KARBON TANAH DAN PENDUGAAN KARBON TEGAKAN Avicennia marina (Forsk.) Vierh. DI CIASEM, PURWAKARTA

I Wayan Susi Dharmawan, Chairil Anwar Siregar

Sari


Meningkatnya  kandungan  karbondioksida  (CO2 ) di atmosfer merupakan salah  satu  faktor  penyebab terjadinya perubahan iklim dunia (global climate change). Penambatan karbondioksida melalui berbagai vegetasi hutan, misalnya di hutan mangrove diyakini sebagai salah satu upaya penurunan kandungan gas karbondioksida dari atmosfer. Avicennia marina (Forsk.) Vierh. sebagai salah satu jenis pohon pada tegakan mangrove memiliki potensi penambatan karbondioksida yang cukup besar. Selain melakukan pendugaan kandungan karbon pada tegakan Avicennia marina, juga dilakukan analisis karbon organik tanah.  Kegiatan penelitian ini dilakukan di BKPH Ciasem, KPH Purwakarta, Perum Perhutani Unit III – Jawa Barat dan Banten. Dari lima plot pengambilan contoh tanah, diperoleh hasil rata-rata kandungan karbon organik tanah sebesar 2,9%. Kandungan karbon organik tanah ini tergolong sedang.   Berdasarkan hasil dari sampling dengan merusak pohon di lapangan, diperoleh persamaan allometrik kandungan biomasa (Y) sebagai berikut: untuk biomasa atas Y = 0,1848(DBH)2,3524 R2 = 0,9839, untuk biomasa bawah   Y = 0,1682(DBH)1,7939 R2  = 0,8581, dan untuk biomasa total  Y = 0,2905(DBH)2,2598 R2 = 0,9815.  Tegakan A. marina di BKPH Ciasem memiliki potensi kandungan biomasa total sebesar 364,9 ton/ha dan kandungan karbon sebesar 182,5 ton/ha. Nilai serapan CO2 total tegakan A. marina (Forsk.) Vierh. di BKPH Ciasem adalah 669,0 ton/ha dengan nilai serapan CO2 rata-rata 14,2 ton/ pohon.


Kata Kunci


Hutan mangrove; biomasa; sekuestrasi karbon

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Allen, J.R.L. 1973. Physical Process of Sedimentation. Earth Science Series 1. George Allen and Unwim Ltd. London.

Anwar, C. 2007. Pertumbuhan Anakan Mangrove pada Berbagai Kondisi Tapak Berpasir Pasca Tsunami di Aceh. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam IV (2) : 139-149. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Baehaqie, A. dan Indrawan. 1993. Hutan Mangrove, Lahan Basah yang Kaya Raya. Warta Konservasi Lahan Basah 2 (1).

Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. Forestry Paper No. 134. FAO, USA.

Campbell, N.A., J. B. Reece and L. G. Mitchell. 2002. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dahuri, R. 2002. Integrasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jakarta, 6-7 Agustus 2002. www.dephut.go.id/INFORMASI/S ETJEN/PUSSTAN/INFO_VI02/VII_VI02.htm. Diakses tanggal 03 Agustus 2005 pk 11.39.

FAO. 1982. Management and Utilization of Mangroves in Asia and the Pacific. FAO Environmental Paper 3. FAO. Rome.

Hanafi, A. and R.B. Badayos. 1989. Evaluation of Brackishwater Fish Pond Productivity in Bulacan Province, Philipines. J. PBP 5(1).

Hidayanto, W., A. Heru dan Yossita. 2004. Analisis Tanah Tambak sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Tambak.

Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 7 (2). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Timur.

JIFPRO. 2000. Mannual of Biomass Measurements in Plantation and in Regenerated Vegetation. Japan.

Ketterings, Q.M., R. Coe, M. van Noordwijk, Y. Ambagau, and C.A. Palm. 2001. Reducing Uncertainty in the Use of Allometric Biomass Equations for Predicting Above ground Tree Biomass in Mixed Secondary Forests. Forest Ecology and Management 146.

Kostermans, A.Y. 1982. Different Kind of Mangrove with Different Economic Application Possibilities: Mangrove Forest Ecosystem Productivity in South East Asia. Proceeding of Symposium on Mangrove. BIOTROP. Bogor.

Kusmana, C. 2002. Pengelolaan Ekosistem Mangrove Secara Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrov di jakarta, 6-7 Agus- tus2002. www.dephut.go.id/ INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/ INFO_VI02/VII_VI02.htm. Diakses tanggal 03 Agustus 2005 pk 11.42.

MacDicken, K.G. 1999. Implications of the Kyoto Protocol on Forest Management in Developing Countries: Paying for Non commercial Forest Values. Impact 3 (2). Microsoft Office Excel. 2003. Microsoft Inc. United States of America. Murtidjo, B.A. 1996. Tambak Air Payau. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Niklas, K. J. 1994. Plant Allometry: The Scaling of Form and Process. The University of Chicago Press Ltd. London.

Pusat Penelitian Tanah. 1993. Kriteria Penilaian Kesuburan Tanah. Depar- temen Pertanian.

Reiss, M.J. 1991. The Allometry of Growth and Reproduction. Cambridge University Press. New York.

Retnowati, E. 1998. Kontribusi Hutan Tanaman Eucalyptus grandis Maiden sebagai Rosot Karbon di Tapanuli Utara.

Buletin Penelitian Hutan 611. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. SAS Institute. 1995. SAS User’s Guide : Statistics version hth ed. SAS Inst. Cary, NC.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Susilo, E. 1995. Manusia dan Hutan Mangrove. Dalam Pelestarian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Bakau Secara Terpadu dan Berkelanjutan.

Snedaker, S. C. 1978. Mangrove their Values and Perpetuation. Nat. Res. 14.

Tisdale, S. L., W. L. Nelson and J. D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers: Fourth Edition. Mac millan Publishing Company. New York.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2008.5.4.317-328

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.