MODEL KEBERHASILAN DAN MANAJEMEN PENANGKARAN CUCAK RAWA (Pycnonotus zeylanicus)

Dini Ayu Lestari, Burhanuddin Masy’ud, Jarwadi Budi Hernowo

Sari


ABSTRACT

Straw-headed bulbul (Pycnonotus zeylanicus) is a popular singing bird widely traded in Indonesia. Captive breeding is one of the conservation efforts to increase the population outside the natural habitat, the refore research on captive breeding models is important. The objective of the study is mainly to describe the management and determine the model of straw-headed bulbul captive breeding. The study was conducted on May-July 2015 in 10 different captive breeding facilities in Bogor and Depok Districts. Data were collected through observations, measurement, and interview. Principal Components Regression with the stepwise methods was used to analyze the success model of captivity breeding. The study found that the captive breeding management has been operated appropriately to ensure its productivity, as demonstrated by the natality and mortality models. The natality model Y1 = 64.70 + 57.48 PC1 showed that captivity duration, higher parent productivity, and higher egg hatchability increase natality rate. The mortality model, Y2 = 19.10 – 4.23 PC2, showed that greater operational and capital costs incurred as well as longer treatment duration are able to suppress mortality.

Key words: Captive breeding, management, principal components regression, straw-headed bulbul, success model.

ABSTRAK

Burung Cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus, Gmelin 1789) merupakan salah satu burung berkicau terkenal dan marak diperdagangkan di Indonesia. Upaya konservasi untuk meningkatkan populasi di luar habitat alaminya adalah melalui penangkaran sehingga penelitian mengenai model keberhasilan penangkaran penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen penangkaran pada lokasi penelitian dan menentukan model keberhasilan penangkaran cucak rawa. Penelitian dilakukan pada sepuluh penangkaran yang berlokasi di Kabupaten Bogor dan Depok. Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai Mei hingga Juli 2015. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung, pengukuran, dan wawancara. Data selanjutnya dianalisis menggunakan regresi komponen utama dengan metode stepwise untuk menentukan model keberhasilan. Hasil studi menunjukkan bahwa manajemen penangkaran yang sudah beroperasi hingga saat ini dinilai tepat untuk memenuhi kebutuhan produktivitas, seperti yang ditunjukkan dalam model perkembangan reproduksi berdasarkan angka kelahiran dan kematian. Model kelahiran Y1 = 64,.70 + 57,48 PC1 menunjukkan bahwa semakin lama menangkarkan, jumlah induk produktif banyak, dan daya tetas telur tingi maka semakin besar kelahiran. Model kematian Y2 = 19,10 – 4,23 PC2 menunjukkan bahwa semakin besar biaya operasional dan modal serta semakin lama durasi waktu perawatan maka angka kematian dapat ditekan.

Kata kunci: Penangkaran, manajemen, regresi komponen utama, cucak rawa, model keberhasilan.


Kata Kunci


Penangkaran; manajemen; regresi komponen utama, cucak rawa; model keberhasilan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ashari, A. A. Y., & Sukarsa, I. M. (2013). Analisis efisiensi produksi usaha peternakan ayam ras pedaging di kabupaten tabanan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2(6), 394–408.

Ayat, A. (2011). Burung-burung Agroforest di Sumatera. Bogor: World Agroforestry Centre–ICRAF.

Azis, A. S. (2013). Teknik penangkaran dan aktivitas harian jalak bali di Penangkaran UD Anugrah Kediri Jawa Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Budiharjo, A. (2005). Pola reproduksi burung jalak gading (Turdus sp.) di Gunung Lawu, Jawa Tengah. Biodiversitas, 6(4), 272–275.

CITES. (2016). Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora. http: //www.cites.org/.

Dorrestein, G. M. (2009). Bacterial and parasitic diseases of passerines. Veterinary Clinics of North America - Exotic Animal Practice. 12, 433-451. https://doi.org/10.1016/j.cvex.2009.07.005

Draper, C., & Harris, S. (2012). The assessment of animal welfare in British zoos by government-appointed inspectors. Journal of Animals. 2, 507-528. https://doi.org/ 10.3390/ani2040507

Griffith, S. C., Mainwaring, M. C., Sorato, E., & Beckmann, C. (2016). High atmospheric temperatures and “ambient incubation” drive embryonic development and lead to earlier hatching in a passerine bird. Royal Society Open Science. 3, 1-14. https://doi.org/10.1098/rsos.150371

Hall, A. J., & Saito, E. K. (2008). Avian wildlife mortality events due to salmonellosis in the United States, 1985-2004. Journal of Wildlife Diseases. 44(3), 585-593. https://doi.org/10.7589/ 0090-3558-44.3.585

Imran, T. A. (2012). Pengetahuan, sikap, dan praktik pemilik kennel terkait kesejahteraan hewan di Provinsi DKI Jakarta. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Iriawan, N. (2006). Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: Andi Publisher.

IUCN. (2016). International Union for Conservation of Nature. http: //www. iucnredlist.org/.

Karminiasih, N. L. P., Marwati, N. M., & Asmara, I. W. S. (2014). Hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan pekerja ternak unggas dengan keadaan sanitasi kandang untuk pencegahan penyakit flu burung. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(1), 50–56.

Lestari, D. A. (2014). Teknik penangkaran dan kualitas suara cucak rawa (Pcynonotus zeylanicus, Gmelin 1789) di Mega bird and orchid farm. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

MacKinnon, J., & Phillipps, K. (2010). Seri Panduan Lapang Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.

Parasdya, W., Mastuti, S., & Djatmiko, O. E. (2013). Analisis finansial usaha peternakan ayam niaga petelur di kecamatan kademangan Kabupaten Blitar. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(1), 88–98.

Purnamasari, I. (2014). Model keberhasilan penangkaran jalak bali (Leucopsar rothschildi, Stresemann 1912) berdasarkan peubah sosial masyarakat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ratnawati, L. D. (2012). Keberhasilan penangkaran buaya muara (Crocodylus porosus Schneider, 1801) dengan pola pembesaran: studi kasus penangkaran buaya di Provinsi Papua. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Santoso, S. (2002). SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Shankar, B. P. (2008). Common respiratory diseases of poultry. Veterinary World, 1(7), 217–219.

Suandi. (2014). Pengaruh karakteristik usaha terhadap pendapatan dan efisiensi usaha ternak kelincidi Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Suprijatna, E., Atmomarsono, U., & Kartasudjana, R. (2012). Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Thohari, M., Mas’ud, A., & Takanjanji, M. (2011). Teknis penangkaran rusa timor (Cervus timorensis) untuk stok perburuan. In Prosiding Seminar Sehari Prospek Penangkaran Rusa Timor (Cervus timorensis) Sebagai Stok Perburuan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wibowo, A. T. (2013). Faktor-faktor yang memengaruhi hasil usaha peternak ayam di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Widodo, W. (2012). Ekologi Gunung Slamet: Geologi, Klimatologi, Biodiversitas dan Dinamika Sosial. Jakarta: LIPI Press.

Zahid, A. (1997). Hubungan karakteristik peternak sapi perah dengan sikap dan perilaku aktual dalam pengelolaan limbah peternakan. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Zulkarnain, D., Bebas, I. W., & Laksana, I. G. N. B. T. (2015). Performans reproduksi burung cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) pada penangkaran secara ex-situ. Indonesia Medicus Veterinus, 4(2).




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2017.14.2.99-100

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.