POPULASI MAKROFAUNA, MESOFAUNA, DAN TUBUH BUAH FUNGI EKTOMIKORIZA PADA TEGAKAN Shorea leprosula DI HUTAN PENELITIAN GUNUNG DAHU BOGOR

Tasya Chotimah, Basuki Wasis, Henti Hendalastuti Rachmat

Sari


Shorea  leprosula  Miq.  adalah  salah  satu  jenis  Dipterocarpaceae  yang memiliki nilai ekonomi dan ditanam di Hutan Penelitian Gunung Dahu (HPGD) pada berbagai jarak tanam. HPGD didirikan pada tahun 1997 – 2000 sebagai upaya untuk memulihkan lanskap dengan melestarikan sumber daya genetik dipterokarpa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur populasi makrofauna, mesofauna tanah, dan tubuh buah fungi ektomikoriza dalam plot S. leprosula pada berbagai jarak tanam dan plot kontrol yang tidak ditanami. Pengumpulan sampel makrofauna dan mesofauna dilakukan di serasah menggunakan metode hand sorting sementara di tanah menggunakan corong berlese. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Entomologi  Hutan, IPB. Pengamatan fungi  ektomikoriza menunjukkan terdapat 13 jenis makrofauna dan mesofauna yang didominasi oleh cacing, semut, dan 10 jenis tubuh buah ektomikoriza dengan jenis yang paling banyak ditemukan adalah genus Russula.


Kata Kunci


Ektomikoriza; makrofauna; mesofauna; tegakan Shorea leprosula

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


(2014). Termites: the neglected soil engineers of tropical soils. Soil Science, 181(3/4), 157-165.

Achmad, S.R, & Aji. (2016). Pertumbuhan tanaman karet belum menghasilakan di lahan pesisir pantai dan upaya pengelolaan di Kebun Balang, Jawa Tengah. Warta Perkaretan, 35(1), 11-24.

Alamsjah, F., & Husin, E. (2010). Keanekaragaman fungsi ektomikoriza di rizosfer tanaman meranti (Shorea sp.) di Sumatera Barat. Biospectrum, 6(3), 155-160.

Amazonas, N., Viani, R., Rego, M., Camargo, F., Fujihara, R., Valsechi, O. (2018). Soil macrofauna density and diversity across a chronosequence of tropical forest restoration in Southeastern Brazil. Braz. J. Biol, 78(3), 449-456.

Angi, E.M., & Wiati, C.B. (2017). Kajian ekonomi politik deforestasi dan degradasi hutan dan lahan kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterocarpa, 3(2), 63-80.

Anwar, K.E., & Ginting, B.C.R. (2013). Mengenal Fauna Tanah dan Cara Identifikasinya. Jakarta: IAARD Press.

Apriyadi, R. (2014). Struktur Populasi semut invasif Anoplolepis gracilipes Smith (Hymenoptera: Formicidae) di Kebun Raya Bogor. (Thesis Master). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ardhana, K. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Graha Ilmu.

Arief, A. (2001). Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius.

Araújo, R., Fernandes, M., Paulo, A.C., Gomes, A. (2010). Biology of human hair: know your hair to control it. Adv Biochem engine/Biotechnol. Springer Verlag Berlin Heidelberg.

Atmoko, T., Arifin, Z., Priyono. (2010). Struktur dan sebaran tegakan dipterocarpaceae di sumber benih merapit, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(3), 399-413.

Barbour, G., Burk, Pitts. (1987). Terrestrial Plant Ecology. New York: The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Bautista, F., Castelazo, D.C., Robles, G.M. (2009). Changes in soil macrofauna in agroecosystems derived from low deciduous tropical forest on leptosols from karstic zones. Tropical and Subtropical Agroecosystems, 10, 185-197.

Bechem, E.E.T., & Alexander, I.J. (2012). Phosphorus nutrition of ectomycorrhizal Gnetum africanum plantlets from Cameroon.

