POTENSI KOLABORASI DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH DI PAPUA

Aji Winara, Abdullah Syarief Mukhtar

Sari


Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih memiliki keunikan dan kekhasan karakteristik ekologi, namun mengalami permasalahan sosial. Banyaknya pemangku kepentingan terhadap sumberdaya alam yang terdapat di dalam kawasan mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan dalam pengelolaannya. Manajemen kolaborasi sangat diperlukan dalam mereduksi konflik kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi implementasi sistem kolaborasi dalam pengelolaan TN Teluk Cenderawasih. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangku kepentingan terhadap Taman Nasional (TN) Teluk Cenderawasih adalah (1) kelompok pemerintah, baik pusat maupun daerah,  (2) Lembaga Swadaya Masyarakat, (3) pihak swasta dan (4) masyarakat lokal. Pemangku kepentingan utama terhadap pengelolaan taman nasional adalah Balai TN Teluk Cenderawasih, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat adat. Para pemangku kepentingan memiliki kesamaan kepentingan terhadap taman nasional yaitu untuk tujuan konservasi, mengambil manfaat dan aktivitas lain yang mendukung pengelolaan. Terdapat peran positif para pemangku kepentingan terhadap pengelolaan taman nasional namun belum membentuk sinergi, sehingga sistem kolaborasi potensial untuk diterapkan dalam pengelolaan TN Teluk Cenderawasih.

Kata Kunci


Pemangku kepentingan; kolaborasi; Taman Nasional Teluk Cenderawasih; Papua

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Anshari, G.Z. 2007. Dapatkah pengelolaan kolaboratif menyelamatkan Taman Nasional Danau Sentarum. CIFOR. Bogor. www. Cifor.cgiar. org. diakses tanggal 02 Nopember 2007.

Mackinnon, J., K. Mackinnon, G. Child dan J. Thorsell. 1990. Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Marzuki, R. 2008. Kisah sukses kolaborasi konservasi, membangun optimisme kelestarian hutan. www. Ka-barindonesia.com. Diakses tanggal 22 April 2009.

Meyers, J. 2001. Analisis kekuatan stakeholder. Hal 161-204. Suporahrdjo (edt.). 2005. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralime Mem-bangun Konsensus. Pustaka Latin. Bogor.

Natural Resources Management Programme. 2002. Membangun kembali upaya mengelola kawasan konservasi di Indonesia melalui manajemen kolaboratif : prinsip, kerangka kerja dan panduan implementasi. PHKA-Dephut NRM/EPIQ WWF Wallacea TNC. Jakarta.

Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/ Menhut-II/2004 tentang Pengelolaan kolaboratif di kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Ramirez, R. 2001. Memahami pendekatan-pendekatan kolaborasi : usaha mengakomodasi kepentingan multi stakeholder. Hal 37-72.

Suporahardjo (edt.). 2005. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralime Membangun Konsensus. Pustaka Latin. Bogor.

Setio, P. dan A.S. Mukhtar. 2005. Pengelolaan taman nasional di Indonesia: Review Hasil-Hasil Penelitian Litbang. Departemen Kehutanan. Bogor.

Supohardjo. 2005. Strategi dan praktek kolaborasi : sebuah tinjauan. Hal 3-34. Suporahardjo (edt.). 2005. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralisme Membangun Konsensus. Pustaka Latin. Bogor.

Tadjudin, D. 2000. Manajemen kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.3.217-226

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.