KOMPOSISI DAN STRUKTUR TEGAKAN, BIOMASA, DAN POTENSI KANDUNGAN KARBON HUTAN MANGROVE DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

N. M. Heriyanto, Endro Subiandono

Sari


Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2011 bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman, jenis, struktur tegakan  dan kandungan karbon pada hutan mangrove, di Resort Bedul Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Plot dibuat di tiga tempat diulang tiga kali, ukuran sub plot 10m x 10m.Hasil penelitian menunjukkan pada sepanjang sembilan km riverine mangrove tercatat 13 jenis yaitu, Rhizophora apiculata Blume, Rhizophora mucronata Blume, Bruguiera gymnorhyza (L). Savigny, Bruguiera cylindrica W.et.A., Avicennia marina L., Avicennia officinalis L., Cordia bantamensis Blume, Xylocarpus molucensis L., Xylocarpus granatum Koen., Heritiera littoralis Dryand. Aiton., Sonneratia alba Griff., Sonneratia caseolaris (L) Engl., dan Luminitzera littorea Voigl. Empat jenis mendominasi tegakan yaitu: B. cylindrica, dengan kerapatan 1367 pohon/ha,R. mucronata dengan kerapatan 1.033 pohon/ha, A. officinalis, dengan kerapatan 167 pohon/ha dan X. moluccensis, kerapatannya 167 pohon/ha. Tingkat semai didominir oleh jenis R. mucronata dengan kerapatan sebesar 2.500 batang/ha, sedangkan untuk tingkat belta pada semua plot tidak dijumpai. Biomasa dan kandungan karbon di lokasi penelitian didominir oleh jenis R. mucronata sebesar 217,22 ton/ha (108,61 ton C/ha, serapan karbon dioksidanya sebesar 398,60 ton CO2/ha), dan jenis B. cylindrica sebesar 115,66ton/ha (57,83 ton C/ha setara 212,24 CO2/ha).  Jenis A. officinalis sebesar 18,99ton/ha (9,49 ton C/ha setara 34,83 CO2/ha), dan jenis  X. Moluccensissebesar 6,92ton/ha (3,46 ton C/ha setara 12,70 CO2/ha).


Kata Kunci


Mangrove; biomasa; karbon; keragaman jenis

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam dan A.J. Whitten. 1984. Ekologi ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2008. Buku informasi Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Tidak diterbitkan.

Bismark, M. 1986. Keragaman jenis burung di hutan bakau Taman Nasional Kutai. Bul. Pen. Hutan 482:11-22.

Bismark, M. 1994. Ekologi makan dan perilaku bekantan (Nasalis larvatus) di hutan bakau Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Disertasi, IPB. Tidak diterbitkan.

Bismark, M., N.M. Heriyanto dan S. Iskandar. 2008. Keragaman dan potensi jenis serta kandungan karbon hutan mangrove Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, V(3):297-306. Bogor.

Brown, S., J. Sathaye., M. Canel and P. Kauppi. 1996. Mitigation of carbon emission to the atmosphere by forest management, Commonwealth Forestry Review 75:80-91.

Brown, S. 1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forest. A primer, FAO. Forestry paper No. 134. FAO, USA.

Bustomi, S., Wahjono, D. dan Heriyanto, N. M. 2006. Klasifikasi potensi tegakan hutan alam berdasarkan citra satelit di Kelompok Hutan Sungai Bomberai - Sungai Besiri di Kabupaten Fakfak, Papua. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, III(4):437-458.

Darusman, D. 2006. Pengembangan potensi nilai ekonomi hutan di dalam restorasi ekosistem. Jakarta (unpublished).

Dharmawan, I. W. S dan C. A. Siregar. 2008. Karbon tanah dan pendugaan karbon tegakan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. Di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, V(4):317-328.

Ewusie, J.Y. 1980. Pengantar ekologi tropika. Terjemahan, ITB-Press. Bandung.

Google Earth. 2011. Peta digital Pulau Siberut. Image 2011 Terra Metrics. WWW.Google.com. Diakses tanggal 3 Juni 2011, pukul 8.20 wib.

Gunawan, H. dan C. Anwar. 2004. Keanekaragaman jenis burung mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam I(3):294-308.

Heriyanto, N.M. dan C.A. Siregar. 2007. Keragaman jenis dan konservasi karbon pada hutan sekunder muda di Maribaya. Info Hutan IV(3):283-291. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor

International Panel on Climate Change. 2003. IPPC guidelines for nation greenhouse inventories : Reference manual IPCC.

Kartawinata, K., S. Soenarko., IGM. Tantra dan T. Samingan. 1976. Pedoman inventarisasi flora dan ekosistem. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, Bogor.

Kusmana, C. 1997. Metode survei vegetasi. IPB Press. Bogor.

Kusmana, C., S. Sabiham., K. Abe and H. Watanabe. 1992. An estimation of above ground tree biomass of a mangrove forest in East Sumatera. Tropics I(4):143-257.Tropics I(4):143-257.

Kusmana, C.2002.Pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jakarta, 6-7 Agustus2002 [www.dephut.go.id/informasi/setjen/Pusstan/Info_VI02/VII_VI02.htm,03/08/2005 pk 11.42].

Retnowati, E. 1998. Kontribusi hutan tanaman Eucalyptus grandis Maiden sebagai rosot karbon di Tapanuli Utara. Buletin Penelitian Hutan No. 611. Bogor.

Schmidt, F.G. and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall types on wet and dry period ratios for Indonesia western New Guinea. Verhandel. Dit. Meteorologi dan Geofisika. Djakarta.

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam wilayah pesisir tropis. Gramedia. Pustaka. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2012.9.1.023-032

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.