POLA SEBARAN, KELIMPAHAN POPULASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JALAWURE (Tacca leontopetolides) DI KABUPATEN GARUT

Aji Winara, Murniati - Murniati

Sari


Jalawure (Tacca leontopetaloides Kunz.) merupakan tumbuhan potensial yang umbinya digunakan sebagai sumber pangan alternatif di wilayah pantai. Masyarakat di Kabupaten Garut memanen umbi jalawure langsung dari alam, namun habitat alami jalawure banyak terganggu oleh perubahan penggunaan lahan, sehingga diperlukan upaya konservasi dan budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran, kelimpahan populasi dan karakteristik habitat jalawure di Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada tahun  2016 di Kecamatan Cikelet dan Pameungpeuk. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis vegetasi dan survey tempat tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan jalawure di Kabupaten Garut tersebar di beberapa pantai Garut Selatan hingga ketinggian 20 m dpl dengan pola sebaran mengelompok. Sebaran alami jalawure terbesar ditemukan di Pantai Sayang Heulang (29.000 individu/ha) dan Pantai Cigadog (12.500 individu/ha) yang mendominasi tumbuhan bawah dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 68,27-96,69 %. Jalawure tumbuh baik di bawah naungan Pandanus tectorius hingga tingkat naungan 80%, namun dapat pula tumbuh pada lahan terbuka. Jalawure tumbuh alami pada tanah dengan tekstur   pasir (91,33-97,98 %), pH tanah agak alkalis (7,73-8,02) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) sangat rendah (0,81 me/100 g) hingga rendah (10,39 me/100 g).


Kata Kunci


Garut; habitat; pangan alternatif; sebaran; Tacca leontopetaloides

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aatjin, A. Z., Lelemboto, M. B., Koapaha, T., & Mamahit, L. P. (2013). Pemanfaatan Pati Tacca (Tacca leontopetaloides) pada Pembuatan Biskuit. COCOS, 2(1), 1–8.

Borokini, T. I., & Ayodele, A. E. (2012). Pollen morphology of Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze in Nigeria. African Journal of Plant Science, 6(1), 43–47. https://doi.org/10.5897/AJPS11.171

Dagar, J., & Minhas, P. (2016). Agroforestry to rehabilitate the Indian Coastal Saline Areas. In Agroforestry for The Management of Waterlogged Saline Soil and Poor-Quality Waters (pp.121–143). Advance in Agroforestry 13.

Dike, V. T., Vihiior, B., Bosha, J. A., Yin, M., Ebiloma, G. U., Koning, H. P. De, … Gray, A. I. (2016). Antitrypanosomal Activity of a Novel Taccalonolide from the Tubers of Tacca leontopetaloides. Phytochemical Analysis, 27 (February), 217–221. https://doi.org/10.1002/pca.2619

Jagtap, S., & Satpute, R. (2015). Chemical Fingerprinting of Flavonoids in Tuber Extracts of Tacca leontopetaloides (L.) O. Ktze. Journal of Academia and Industrial Research (JAIR), 3(10), 485–489.

Lim, T. (2016). Tacca leontopetaloides. In Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants (p.301–307.). Springer Netherlands.

Martin, A. F., Aviana, A., Hapsari, B. W., Rantau, D. E., & Ermayanti, M. (2012). Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan pada tanaman ex vitro dan in vitro Tacca leontopetaloides. In Prosiding Seminar Nasional XV “Kimia dalam Pembangunan“. Yogyakarta: Jaringan kerjasama kimia Indonesia. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3648.8729

Maryanto, I. (2013). Bioresources Untuk Pembangunan Ekonomi Hijau. (D. Susiloningsih, Ed.). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Meena, K. L., & Yadav, B. L. (2010). Short Communications Tacca leontopetaloides (Linn.) O. Kuntze (Taccaceae) – A new record to the flora of Rajasthan. Indian Journal of Natural Product and Resources, 1(4), 512–514.

Setiawan, E. (2013). Eksplorasi Tacca leontopetaloides (L) : Pola sebaran dan ekologi di Kabupaten Bangkalan. In Prosiding Seminar Nasional “Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan” (pp.570–574). Madura: Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.

Setyowati, N., Susiarti, S., & Rugayah. (2012). Tacca Leontopetaloides: Persebaran dan Potensinya sebagai Sumber Pangan Lokal di Jawa Timur, 536 (April), 31–40.

Sihotang, V. B. L. (2013). The Utilization of Kecondang (T . leontopetaloides) in Karimunjawa Island as Alternative Food. In Proceeding ICGRC 2013 (pp. 44–48). Malang: Universitas Brawijaya.

Soerianegara, I., & Indrawan, A. (1988). Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Sofiah, S., Setiadi, D., & Widyatmoko, D. (2013). Pola penyebaran, kelimpahan dan asosiasi bambu pada komunitas tumbuhan di Taman Wisata Alam Gunung Baung Jawa Timur. Berita Biologi, 12(2), 239–247.

Susiarti, S., & Sulistiarini, D. (2015). Keanekaragaman umbi-umbian di beberapa lokasi di Propinsi Bangka Belitung dan pemanfaatannya. In PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON (Vol. 1 (5), pp. 1088–1092). https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010520

Syarif, F., Lestari, P., & Wawo, H. (2014). Variasi karakteristik pertumbuhan Tacca leontopetaloides (L) Kuntze (Taccaceae) di Pulau Jawa dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Berita Biologi, 13(2), 161–171.

Ukpabi, U. J., Ukenye, E., & Olojede, A. O. (2009). Raw-material potentials of Nigerian wild polynesian arrowroot (Tacca leontopetaloides) tubers and starch. Journal of Food Technology, 7(4), 135–138.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2018.15.2.79-89

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.