POTENSI KAWASAN BUDIDAYA DI PANTAI UTARA INDRAMAYU SEBAGAI HABITAT BURUNG AIR

Sofian Iskandar, M Bismark

Sari


Studi potensi ekologi darilahan produksi dikawasanpantai utara Indramayu bertujuan untulcmengevaluasi nilai penting dari lahan tersebut sebagai habitat dalam melestarikan keanekaragaman jenis burung air. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada tahun 1988 di daerah lahan basah di Desa Singakerta dan sekitarnya dijumpai 27 jenis burung air di mana 14 jenis di antaranya merupakanjenis  burung rnigran. Namun dalam pengamatan ini hanya dijumpai delapan jenis burung air, di mana dua jenis di antaranya merupakan burung rnigran. Hampir seluruh lahan basah di Desa Singakerta dan sekitarnya telah berubah menjadi tambak dan persawahan. Berdasarkan basil penelitian ini disimpulkan bahwa lahan basah yang terdiri daritambak dan persawahan tersebut mempunyainilai fungsi esensial sebagai habitat dari berbagai jenis  burung air. Saat ini perubahan habitat yang terjadi oleh adanya perubahan  fungsi lahan telah mengancam keanekaragaman dan populasi jenis burung air. Karena berbagai fungsi habitat seperti sebagai penyedia sumber pakan, tempat perlindungan, tempat berkembang biak, dan perawatan anak telah rusak akibat aktivitas manusia. Kami merekomendasikan bahwa seluruh lahan basah di kawasan tersebut yang mempunyai nilai penting bagi perlindungan jenis burung air di luar kawasan konservasi, sebaiknya ditetapkan sebagai daerah perlindungan khusus, dan dikelola berdasarkan pengelolaan  sumberdaya alam berkelanjutan serta diatur oleh suatu Peraturan Daerah (Perda). Dengan demikian kawasan lahan basah tersebut masih tetap dapat dikeIola dan dimanfaatkan oleh masyarakat, dalam rangka meningkatkan pendapatan mereka; di lain pihak kawasan tersebut juga tetap dapat sebagai habitat bagi berbagai jenis burung air.


Kata Kunci


Keanekaragaman jenis burung air; kawasan esensial; konservasi jenis

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Badan Pusat Statistik. 1999. Kabupaten Indramayu Dalam Angka Tahun 2001. Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu dan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Indramayu.

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung.

Rusila, Y. 1987. Studi populasi burung kaitannya dengan usaha konservasi di daerah pantai Indramayu dan pantai Cirebon. Laporan Penelitian. Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Pajajaran, Bandung.

Rusila, Y. dan Indrawan. 1990. Laporan kursus pencincinan burung air di Indramayu, Cirebon. AWB-PHPA, Bogor.

Sibuea, T., R. N. Yus, J.S. Marcel, A. Susmianto. 1997. Burung bangau, pelatuk besi dan paruh sendok di Indonesia. Panduan untuk jaringan kerja. PHPA/Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Silvius, M. J., E. Juharsa, A. W. Taufik, A. P. M. J. Steeman, dan E.T. Bercey. 1987. The Indonesian wetland inventory: A preliminary compilation of information on wetland of Indonesia. PHPA/AWB & Edwin Vol. &2. Bogor.

Iskandar, S. 2002. Kajian pemanfaatan jenis burung air di pantai utara Indramayu, Jawa Barat. Laporan Tahunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Wilson, C. C. dan W. L. Wilson. 1975. The influence of selective logging on primates and some other animals in East Kalimantan. Folio Primatol 23: 245-247.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2005.2.5.423-429

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.