INVENTARISASI JENIS TANAMAN PENGHASIL HASIL HUTAN BUKAN KAYU DI HUTAN NAGARI PARU, SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT

Nunung Puji Nugroho, Dona Octavia

Sari


Hutan memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya,  terutama  dalam  menyediakan  hasil  hutan  bukan kayu (HHBK). HHBK umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence) dan menambah pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang menghasilkan HHBK di Hutan Nagari Paru di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan data dilakukan melalui survei lapangan dengan menggunakan 98 plot berukuran 0,1 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Nagari Paru memanfaatkan berbagai jenis HHBK dari generasi ke generasi sebagai sumber makanan, obat-obatan, kerajinan tangan, pewarna, resin, bangunan, ritual adat, dan keperluan lainnya. Hutan Nagari Paru terjaga dengan kearifan lokal dan hukum adat yang kuat, sehingga memiliki keanekaragaman jenis tanaman penghasil HHBK yang tinggi dengan total 98 jenis. Namun, perlu dicatat bahwa metode pemanfaatan ekstraktif tanpa pembatasan jumlah HHBK yang diambil akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan HHBK di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan volume HHBK yang dapat pembudidayaan tanaman penghasil HHBK yang bernilai tinggi di lahan masyarakat. Dengan demikian, pelestarian hutan lindung dan ketersediaan HHBK diharapkan dapat dipertahankan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

 

 

 


Kata Kunci


HHBK; kebutuhan sendiri; pemanfaatan; ekstraktif; hutan Nagari; Sijunjung

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Angelsen, A., Jagger, P., Babigumira, R., Belcher, B., Hogarth, N. J., Bauch, S., Wunder, S. (2014). Environmental income and rural livelihoods: A global-comparative analysis. World Development, 64, S12-S28. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.worlddev.2014.03.006

Center for International Forestry Research (CIFOR). (2015). Forests and non- timber forest products. Diakses dari http://www.cifor.org/Publications/Corporate/FactSheet/ntfp.htm

Food and Agriculture Organization (FAO). (2004). National forest inventory: Field manual template. Forest Resources Assessment Programme. Working Paper 94/E. (pp. 84). Rome: Forestry Department, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Hariyadi, B. (2008). The entwined tree: traditional natural resource management of Serampas, Jambi, Indonesia (Disertasi Doktor). University of Hawaii, Manoa.

Juliarti, A. (2013). Pemanfaatan HHBK (hasil hutan bukan kayu) dan identifikasi tanaman obat di areal Cagar Biosfir Giam Siak Kecil, Bukit Batu Siak. Jurnal Hutan Tropis, 1(1), 9-16.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2018). Statistik kementerian lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2017. Jakarta: Pusat Data dan Informasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) & Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP- PPP) Republik Indonesia. (2015). Model ekonomi hijau Provinsi Kalimantan Tengah (KT-GEM). Jakarta: LECB Indonesia.

Lembaga Pengelola Hutan Nagari Paru (LPHNP). (2015). Rencana kerja hutan nagari (RKHN). Sijunjung: Lembaga Pengelola Hutan Nagari Paru (LPHNP).

Munawaroh, E., Saparita, R., & Purwanto, Y. (2011). Ketergantungan masyarakat pada hasil hutan non kayu di Malinau, Kalimantan Timur: Suatu analisis etnobotani dan implikasinya bagi konservasi hutan. Berkala Penelitian Hayati Edisi Khusus, 7(A),51-58.

Neil, A., Golar, & Hamzari. (2016). Analisis ketergantungan masyarakat terhadap hasil hutan bukan kayu pada Taman Nasional Lore Lindu. e-Jurnal Mitra Sains, 4(1), 29-39.

Nugroho, A. C., Frans, T. M., Kainde, R.P., & Walangitan, H. D. (2015). Kontribusi hasil hutan bukan kayu bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan (Studi kasus Desa Bukaka). Cocos, 6(5), 30-41.

Pandey, A. K., Tripathi, Y. C., & Kumar, A. (2016). Non-timber forest products (NTFPs) for sustained livelihood: Challenges and strategies. Research Journal of Forestry, 10, 1-7.

Peraturan Menteri Kehutanan. (2007). Hasil hutan bukan kayu (Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007).

Peraturan Menteri Kehutanan. (2009). Kriteria dan indikator penetapan jenis hasil hutan bukan kayu unggulan (Permenhut No. P.21/Menhut-II/2009).

Peraturan Menteri Kehutanan. (2014). Hutan desa (Permenhut No. P.89/Menhut-II/2014).

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2016). Perhutanan sosial (Permen LHK No. P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016).

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2017). Perhutanan sosial di wilayah kerja Perum Perhutani (Permen LHK No. P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017).

Pohan, R. M., Purwoko, A., & Martial, T. (2014). Kontribusi hasil hutan bukan kayu dari hutan produksi terbatas bagi pendapatan rumah tangga masyarakat. Peronema Forestry Science Journal, 3(2), 1-9.

Saha, D., & Sundriyal, R. C. (2012). Utilization of non-timber forest products in humid tropics: Implications for management and livelihood. Forest Policy and Economics, 14(1), 28-40. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.forpol.201 1.07.008

Siagian, D. P., Affandi, O., & Asmono, L. (2012). Jenis, potensi dan nilai ekonomi hasil hutan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi kasus: Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat dan Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran). Peronema Forestry Science Journal, 1(1), 19-33.

Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat. (2015). Hak pengelolaan Hutan Nagari Paru (SK Gubernur Sumatera Barat No. 522.4-501-2015).

Surat Keputusan Menteri Kehutanan. (2014). Penetapan areal kerja Hutan Nagari Paru (SK Menhut No. SK.507/Menhut-II/2014).

Tanjung, N. S. (2016). Komunikasi partisipatif dalam pengelolaan hutan nagari di Sumatera Barat (Thesis Master). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

United Nations Office for REDD Coordination in Indonesia (UNORCID). (2015). Forest ecosystem valuation study: Indonesia (pp. 93): United Nations Office for REDD Coordination in Indonesia (UNORCID).

Wardani, D. M. (2018). Daun kari, peneliti India menyebutnya "tanaman ajaib". Diakses dari http://www.satuharapan.com/read- detail/read/daun-kari-peneliti-india- menyebutnya-tanaman-ajaib

Wibowo, G. D. H. (2013). Analisis kebijakan pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) di NTB dan NTT. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 43(2), 197-225.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2020.17.1.21-33

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.