Brearley, F. (2012). Ectomycorrhizal Associations of the Dipterocarpaceae. Biotropica, 44(5), 637-648.

Brundrett, M., Bougher, N., Dell, B., Grove, T., Malajczuk, N. (1996). Working with Mycorrhizae in Forestry and Agriculture. Australia: Monograph ACIAR.

Borror, D.J., Triplehorn, C.A., Johnson, N.F. (1996). Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi ke-6. Yogyakarta: Gajahmada Univ Press.

Cahyani, K., Aminatun, T., Putra, N. (2017). Struktur komunitas collembolan di lingkungan rhizosfer Chromolaena odorata pada lahan vulkanik, pantai berpasir, dan karst. Jurnal Prodi Biologi, 6(8), 455-464.

Chalermpongse, A. (1992). Biodiversity of ectomycorrhizal fungi in the dipterocarp forest of Thailand. Proceedings of Tsukuba Workshop in Tsukuba Science City. Biotechnology Assisted Reforestation Project (Bio- Reform)-IUFRO/SPDC. (hal. 143-153).

Destaranti, N., Sulistyani, Yani, E. (2017). Struktur dan vegetasi tumbuhan bawah pada tegakan pinus di RPH Kalirajut dan RPH Baturraden Banyumas. Scripta Biologica, 4(3), 155-160.

Diagne, N., Thioulouse, J., Sanguin, H., Prin, Y., Krasova-Wade, T., Sylla, S., Duponnois, R. (2013). Ectomycorrhizal diversity enhances growth and nitrogen fixation of Acacia mangium seedlings. Soil Biology and Biochemistry, 57, 468- 476.

Erizilina, E., Pamoengkas, P., Darwo. (2019). Hubungan sifat fisik dan kimia tanah dengan pertumbuhan meranti merah di KHDTK Haurbenters. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 9(1), 68-74.

Firmansyah, M.A., Suparman, Harimin, Wigena, I.G.P., Subowo. (2014). Karakterisasi populasi dan potensi cacing tanah untuk pakan ternak dari tepi sungai kahayan dan barito. Berita Biologi, 13(3), 333-341.

Fuady, Z., Satriawan, H., Mayani, N. (2014). Aliran permukaan, erosi dan hara sedimen akibat tindakan konservasi tanah vegetatif pada kelapa sawit. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 11(2), 95-103.

Gunawan, H., & Prasetyo, B.L. (2013). Fragmentasi Hutan: Teori yang mendasari penataan ruang hutan menuju pembangunan berkelanjutan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.

Hakim, S.S., Halwany, W., Rachmanadi, D. (2019). Fungi and soil macrofauna community in revegetated post-fire peatland in Central Kalimantan. Indonesian Journal of Forestry Research, 6(2), 107-116.

Haneda, F.N., & Yuniar, N. (2015). Komunitas semut (Hymenoptera: Formicidae) pada empat tipe ekosistem yang berbeda di Desa Bungku Provinsi Jambi. Jurnal Silvikultur Tropika, 6(3), 203-209.

Handayani, I., Riniarti, M., Bintoro, A. (2018). Pengaruh dosis inokulum spora Scleroderma columnare terhadap kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai damar mata kucing. Jurnal Sylva Lestari, 6(1), 9- 15.

Hasyimuddin, Syahribulan, Usman, A.A. (2017). Peran ekologis serangga tanah di perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Biology for Life. Prosiding Seminar Nasional (hal.70-78).

Helbert, Turjaman, M., Nara, K. (2019). Ectomycorrhizal fungal communities of secondary tropical forests dominated by tristaniopsis in Bangka Island, Indonesia. PLOS ONE, 14(9), 1-9.

Herdina, J., Noli, Z., Chairul. (2013). Pertumbuhan beberapa tanaman untuk revegetasi yang diinokulasi ektomikoriza pada lahan bekas tambang batubara ombilin. Jurnal Biologika, 2(1), 47-58.

