STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS VEGETASI DI HUTAN SEKUNDER: STUDI KASUS KHDTK LABANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Structure And Species Composition Of Tree In Secondary Forest: A case study at KHDTK Labanan, East Borneo Province)

Karmilasanti Karmilasanti, M. Fajri

Sari


                                             ABSTRACT
 

Unproductive forests in the form of secondary forest tend to be converted into forest plantation, agriculture and other land uses. Even though the secondary forest can still be restored using native commercial species. This study aimed to determine the structure and composition of stands, the potential of residual stands, and natural regeneration of the secondary forest in KHDTK Labanan. The research was carried out through vegetation inventory and vegetation analysis to calculate stand potential, natural regeneration, Importance Value Index (IVI), and species diversity. The results showed the structure of commercial species stands in secondary forests in the Labanan KHDTK followed an inverted "J" shaped exponential curve as well as stand structure of natural forest. The potential of commercial species stands with diameter of 20 cm and above was 22.30 m3/ha with a number of trees more than 25 trees/ha. Natural regeneration of commercial species for pole were 121 stems/ha, sapling were 47 stems/ha, and seedling were 50 stems/ha. The dominant species of native commercial such as  Shorea parvifolia, S. atrinervosa, S. agami, S. hopeifolia, Madhuca malaccensis, and Koilodepas sp needs to be maintained and nurtured in order to ensure the continuity the natural succession and diversity, thus become a source of seed trees. The species diversity index in the sekunder forest was high to moderate.


                                                 ABSTRAK
 
Hutan tidak produktif berupa hutan sekunder cenderung dikonversi menjadi hutan tanaman, perkebunan, dan peruntukkan lainnya, meskipun hutan sekunder masih bisa dipulihkan dengan menggunakan jenis-jenis komersial setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi tegakan, potensi tegakan tinggal, dan permudaan alami pada hutan sekunder di KHDTK Labanan. Penelitian dilakukan melalui inventarisasi vegetasi dan analisis vegetasi guna menentukan potensi tegakan, kondisi permudaan alami, Indeks Nilai Penting (INP), dan keragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan struktur tegakan jenis komersial pada hutan sekunder di KHDTK Labanan mengikuti kurva eksponensial berbentuk “J” terbalik seperti struktur tegakan pada berbagai kondisi hutan alam. Potensi tegakan jenis komersial diameter 20 cm ke atas sebesar 22,30 3m/ha dengan jumlah pohon lebih dari 25 pohon/ha. Permudaan alami jenis komersial untuk tingkat tiang 121 pohon/ha, pancang 47 batang/ha, dan semai 50 batang/ha. Dengan demikian, pada hutan sekunder KHDTK Labanan tidak diperlukan pengayaan. Jenis unggulan setempat yang dominan antara lain jenis Shorea parvifolia, S. atrinervosa, S. agami,  S. hopeifolia, Madhuca malaccensis, dan Koilodepas sp. perlu dijaga dan dipelihara agar suksesi alami dan keanekaragaman terus berlanjut, serta menjadi sumber benih. Indeks keanekaragaman jenis di hutan sekunder KHDTK Labanan termasuk tinggi sampai sedang.









Kata Kunci


Hutan sekunder; keanekaragaman; komposisi; dan potensi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adman, B. (2012). Pemulihan, potensi jenis pohon lokal cepat tumbuh untuk batubara, lingkungan lahan pasca tambang (Boedi Hendrarto (ed.);1st ed.). Universitas Diponegoro.

Amirta, R., Angi, E.M., Ramadhan, R., Kusuma, I.W., Wiati, C.B., & Haqiqi, M.T. (2017). Potensi Pemanfaatan Macaranga. Mulawarman University Press. Samarinda. Mulawarman University PRESS.

Arbainsyah, de Iongh, H.H., Kustiawan, W., & de Snoo, G.R. (2014). Structure, composition and diversity of plant communities in FSC-certified, selectively logged forests of different ages compared to primary rain forest. Biodiversity and Conservation, 23(10), 2445-2472. https://doi.org/10.1007/s10531-0140732-4

Asmayannur, I., & Syam, Z. (2012). Analisis vegetasi dasar di bawah tegakan jati emas (Tectona grandis L.) dan jati putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi, 1(2), 172177.

