ASPEK EKOLOGI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) DI HUTAN PANTAI TANAH MERAH, TAMAN HUTAN RAYA BUKIT SOEHARTO

Mukhlisi Mukhlisi, Kade Sidiyasa

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang beberapa aspek ekologi pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Penelitian dilakukan di hutan pantai Tanah Merah, Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto, Kalimantan Timur pada bulan Juni 2009. Pembuatan petak-petak cuplikan ditetapkan secara sengaja (purposive sampling) yang masing-masing berukuran 20 x 20 m, dengan luas keseluruhan 0,44 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tegakan ini, selain pada tingkat pohon (INP= 90,11% ), nyamplung juga mendominasi pada tingkat tiang (INP= 140,06%) dan semai (INP= 85,85%). Sedangkan pada tingkat pancang didominasi oleh Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli (INP= 135,98%). Pohon nyam-plung memiliki asosiasi terkuat dengan Pouteria obovata (R. Brown) Baehni, hal ini ditunjukkan  dengan nilai indeks Ochiai, Dice, dan Jaccard yang mendekati satu. Berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik, suhu udara pada tegakan nyamplung berkisar 25,4-31,70C, kelembaban udara 75-97% dan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun, sedangkan komposisi tanahnya sebagian besar didominasi oleh tekstur pasir dengan pH 6,1-7,3.

Kata Kunci


Komposisi jenis; struktur tegakan; lingkungan fisik; kawasan konservasi

Teks Lengkap:

pdf

Referensi


Bustomi, S., T. Rostiwati, Sudrajat., B. Leksono, A.S. Kosasih., I. Anggrai-ni., D. Syamsuwida., Y. Lisnawati., Y. Mile., D. Djaenudin., Mahfudz, dan E. Rachman. 2008. Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) sumber energi biofuel yang potensial. Badan Penelitian dan Pengembang-an Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

Kementerian Kehutanan. 2002. Data dan informasi kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. www.dephut.go.id. Diakses: 6 Desember 2009.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu tanah. Akademika Pressindo. Jakarta

Heriyanto, N.M. dan Zuraida. 2005. Kajian beberapa aspek ekologi pohon kedawung (Parkia roxburghii G.Don.) di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (II) (2): 157-166. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Terjemahan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.

Indriyanto. 2005. Ekologi hutan. Bumi Aksara. Bandar Lampung.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia. Nomor: SK.577/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Seluas 67.766 (Enam Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Enam Ribu) Hektar.

Kusmana, C. 1997. Metode survey vegetasi. IPB Press. Bogor.

Ludwig, J.A. and J.F. Reynolds. 1988. Statistical ecology. Aprumer on Methods and Computing. John Willey and Sons. New York.

Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and methods of vegetation ecology. John Willey, New York.

Noor,Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan pengenalan mangrove di Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme.

Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar ekologi edisi ke-3. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pratiwi dan R. Gartesiasih. 2007. Sifat fisik dan kimia tanah serta komposisi vegetasi di Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam IV (5): 457- 466. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.

Ruyadi, A. 2009. Evaluasi status kawasan konservasi Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara. www.bksdakaltim.go. id. Diakses: 27 Maret 2010.

Schmidt, F.H. dan J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall type on wet and dry period ratios for Indonesia and Western New Guinea. Verh 42. Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Sulianti, S.R., E.S. Kuncari, dan S.M. Chairul. 2006. Pemeriksaan farmakognosi dan penapisan fitokimia dari daun dan kulit batang Calophyllum inophyllum dan Calophyllum soulatri. Jurnal Biodiversitas 7 (1): 25-29. www.unsjournals.com. Diakses: 27 Maret 2010.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1982. Ekologi hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Soerianegara, I. and R.H.M.J. Lemmens (eds.). 1993. Plant resources of South-East Asia, Vol. 5 (1): 211--215. Pudoc Scientific Publication.Wageningen.

Steenis, C.G.G.J.V. 1972. Flora untuk sekolah di Indonesia. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8.4.385-397

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.