Hilwan, I., & Handayani, P.E. (2013). Keanekaragaman mesofauna dan makrofauna tanah pada areal bekas tambang timah di kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Silvikultur Tropika, 4(1), 35-41.

Hölldobler, B., & Wilson, E.O. (1990). The ants. Cambridge: The Belknap Press. Harvard University Press.

Husamah, Rahardjanto, A., Hudha, A.M. (2017). Ekologi Hewan Tanah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hustad, V.P., Meiners, Metthven. (2011). Terrestrial macrofungi of Illinois old-growth prairie groves. Am. Midl. Nat, 166, 13-28.

Ibrahim, H. (2014). Keanekaragaman Mesofauana Tanah Daerah Pertanian Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah. Malang: UMM Press.

Jeffries, M.J. (1997). Biodiversity and Conservation. New York: Routledge.

Jouquet, P., Bottinelli, N., Shanbag, R.R., Bourguignoon, T., Traore, S., Abbasi, A.S.

Juniarti, T.K., Herawatiningsih, R., Burhanuddin. (2017). Keanekaragaman jenis meranti (Shorea spp.) pada areal IUPHHK-HTI PT. Bhatara Alam Lestari Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 5(4), 1079-1087.

Karmilasanti, & Maharani, R. (2016). Keanekaragaman jenis jamur ektomikoriza pada ekosistem hutan dipterokarpa di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 2(2), 57-66.

Kasongat, H., Muzna, A.A., Gofur, Ponisri. (2019). Identifikasi dan kenaekargaman jenis jamur ektomikoriza pada hutan jati di Seram bagian timur. Median, 11(1), 39-46.

Kunarso, A., & Azwar, F. (2013). Keragaman jenis tumbuhan bawah pada berbagai tegakan hutan tanaman di Benakat, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(2), 85-98.

Laessoe, T., & Lincoff, G. (1998). Mushrooms. London, England: DK Publishing.

Leksono, A.S. (2011). Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press.

Lestari, N. S., & Suryanto. (2013). The Hidden Treasure of Labanan. Samarinda: Balai Besar Penelitian Dipterokarpa.

Lutfi, M., & Antono, H.T. (2017). Estimasi stok karbon di kawasan penambangan akibat perubahan luas penutupan lahan terkait dengan REDD. Statistika, 14(1), 15-24.

Mahendra, F., Riniarti, M., Niswati, A. (2017). Populasi dan keanekargaman mesofauna serasah dan tanah akibat perubahan tutupan lahan di resort pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. EnviroScienteae, 13(2), 128-138.

Magurran, A.E. (2004). Measuring Biological Diversity. Malden: Blackwell Science.

Mardji, D. (2010). Identifikasi jenis jamur mikoriza di hutan alam dan lahan pasca tambang batubara PT Turbaindo Coal Mining Muara Lawa. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 3(1), 42-53.

Maria, K., Manurung, T., Sisillia, L. (2016). Identifikasi jenis pohon famili dipterocarpaceae di kawasan arboretum sylva Universitas Tanjungpura Pontianak. Jurnal Hutan Lestari, 4(4), 527-534.

Margalef, R. (1958). Information Theory in Ecology. General System, 3, 56-71.

Martala, S., & Maya, L. (2014). Kepadatan dan distribusi cacing tanah di areal arboretum Dipterocarpaceae 1.5 Ha Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru. Jurnal Lectura, 5(1), 1-14.

Ngatiman. (2014). Serangan rayap Coptotermes sp. pada tanaman meranti merah (Shorea leprosula Miq) di beberapa lokasi penanaman di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 8(1), 1-14.

Ngatiman, & Cahyono, D.D.N. (2017). Serangan rayap Coptotermes sp. pada tanaman Shorea leprosula miq. di PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 3(1), 33-42.

