REGENERASI TANAMAN Shorea pinanga Scheff. MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK

Yelnititis Yelnititis

Sari


Meranti  (Shorea pinanga  Scheff.) merupakan  salah satu anggota suku Dipterocarpaceae yang berperan penting sebagai penghasil kayu. Perbanyakan tanaman secara generatif mempunyai kendala karena mempunyai  masa berbuah sekali dalam 5 tahun dan termasuk buah rekalsitran. Penelitian perbanyakan tanaman melalui  embriogenesis  somatik telah dilakukan untuk mendapatkan embrio  somatik secara massal. Embrio dari buah yang masih muda digunakan sebagai eksplan. Media yang digunakan adalah media dasar Murashige dan Skoog (MS) yang diperkaya dengan 30 gr/l sukrosa, vitamin grup B  dan 8 gr/I  agar Penelitian dilakukan dalam 3 tahap yaitu  tahap  induksi  kalus embriogenik, tahap induksi embrio somatik dan tahap perkecambahan embrio somatik. Pada tahap induksi kalus dan induksi kalus embriogenik  diberikan perlakuan 2,4-D (2,0 mg/l -  5,0 mg/l) atau dicamba (0,5  mg/I -  2,0  mg/I). Pada tahap induksi embrio somatik  100 mg/I kaius embriogenik dikuiturkan pada  perlakuan kinetin (0,5  mg/ l- 1,5  mg/I)  atau  BA (0, 1 mg/I   -  0,5  mg/I) atau thidiazuron  (0, 1 mg/l  - 0,3  mg/I).   Pada tahap perkecambahan  embrio somatik diberikan perlakuan GA3  (0,1 mg/I -  0,5 mg/l) pada media MS dan Y2 MS. Pengamatan dilakukan terhadap  waktu induksi kalus, jumlah  kalus embriogenik yang  diperoleh, tekstur dan wama  kalus hasil inisiasi dan kalus embriogenik, jumlah  embrio somatik, jumlah embrio somatik yang berkecambah  membentuk plantlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 2,4-D 5,0 mg/I merupakan perlakuan terbaik untuk inisiasi kalus dan induksi kalus embriogenik dengan rata-rata Jama waktu  inisiasi  10,1 hari, jumlah  kalus embriogenik  yang terbentuk adalah 95,5 %. Perlakuan kinetin 1,5 mg/I  merupakan perlakuan terbaik untuk induksi embrio somatik dengan jumlah rata-rata  110 embrio  somatik  fase kotiledon dan 271 embrio fase globular. Perlakuan terbaik untuk perkecambahan embrio somatik adalah medium  Yi  MS  + GA3  0,1   mg/I yang menghasilkan  5 plant/et  dari  10 embrio yang ditanam.


Kata Kunci


embrio somati; kalus embriogenik; Shorea pinanga Scheff.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Capuana, M. and P.C.Debergh. 1997. Improvement of the Maturation and Germination of Horse Chesnut Somatic Embryos. Plant Cell Tissue and Organ Culture 48: 23 - 29.

Dudits, D.J.G., L. Bogre and L. Balm. 1995. Molecular Biology of Somatic Embryogenesis. In. Thorpe, T.A. (eds.) In vitro embryogenesis in plant. Kluwer Acad. Publ. p.267-269.

Dunstan, D.I.,T.E. Tautorus & T.A. Thorpe. 1995. Somatic Embryogenesis in Woody Plants In Thorpe, T.A. (ed) In vitro embryogenesis in plants (pp 471 - 538). Kluwer Acad.Publ. Dordrecht. The Netherlands.

Guevin, T.G. & E.G. Kirby. 1997. Induction of Embryogenesis in Cultured Mature Zygotic Embryos of Abies fraseri (Pursh) Poir. Plant Cell Tissue and Organ Culture 49 : 219 - 222.

Gunasekara, D.S., E.S. Scott and A.N. Rao. 1988. Suspension Culture of the Dipterocarp Shorea roxburghii G.Don. In Somatic Cell Genetic of Woody Plant. p 137 - 141.

Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. PAU - IPB. Bogor. 252 hal.

Indrianto, A. 2002. Kultur Jaringan Tumbuhan. Fak. Biologi UGM. Yogyakarta.134 hal.

Johansen, D.A. 1940. Plant Miceotechnique. First edition. McGraw Hill Book Comp. Inc. New York. London.

Lee, K.S., J.C. Lee & W.Y. Sob. 2002. High Frequency Plant Regeneration from Aralia cordata Somatic Embryos. Plant Cell Tissue and Organ Culture 68: 241 - 246.

Leyser, O. and S. Day. 2003. Mechanism in Plan Development. Blackwell Publ. 241 p.

Ortiz, B.O.C., M.E.P. Reyes & P.E.M. Balch. 2000. Somatic Embryogenesis and Plant Regeneration in Acacia famesiana and A. schaffneri. In vitro Cell Dev. Biol. Plant 36 :268 - 272.

Rai, V.R. & J. McComb. 2002. Direct Somatic Embryogenesis from Mature Embryos of Sandalwood. Plant Cell Tissue and Organ Culture 69 : 65 - 70.

Rustam, D. dan H. Simatupang. 2005. Suatu Kajian terhadap Pelaksanaan Pengawasan dan Penegakan Hukum di Sektor Kehutanan. Surili 34 (1): 80- 81.

Sastrapradja, S.D. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tumbuhan Hutan. Makalah dalam Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Hutan, Peran Konservasi Sumber Daya genetik, Pemuliaan dan Silvikultur dalam mendukung Rehabilitasi Hutan, Yogyakarta. 9 hal.

Shimizu, K., N. Nagaike, T. Yobuya and T. Edachi. 1997. Plant Regeneration from Suspension Culture of Iris gemanica.

Plant Cell Tissue and Organ Culture 50 : 27 - 31.

Singh, R.P., SJ. Murch and P.K. Saxena. 1999. Role of Nitrogen in Morphogenesis In Vitro. In Nitrogen nutrition in higher plants (eds.). Science Publ. Inc. USA. p.205 - 223.

Soekotjo,1999. Silvikultur Intensif untuk Meningkatkan Produktifitas, Efisiensi, Kompetitif dan Kelestarian Hutan Humida Tropis Indonesia. Prosiding Seminar Status Silvikultur, peluang dan tantangan menuju produktifitas dan kelestarian sumber daya hutan jangka panjang. Fahutan UGM Jogjakarta. hal 1 - 9.

Umboh, M.l.J.,S.A. Yani and D.J. Lawalata. 1992. Proceeding of Tsukuba Workshop. Tsukuba Science City. BIO-REFOR. P.112

Yelnititis, E. Sapulete dan T. Herawan. 2002. Embriogenesis Somatik pada S. leprosula, S.selanica dan S.pinanga. Laporan Tahunan P3BPTH (tidak dipublikasikan).

Yeung, E.C.1995. Structural and Developmental, Patterns in Somatic Embryogenesis In Thorpe, T.A (eds.). In vitro embryogenesis in plants. Kluwer Acad. Puhl. Netherland p. 205 - 230.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2008.5.1.33-44

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.