DEGRADASI KEANEKARAGAMAN HAYATI TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI

Indra A. S. L. P. Putri, Merryana Kiding Allo

Sari


Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan kawasan konservasi yang mayoritas masyarakat sekitarnya bergantung pada  berbagai potensi sumberdaya alam yang terdapat di dalam kawasan taman nasional. Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terjadinya degradasi keanekaragaman hayati yang cukup serius terutama pada kawasan taman nasional yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Bila hal ini dibiarkan terus berlanjut, dikhawatirkan kawasan taman nasional yang mengalami kerusakan akan semakin luas dan degradasi berbagai potensi sumberdaya alam hayati akan semakin parah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kondisi keanekaragaman hayati terutama jenis  flora dan fauna di kawasan taman nasional yang berinteraksi dengan desa penduduk. Pengumpulan data vegetasi menggunakan kombinasi metode transek dan garis berpetak, sedangkan terhadap mamalia dan reptilia menggunakan garis transek dan metode IPA untuk burung. Hasil penelitian memperlihatkan rendahnya nilai indeks keanekaragaman jenis vegetasi, tidak dijumpainya jenis-jenis mamalia dan hanya menjumpai jenis-jenis burung yang berasosiasi dengan kawasan terbuka. Cukup tingginya tekanan masyarakat terhadap sumberdaya alam dan telah terjadi degradasi keanekaragaman hayati Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, terutama pada kawasan hutan yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.


Kata Kunci


Degradasi; keanekaragaman hayati; Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020. BAPPENAS. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2003. 41 Taman Nasional di Indonesia. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Fuad, F. H. dan S. Maskanah. 2000. Inovasi Penyelesaian Sengketa Sumber Daya Hutan. Pustaka Latin. Bogor.

Gatter, W. 1998. Birds of Liberia. Pica Press. Mountfield.

Griffiths, M. dan C. P. van Schaik. 1993. The Impact of Human Traffic on the Abundance and Actifity Periods of Sumatran Rain Forest Wildlife. Conservation Biology 7(3). Blackwell Scientific Publication.

Gunawan, H., H. Nur, dan Y. Yayat. 2003. Profil Masyarakat Asli dan Implikasinya terhadap Manajemen Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sulawesi. Makassar.

Holmes, D. dan K. Phillips. 1999. Burung-Burung di Sulawesi.Birdlife International Indonesia Programme LIPI. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2003. Status Lingkungan Hidup Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Kooyman, R. 1998. Rain Forest Restoration: Manifold Pathways to Maturity. Vegetation Management 1. Managing and Growing Trees: Farm Forestry and Vegetation Management. Queensland Government.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lee, R. J., J. Riley, dan R.Merril. 2003. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di Sulawesi Bagian Utara. WCS-IP dan NRM. Jakarta.

Legendre, L. and Legendre. 1993. Numerical Ecology. Elsevier Scientific Publication & Co. New York.

McNaughton, S. J. dan L. W. Larry. 1998. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Mueller, D. dan D. H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley and Sons. New York.

Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1993. Pemetaan Sumberdaya Tanah Daerah Sulawesi Tenggara. Bogor.

Putri, I.A.S.L.P.P., M. Kiding Allo, P. Kusmedi, M. Qiptiyah. 2004. Laporan Penelitian Kajian Kriteria dan Indikator Zona yang Bobot Pemanfaatannya Tinggi pada TNRAW. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sulawesi. Makassar.

Resosoedarmo. R. S., K. Kuswata, dan S. Aprilani. 1988. Pengantar Ekologi. CV. Remadja Karya. Bandung.

Schmidt, F.H. dan J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Djawatan Meteorologi dan Geofisik. Djakarta.

Summerville, K.S. dan T.O. Crist. 2002. Effect of Timber Harverst on Forest Lepidoptera: Community, Guild and Species Responses. Ecological Application Ecological Application 12 (2). The Ecological Society of America.

Thiollay, J. 1992. Influence of Selectife Logging on Bird Species Diversity in a Guianan Rain Forest. Conservation Biology 6 (1). Blackwell Scientific Publication.

Unit Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. 2000. Rencana Karya Lima Tahunan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Unit Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Unaaha.

Van Lavieren, L. P. 1982. Wildlife Management in the Tropics. School of Environmental Conservation Mangement. Bogor.

Waltert, M., M. Langkau, H. Permon, M. Maertens, M. Hartel, S. Erasmi, and M. Muhlenberg. 2004. Predicting Losses of Lowland Bird Species from Deforestation in Central Sulawesi. In: G. Gerold, M. Fremerey, and E. Guhardja (eds). Land Use, Nature Conservation, and the Stability of Rainforest Margins in South-east Asia. Springer. Berlin.

Whitmore, T. C., I G. M. Tantra, dan U.

Sutisna. 1989. Tree Flora of Indonesia Check List for Sulawesi. Forest Research and Development Centre. Bogor.

Whitten, A. J., M. Muslimin, S. H. Gregory. 1987. Ekologi Sulawesi. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2009.6.2.169-194

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.