Nono, Diba, F., Fahrizal. (2017). Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat di Desa Labian Ira’ang dan Desa Datah Diaan di Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari, 5(1), 76-87.

Noor, M., & Saridan, A. (2013). Keanekaragaman fungi makro pada tegakan benih dipterocarpaceae di Taman Nasional Tanjung Puting dan Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 7(1), 53-62.

Nurrohman, E., Rahardjanto, A., Wahyuni, S. (2018). Studi hubungan keanekaragaman makrofauna tanah di perbukanan cokelat (Theobroma cacao L.) Kalibaru Banyuwangi. Bioeksperimen, 4(1), 1-10.

Patang, F. (2010). Keanekaragaman takson serangga dalam tanah pada areal bekas tambang batubara PT. Mahakam Sumber Jaya Desa Separi Kutai Kartanegara - Kalimantan Timur. Bioprospek, 7(1), 80-89.

Peritika, Z.M., Sugiyarto, Sunarto. (2012). Diversity of soil macrofauna on different pattern of sloping land agroforestry in Wonogiri, Central Java. Biodiversitas, 13(3), 140-144.

Pranoto, D., & Latifah, S. (2016). Pengaruh aktivitas rayap tanah terhadap produktivitas tanah di arboretum sylva Fakultas Kehutanan Untan. Jurnal Hutan Lestari, 4(4), 463-471.

Purwaningsih. (2004). Sebaran ekologi jenis-jenis Dipterocarpaceae di Indonesia. Biodiversitas, 5(2), 89-95.

Purwanto, E., Wawan, Wardati. (2017). Kelimpahan mesofauna tanah pada tegakan tanaman karet (Havea brasiliensis Muell. Arg) di tanah gambut yang ditumbuhi dan tidak ditumbuhi Mucuna bracteata. JOM FAPERTA, 4(1), 1-14.

Putra, M. (2012). Makrofauna Tanah pada Ultisol di Bawah Tegakan Berbagai Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Riau: UNRI Press.

Rachmat, H.H., & Fambayun, R.A. (2019). Komatsu-Foerdia Conservation (KoFCo) nursery: an effort to support dipterocarps genetic conservation in Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (hal.23-66).

Rachmat, H.H., Fambayun, A.R., Yulita, S.K., Susilowati, A. (2020). Ex-situ conservation and management of dipterocarps genetic resources through seedlings collections and nursery establishment. Biodiversitas, 21(2), 556-563.

Risman, & Ikhsan, A. (2017). Penggambaran makrofauna dan mesofauna tanah dibawah tegakan karet (Hevea brazilliensis) di lahan gambut. JOM Faperta, 4(2), 1-15.

Rohmaya, Mardji, D., Sukartiningsih. (2011). Keanekaragaman jenis jamur ektomikoriza pada kondisi hutan dangan kelerengan yang berbeda di hutan wisata bukit Bangkirai PT Inhutani 1 Balikpapan. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 4(2), 150-160.

Sadili, A. (2010). Struktur dan komposisi jenis tumbuhan herba dan semai pada habitat satwa herbivor di Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Berita Biologi, 10(1), 1-10.

Sato, H., Tanabe, S.A., Toju, H. (2015). Contrasting diversity and host association of ectomycorrhizal basidiomycetes versus root-associated ascomycetes in a dipterocarp rainforest. PLOS ONE, 10(4), 1-20.

Septria, D., Fernando, T., Tavita, G. (2018). Keanekaragaman jenis pohon famili dipterocarpaceae di hutan adat bukit benuah Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 6(1), 114-122.

Simanjuntak, A.K & Waluyo, J. (1982). Cacing Tanah Budidaya dan Pemanfaatannya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Simatupang, B., Niswati, A., Yusnaini, S. (2015). Populasi dan keanekaragaman cacing tanah pada berbagai lokasi di hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). J. Agrotek. Tropika, 3(3), 402-408.

