KAJIAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTII) DI KALIMANTAN TENGAH

Mawazin Mawazin, Hendi Suhaendi

Sari


Produksi kayu bulat hutan alam, tahun 1989 sebesar 28 juta m3, kemudian menurun berturut-turut menjadi 10,8 juta m3 dan8,2 juta m3 pada tahun 2003 dan 2006. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya riap tegakan hutan bekas tebangan. Penelitian dilakukan di areal PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah terhadap empat jenis unggulan setempat. . Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai riap tinggi, diameter, dan jenis-jenis yang cocok pada sistem silvikultur TPTII di areal tersebut. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap untuk menguji perlakuan jenis meranti (Shorea), dengan 4 taraf jenis (Shorea dasyphylla Foxw., S. parvifolia Dyer, S. leprosula Miq., dan S. plathyclados Sloot ex Foxw. Respon yang diamati meliputi tinggi, diameter dan dihitung nilai riap tahunan (MAI), pada umur tanaman 18 bulan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap riap tinggi maupun riap diameter. Shorea dasyphylla Foxw. Memiliki rata-rata riap tinggi terbesar yaitu 160,21 cm, disusul S. parvifolia Dyer, S. leprosula Miq., dan S. plathyclados Sloot ex Foxw, yaitu berturut-turut: 159,14 cm; 154,19 cm dan 86,44 cm. Sedangkan riap diameter terbesar pada S. leprosula Miq. yaitu 1,74 cm, diikuti jenis S. parvifolia Dyer, S. dasyphylla Foxw. dan S. plathyclados Sloot ex Foxw. berturut-turut:  1,41 cm; 1,33 cm dan 0,94 cm. Untuk jenis S. leprosula Miq., S. parvifolia Dyer dan S. dasyphylla Foxw., menunjukkan riap diameter yang lebih baik dibanding riap diameter tegakan bekas tebangan hutan alam, yaitu diatas 1 cm/th. Apabila riap ini dapat dipertahankan, maka dalam waktu 35 tahun diameter S. leprosula Miq.,  S. parvifolia dyer dan Shorea dasyphylla Foxw. akan mencapai berturut-turut adalah 60,90 cm, 49,35 cm dan 46,55

Kata Kunci


Uji jenis; riap tinggi tahunan; riap diameter tahunan; TPTII

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Ashton, P.S. 1981. Dipterocarpaceae spermatophyta. Flower Ring Plants Vol. 9 Part 2.

Curry, G.M. 1969. Phototropism, physiology of plant growth and development. McGraw-Hill Book Company, Inc. London.

Daniel, T.W., J.A.Helms and F.S.Baker. 1995. Prinsip-prinsip silvikultur. Edisi Kedua Diterjemahkan oleh D. Marsono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 651 pp.

Departemen Kehutanan. 2002. Rencana aksi pengembangan hutan tanaman/HTI dalam rangka reboisasi.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, 2005. Pedoman tebang pilih tanam Indonesia intensif/ TPTII (Silvikultur Intensif). 32 halaman.

Gomez, K.A. and A.A.Gomez, 1984. Statistical prosedures for agricultural research. 2nd Edition. John Wiley & Sons, New York, Toronto, Singapore, 680 pp.

Hendromono dan N. Hajib. 2001. Prospek pembangunan hutan dan pemanfaatan kayu jenis khaya, mahoni dan meranti. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian : Pengembangan Jenis Tanaman Potensial (Khaya, Mahoni dan Meranti) Untuk Pembangunan Hutan Tanaman. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Bogor, hal : 29-40.

Kartikawati, N.K., dan M. Susanto, 2003. Evaluasi kombinasi uji provenans dan progeni Melaleuca cajuputi Powell sampai dengan umur 2 tahun di lapangan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 1(3) : 119-129.

Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta.

Marsono, D. dan S. Sastrosumarto. 1980. Tegakan tinggal akibat pelaksanaan tebang pilih tanam Indonesia (TPTI) di Kalimantan Timur dan Sekitarnya. Prosiding Lokakarya Tebang Pilih Indonesia, 23-24 Juni 1980 di Yogyakarta, hal. 5-42. Kerjasama Fakultas Kehutanan UGM dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Yogyakarta.

Steel, R.G.D. and J.H.Torrie. 1960. Principles and procedures of statistics. Mcgraw-Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London. 481 pp.

Subiyakto, A., S.N. Hani, R. Bogidarmanti dan M. Suharti. 2001. Kajian hutan tanaman campuran. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian : Pengembangan Jenis Tanaman Potensial (Khaya, Mahoni dan Meranti) untuk Pembangunan Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor, hal. 53-57.

Sumardi, 2006. Evaluasi uji perolehan genetik Melaleuca cajuputi Powell. sampai umur satu tahun di lapangan. Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Balai Litbang Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. hal. 31-37.

Soekotjo, 2004. Silvikultur intensif : konsep dan pemahaman, sejarah dan penerapannya di Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Syahnan dan N. Yefri. 1993. Penanaman kapur (Dryobalanops aromatica Gaertn f., nom cons.) di Natal, Tapanuli Selatan. Buletin Penelitian Kehutanan Sumatera 9(3) : 165-172.

Wahyono, D. dan K.D.Adinda, 2007. Uji pengelompokan jenis berdasarkan model penduga riap diameter pohon pada hutan bekas tebangan di Provinsi Jambi. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. IV(4) hal. 329-339.

Zipperlen, S.W., and M.C.Press. 1996. Photosynthesis in relation to growth and seedling ecology of two dipterocarp rain forest tree species. Journal of Ecology 84 : 863-876.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.3.253-261

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.