.

Schmidt F.H and J.H.A Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period rations for Indonesia with New Guinea. Veh No. 42. Kementerian Perhubungan, Jawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Silvius M.J., A.P.J.M. Steeman, E.T. Berezy,E. Djuharsa, and A.W. Tufik. 1987. The Indonesian wetland inventory. A Preliminary Compilation of Existing Information on Wetlands of Indonesia. PHPA, AWB/Interwader, Edwin, Bogor (Dua Island).

Sinar Harapan. 2004. Pulau Dua, surga burung yang kini Sengsara. www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2004/0331/hob.2.html.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. http://www.legalitas.org/inclphp/buka.php/d=1900+99&f=Keppres114-1999 htm.

Walters M. 1981. The complete birds of the world. Illustrated Edition. London.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.1.95-108

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.