Subiakto, A., & Sakai, C. (2007). Manajemen Persemaian KOFFCO System. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.

Subiakto, A., Rachmat, H.H., Sakai, C. (2016). Choosing native tree species for establishing man-made forest: A new perspective for sustainable forest management in changing world. Biodiversitas, 17(2), 620-625.

Sugiyarto. (2000). Keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai umur tegakan sengon di RPH Jatirejo, Kabupaten Kediri. Biodiversitas, 1(2), 47-53.

Sugiyarto, Efendi, M., Mahajoeno, E., Sugiti, Y., Handayanto, E., Agustina, L. (2007). Preferensi berbagai jenis makrofauna tanah terhadap sisa bahan organik tanaman pada intesitas cahaya yang berbeda. Biodiversitas, 7(4), 96-100.

Suharno, Irawan, C., Qomariah, E., Putri, I., Sufaati, S. (2014). Keragaman makrofungi di Distrik Warmare Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Jurnal Biologi Papua, 6(1), 38-46.

Suin, N.M. (2012). Ekologi Hewan Tanah. Bandung: Bumi Aksara.

Sukarno, N., Listiyowati, S., Rahayu, N., Nara, K. (2019). Elaphomyces tropicalis sp. nov.: A new ectomycorrhizal fungus associated with dipterocarps from tropical Indonesia. Mycoscience, 60(2019), 83-88.

Sutoyo. (2010). Keanekaragaman hayati Indonesia suatu tinjauan: masalah dan pemecahannya. Buana Sains, 10(2), 101-106.

Tarmeji, A., Shanti, R., Patmawati. (2018). Hubungan bahan organik dengan keberadaan fauna tanah pada umur rehabilitasi lahan pasca tambang yang berbeda. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 1(1), 1-10.

Turjaman, M., Tamai, Y., Segah, H., Limin, S., Cha, J.Y., Osaki, M., Tawaraya, K. (2005). Inoculation with the ectomycorrhizal fungi Pisolithus arhizus and Scleroderma sp. Improves early growth of Shorea pinanga nursery seedlings. New Forest, 30, 67-73.

Tsumura, Y., Kado, T., Yoshida, K., Abe, H., Ohtani, M., Taguchi, Y. (2011). Molecular phylogeny database for classifying Shorea species (Dipterocarpaceae) and techniques for checking the legitimacy of timber and wood products. Journal of Plant Research, 124, 35-48.

Ulfa, M., Faridah, E., Lee, S., Sumardi, Roux, C., Galiana, A., Mansor, P., Ducousso, M. (2019). Multi inang fungi ektomikoriza pada dipterocarpaceae di hutan tropis. Jurnal Ilmu Kehutanan, 13, 56-69.

Vasconcellos, R.L.F., Segat, J.C., Bonfirm, J.A., Baretta, D., Cardoso, E.J.B.N. (2013). Soil macrofauna as an indicator of soil quality in an undisturbed riparian forest and recovering site of different ages. European Jurnal of Soil Biology, 58(2013), 105-112.

Wibowo, C., & Slamet A.S. (2017). Keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai tipe tegakan di areal bekas tambang silika di Holcim Educational Forest, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Silvikultur Tropika, 8(1), 26-34.

Widyati, E. (2013). Pentingnya keragaman fungsional organisme tanah terhadap produktivitas lahan. Tekno Hutan Tanaman, 6(1), 29-37.

Wihartono, M. (2015). Kawasan tropis pegunungan sebagai kawasan rawan bencana dengan nilai ekologi tinggi dan upaya pelestariannya. Jurnal Bionature, 16(1), 1-7.

Wortley, L., Hero, J. M., Howes, M. (2013). Evaluating ecological restoration success: a review of the literature. Restoration Ecology, 5, 537-543.




DOI: https://doi.org/10.20886/jphka.2020.17.1.79-98

##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)

eISSN : 2540-9689, pISSN : 0216-0439 

JPHKA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.