HABITAT MACAN TUTUL JAWA (Panthera pardus melas Cuvier 1809) DI LANSKAP HUTAN PRODUKSI YANG TERFRAGMENTASI

Hendra Gunawan, Lilik B. Prasetyo, Ani Mardiastuti, Agus P. Kartono

Sari


Macan tutul jawa (Panthera pardus melas Cuvier 1809) merupakan spesies kunci ekosistem hutan di Jawa yang sedang mengalami ancaman kepunahan akibat fragmentasi habitat. Di Provinsi Jawa Tengah 83,84% hutannya merupakan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani dan terbagi dalam 20 unit pengelolaan (Kesatuan Pemangkuan Hutan). Oleh karena itu kelestarian macan tutul sangat tergantung pada keadaan hutan produksi tersebut. Sejak krisis moneter, hutan produksi di Jawa Tengah terus mengalami deforestasi dan fragmentasi, sehingga mengancam kelestarian macan tutul.  KPH Kendal merupakan salah satu daerah penyebaran macan tutul di hutan tanaman jati. Penelitian ini bertujuan  untuk  mengetahui karakteristik habitat macan tutul di lanskap hutan tanaman yang sedang mengalami fragmentasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa di KPH Kendal terdapat tiga populasi macan tutul yang terpisah akibat fragmentasi oleh jalan, perkampungan, dan lahan pertanian. Fragmentasi hutan ditandai oleh peningkatan jumlah  atch, penurunan luas Class Area, peningkatan Total  Edge, penurunan Core  Area Index, dan peningkatan Mean Shape Index. Fragmentasi habitat macan tutul di KPH Kendal disebabkan oleh okupasi hutan untuk pertanian, konversi untuk pemukiman, pembangunan jalan, jaringan listrik SUTET, dan sistem silvikultur tebang habis.  Fragmentasi ini menyebabkan isolasi populasi, degradasi kualitas habitat, dan penyempitan habitat yang secara sendiri atau bersama-sama mengancam kelestarian macan tutul. Macan tutul  memilih fitur-fitur habitat tertentu untuk berbagai aktivitasnya, seperti tempat  berlindung, tempat melindungi dan memelihara anak, tempat berburu, tempat istirahat, tempat mengasuh anak, dan tempat untuk penandaan teritori. Terdapat 18 jenis satwa yang potensial menjadi mangsa macan tutul di KPH Kendal, tetapi macan tutul memiliki preferensi terhadap kijang (Muntiacus muntjak zimmermann, 1780), monyet abu- abu (Macaca fascicularis Raffles, 1821), lutung (Trachipitecus auratus Geoffroy, 1812), babi hutan (Sus scrofa Linnaeus, 1758), dan anjing kampung (Canis familiaris Linnaeus, 1758) sebagai mangsanya.

 


Kata Kunci


Macan tutul jawa; habitat; fragmentasi; lanskap; hutan jati

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid I. Depdikbud, Ditjen Dikti, PAU Ilmu Hayat, IPB. Bogor.

Ario, A., S. Sunarto, and J. Sanderson. 2008. Panthera pardus ssp. melas. In: IUCN 2008. 2008 IUCN Red List of Threatened Species. . Downloaded on 13 January 2009.

Bibby, C., S. Marsden, and A. Fielding. 1998. Bird Habitat Studies, in Bibby, C., M. Jones and S. Marsden (Eds.). Expedition Field Techniques: Bird Surveys. The Expedition Advisory Centre, Royal Geographical Society. London. Pp. 99-114.

Departemen Kehutanan. 2007. Data Strategis Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Elkie, P. C., R. S. Rempel, and A. P. Carr. 1999. Patch Analyst User’s Manual. Ontario Ministry of Natural Resources, Northwest Science & Technology. Thunder Bay. Ontario.

Kochert, M. N. 1986. Raptors. In Cooperrider, A.Y., R.J. Boyd and H.R. Stuart (Eds.). Inventory and Monitoring of Wildlife Habitat. U.S. Department of Interior Bureau of Land Management. Pp. 313-349.

McGarigal, K. and B. J. Marks. 1995. Fragstats: Spatial Pattern Analysis Program for Quantifying Landscape Structure. USDA For. Serv. Gen. Tech. Rep. PNW-351. http://www. innovativegis.com/basis/Supplement s/BM_Aug_99/ FRAG_expt.htm. Diakses Tanggal 12 April 2006.

Meijaard, E. 2004. Biogeographic History of the Javan Leopard Panthera pardus Based on a Craniometric Analysis. Journal of Mammology 85:302-310.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 27 Januari 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Perum Perhutani. 2006. Statistik Perum Perhutani Tahun 2001-2005. Direksi Perum Perhutani. Jakarta.

Rainforest Alliance and ProForest. 2000. Mengidentifikasi, Mengelola, dan Memantau Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi: Sebuah Toolkit untuk Pengelola Hutan dan Pihak-pihak Terkait Lainnya. Rainforest Alliance. New York and ProForest, United Kingdom.

Santiapillai, C. and W. S. Ramono. 1992. Status of The Leopard (Panthera pardus) in Java, Indonesia. Tiger paper XIX: 1-5.

Soehartono, T. and A. Mardiastuti. 2002. CITES Implementation in Indonesia. Nagao Natural Environment Foundation. Jakarta.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1980. Ekologi Hutan. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Sutherland, W. J. 2004. Mammals In: Sutherland, W.J. (Ed.). Ecological Census Techniques, a Handbook. Cambridge University Press. Sambridge, UK. Pp. 260-280.

Van Lavieren, L. P. 1982. Wildlife Management in the Tropics with Special Emphasis on South East Asia. School of Environmental Conservation Management (ATA-190). Ciawi, Bogor.

Van Strien, N. J. 1983. A Guide to the Tracks of Mammals of Western Indonesia. School of Environmental Conservation Management. Ciawi, Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2009.6.2.95-114

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.