Denny, & Kalima, T. (2016). Keanekaragaman tumbuhan obat pada hutan rawa-gambut Punggualas, Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah, 22(2), 137-148.

Fajri, M., & Saridan, A. (2012). Kajian ekologi Parashorea malaanonan Merr di Hutan Penelitian Labanan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6 (2), 141-154.

Fajri, M., & Garsetiasih, R. (2019). Komposisi jenis vegetasi lahan pasca tambang galian C di KHDTK Labanan, Kabupaten Berau. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 16 (2), 101-118. https://doi.org/10.2088 /jphka.2019.16.2.101-118

Hadiah, J.T, Yuzammi., & Purnomo, D.W. (2019). Kajian habitat dan populasi pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) di blok barat kawasan hutan konservasi PT Sabhantara Rawi Sentosa, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Buletin Kebun Raya, 22 (1), 3146.

Herianto, H. (2017). Keanekaragaman jenis dan struktur tegakan di areal tegakan tinggal. Jurnal Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan, 4 (1), 3846. https://doi.org/10.33084/daun.v4i1.104

Narahari I.F., Ostertag, R., Asner, G.P., Cordell, S., Hubbell, S.P., & Sack, L. (2014). Trade offs in seedling growth and survival within and across tropical forest microhabitats. Ecology and Evolution, 4(19), 3755-3767.

Ismaini, L., Lailati, M., Rustandi, & Sunandar, D. (2015). Analisis komposisi dan keanekaragaman tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. 1(6), 1397-1402. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010623

Istomo, & Dwisutono, A.N. (2016). Struktur dan komposisi tegakan serta sistem perakaran tumbuhan pada kawasan Karst di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Resort Pattunuang-Karaenta. Jurnal Silvikuktur Tropika, 7(1), 58-67.

Istomo, & Hartarto, W. (2019). Komposisi jenis dan struktur tegakan berbagai formasi hutan di Resort Bama Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Jurnal Silvikultur Tropika, 10(02), 75-82.

Hilwan, I. (2012). Komposisi jenis dan struktur tegakan pada areal bekas tebangan di PT Salaki Summa Sejahtera, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(3), 155160.

Iwanaga, H., Teshima, K.M., Khatab, I.A., Inomata, N., Finkeldey, R., Siregar, I.Z., Siregar, U.J., & Szmidt, A.E. (2012). Population structure and demographic history of a tropical lowland rainforest tree species Shorea parvifolia (Dipterocarpaceae) from Southeastern Asia. Ecology and Evolution, 2(7), 1663-1675. https://doi.org/10.1002/ece3.284

Karmilasanti, & Abdurachman. (2017). Teknik Silvikultur untuk Rehabilitasi Hutan Sekunder. (Laporan Hasil Penelitian). B2P2EHD.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.64/MenhutII/2012 tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Hutan Penelitian Lebanan yang Terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Seluas 7.959,10 Hektar.

Kenfack, D., Chuyong, G.B., Condit, R., Russo, S.E., dan Thomas, D. (2014). Demographic variation and habitat specialization of tree species in a diverse tropical forest of Cameroon. Forest Ecosystems Journal, 1(1), 1-13.

[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2018). Statistik Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi KLHK. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

Kuswanda, W., & Barus, S. (2017). Keanekaragaman dan penetapan ‘umbrella species’ satwaliar di taman nasional Gunung Leuser. Jurnal

Penelitian Kehutanan Wallacea, 6(2),113-123.

Kuswandi, R., Sadono, R., Supriyatno, N.,& Marsono, D. (2015). Keanekaragaman struktur tegakan hutan alam bekas tebangan berdasarkan biogeografi di Papua. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 22(2), 151-159.

