STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HABITAT BEKANTAN (Nasalis larvatus Wurmb. ) PADA HUTAN MANGROVE DI BAGIAN HILIR SUNGAI WAIN KALIMANTAN TIMUR

Noorhidayah Noorhidayah, Kade Sidiyasa, Amir Ma’ruf

Sari


Struktur dan komposisi vegetasi hutan mangrove habitat bekantan (Nasalis larvatus Wurmb.) di bagian hilir Sungai Wain, Kalimantan Timur menunjukkan bahwa pada habitat bekantan ini kondisi hutannya sudah sangat rusak yang ditandai oleh rendahnya tinggi tajuk teratas dari tegakan, rendahnya tingkat kerapatan pohon, dan rapatnya semak dan tumbuhan bawah yang menutupi lantai hutan.  Komposisi vegetasi terdiri dari 22 jenis pohon yang termasuk ke dalam 20 marga dan 18 suku, serta 18 jenis tumbuhan bawah yang berupa herba, tumbuhan merambat, paku-pakuan, palem, dan pandan.   Berdasarkan besarnya indeks nilai penting (INP),   tingkat pohon didominasi oleh Heritiera littoralis Aiton, pada tingkat pancang juga didominasi oleh Heritiera littoralis Aiton yang berasosiasi dengan Pouteria obovata (R.Br.) Baehni, sedangkan pada tingkat semai didominasi oleh Dillenia suffruticosa (Griff.) Mart.).  Sonneratia caseolaris (L) Engl. merupakan salah satu jenis pohon sebagai sumber pakan bagi bekantan selain satu jenis paku- pakuan yakni Acrostichum aureum Linn.

 


Kata Kunci


Vegetasi; bekantan; Nasalis larvatus Wurmb.; struktur dan komposisi hutan; Sungai Wain; Kalimantan Timur

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Abercrombie, M., M. Hickman, M.L. Johnson and M. Thain.1990. The New Penguin Dictionary of Biology. Clays. Ltd. England.

Akbar, A., E. Priyatno, H. A. Basaing, Manaon dan F. Rizani. 2002. Pengaruh Pemagaran Terhadap Pertumbuhan Awal Permudaan Rambai (Sonneratia caesolaris (L) Engl.) di Cagar Alam Pulau Kaget. Buletin Teknologi Reboisasi 9 : 42-53. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.

Bismark, M. 1986. Aktivitas dan Pola Pergerakan Harian Bekantan di Hutan Bakau Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Hutan 476 : 31-45. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Bismark, M. 1999. Studi Ekologi Makan Bekantan (Nasalis larvatus) di Hutan Bakau Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Kehutanan 13(2) : 42-56. Balai Penelitian Kehutanan Samarinda.

Bismark, M., S. Iskandar dan R. Sawitry.2000. Pedoman Teknis Pengelolaan Bekantan (Nasalis larvatus) di Kalimantan. Info Hutan 121. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Bismark, M., R. Garsetiasih, S. Iskandar, E.Subiandono, R. Sawitry dan N.M. Heriyanto. 2003. Daya Dukung Habitat sebagai Parameter Dominan dalam Pengelolaan Populasi Satwa Liar di Alam. Paket Teknologi P3H&KA : 35-47. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Bismark, M. 2004. Daya Dukung Habitat dan Adaptasi Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb.).Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam I(3): 309-320. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Ma’ruf, A. 2004. Studi Perilaku Bekantan (Nasalis larvatus) di Daerah Balikpapan dan Sekitarnya. Makalah Seminar Hasil Penelitian dan Kegiatan Pelestarian Keanekaragama Hayati Wilayah Kalimantan. Loka Penelitian dan Pengembangan Satwa Primata, Balikpapan.

Setia,A.Z. 1998. Kamus Kehutanan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sidiyasa, K., Noorhidayah dan A. Ma’ruf. 2005. Habitat dan Potensi Regenerasi Pohon Pakan Bekantan (Nasalis larvatus) di Kuala Samboja Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam II(4): 409-416. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Soehartono, T. dan A. Mardiastuti. 2003.Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. Japan International Coor poration Agency, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2007.4.2.107-116

##submission.copyrightStatement##



JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.