Margono, B.A., Potapov, P.V., Turubanova, S., Stolle, F., & Hansen, M.C. (2014). Primary forest cover loss in indonesia over 2000-2012. Nature Climate Change, 4(8), 730-735. https://doi.org/10.1038/nclimate2277.

Mukrimin. (2011). Analisis potensi tegakan hutan produksi di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 6, 67-73.

Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor. P/I/VIIIPSDH/2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan.

Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Nomor. P.12/KSDAE-Set/2015 tentang Pedoman Tata Cara Penanaman dan Pengkayaan Jenis dalam Rangka Pemulihan Ekosistem Daratan pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.64/Menhut II/2014tentang Penerapan Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Restorasi Ekosistem pada Hutan Produksi.

Pryde, E.C., Holland, G.J., Watson, S.J., Turton, S.M., & Nimmo, D.G. (2015). Conservation of tropical forest tree species in a native timber plantation landscape. Forest Ecology and Management, 339, 96-104. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2014.11.028

Samsoedin & Heriyanto. (2010). Komposisi jenis dan struktur hutan terganggu dataran rendah di kompleks hutan Sungai Lepan, Sei Serdang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(3), 299–314.

Sari, N., & Karmilasanti. (2015). Kajian tempat tumbuh jenis Shorea smithiana, S. johorensis dan S. leprosula di PT ITCI Hutani Manunggal, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa,1(1), 15-28. https://doi.org/10.20886/jped.2015.1.1.15-28

Saridan, A. (2012). Keragaman jenis dipterokarpa dan potensi pohon penghasil minyak keruing di hutan dataran rendah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 6(2), 75-83. https://doi.org/10.20886/jped.2012.6.2.75-84

Saridan, A., & Soegiharto, S. (2012). Struktur tegakan tinggal pada uji coba pemanenan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(3), 239-249. https://doi.org/10.20886/jphka.2012.9.3.239-249

Saridan, A., & M.Fajri. (2014). Potensi jenis dipterokarpa di hutan penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 8(1), 7-14.

Saridan, A. & Wahyudi, A. (2017). Eksplorasi jenis-jenis dipterokarpa potensial di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 3(1), 23-32. http://dx.doi.org/10.20886/jped.2017.3.1.23-32.

Seng, H.W., Ling, P.S., Lau, P., & Jusoh, I. (2011). Sequence variation in the cellulose synthase (spcesal) gene from Shorea parvifolia mother trees. Pertanika Journal of Tropical Agricultural Science, 34(2), 317-323.

Soerianegara, I., & Indrawan, A. (n.d.). (2014). Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Susanty, F.H. (2015). Status Riset 25 Tahun Plot STREK. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa. Samarinda.

Utama, A.P., Syamsuardi, & Arbain, A. (2012). Studi marfometrik daun makaranga thou di hutan pendidikan dan penelitian biologi (HPPB). Jurnal Biologi Universitas Andalas, 1(1), 5462.

Van Welzen, P. C. (2010). Revision of the asian genus Koilodepas (Euphorbiaceae). Annals of The Missouri Botanical Garden, 97(2), 218-234. https://doi.org/10.3417/2007149.

Widiyatno, Soekotjo, Naiem, M., Hardiwinoto, S., & Purnomo, S. (2011). Pertumbuhan meranti (Shorea spp.) pada sistem tebang pilih tanam jalur dengan teknik silvikultur intensif (TPTJ-SILIN). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(4),373-383. https://doi.org/10.20886/jphka.2011.8. 4.373-383

Widiyatno, Budiadi, Suryanto, P., Rinarno,Y., Prianto, S., Hendro, Y., Hosaka, T.,& Numata, S. (2017). Recovery ofvegetation structure, soil nutrients and late-succesion species after shifting cultivation in Central Kalimantan, Indonesia. Journal Forest Rehabilitation, 29(2), 151-162.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpht.2020.17.2.69-85

##submission.copyrightStatement##

JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN INDEXED BY:

More...

Copyright of Jurnal Penelitian Hutan Tanaman (JPHT)

eISSN : 2442-8930 pISSN : 1829-6327

JPHT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.