Cover Image

JENIS LEBAH MADU DAN TANAMAN SUMBER PAKAN PADA BUDI DAYA LEBAH MADU DI HUTAN PRODUKSI SUBANJERIJI, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN (Honeybee diversity and woof source of beekeeping in Subanjeriji production forest, Muara Enim District, South Sumatera)

Beni Rahmad, Nurhayati Damiri, Mulawarman Mulawarman

Abstract


Abstract

The objective of this research was to identify Honeybee's diversity, plants as a potential woof source, and the participation of Forest Farmers Group (KTH) Sari Puspa members in the Subanjeriji Production Forest, Muara Enim District, Sumatera Selatan Province. Identification of bees was carried out by collecting samples which are then identified based on the species key determination. Collecting the potential woof source employed the transect method established around the beekeeping sites. Direct observation and interviews with beekeeper samples were utilized to determine community participation in forest conservation efforts to support beekeeping. The results indicated that it has been identified in field the sting bee of Apis cerana Fabr and stingless bee of Trigona, with variations of as many as six species: Genitrigona thoracica, Heterotrigona itama, Tetrigona apicalis, Lepidotrigona terminata, Tetragonula testaceitarsis, and Tetragonula laeviceps. The types of potential bee woof sources that have been identified consist of forestry plants namely Acacia mangium, Multi-Purpose Tree Species (MPTS) such as rubber (Hevea brasiliensis) and fruit-producing plants, and shrubs. Most of the honey beekeepers understand that forest plants' existence is beneficial to support honey production so that the majority of farmers are involved in land enrichment efforts with woody plants and MPTS that produce fruit.

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis lebah madu dan sumber pakan potensial, serta mengetahui tingkat partisipasi anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Sari Puspa dalam usaha pelestarian kawasan hutan di Hutan Produksi Subanjeriji, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Identifikasi jenis lebah dilakukan dengan pengumpulan sampel lebah yang selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kunci determinasi.  Pengumpulan data tanaman pakan potensial dilakukan dengan metode transek yang dibuat di sekitar lokasi budi daya lebah.  Analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam usaha pelestarian hutan dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan secara lansung ke lokasi penelitian.  Lokasi pengambilan data dilakukan pada 3 desa yang terletak di dalam kawasan hutan, berbatasan dengan kawasan hutan dan di luar kawasan hutan. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa jenis lebah madu yang dibudidayakan terdiri atas jenis lebah bersengat dari spesies Apis cerana Fabr. dan jenis lebah kelulut sebanyak 6 spesies yakni Genitrigona thoracica, Heterotrigona itama, Tetrigona apicalis, Lepidotrigona terminata, Tetragonula testaceitarsis, dan Tetragonula laeviceps. Jenis tanaman sumber pakan lebah potensial yang berhasil diidentifikasi terdiri atas jenis tanaman kehutanan yaitu akasia (Acacia mangium), tanaman multi guna/Multi Purpose Tree Species (MPTS) seperti karet (Hevea brasiliensis) dan tanaman penghasil buah, tanaman perdu dan semak. Sebagian besar pembudi daya memahami bahwa keberadaan tanaman hutan sangat bermanfaat untuk mendukung produksi madu, sehingga mayoritas pembudi daya terlibat dalam upaya pengayaan lahan dengan tanaman berkayu dan tanaman jenis MPTS yang menghasilkan buah-buahan.


Keywords


Lebah Madu; Tanaman Pakan; Partisipasi; Subanjeriji

References


Adgaba, N., A. Al-Ghamdi, Y. Tadesse, A. Getachew, A. M. Awad, M. J. Ansari, A. A. Owayss, S. E. A. Mohammed, & A. S. Alqarni. (2016). Nectar secretion dynamics and honey production potentials of some major honey plants in Saudi Arabia. Saudi J. Biological Sciences 24: 180-191.

Agussalim, Ali A., Nafiatul U., & I G Suparta Budisatria. (2017). Variasi jenis tanaman pakan lebah madu sumber nektar dan polen berdasarkan ketinggian tempat di Yogyakarta. Buletin Peternakan Vol. 41 (4): 448-460.

Agustina, I.Q., (2007). Pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis (Skripsi). Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang, Malang.

Djajasaputra, M. R. (2010). Potensi budi daya lebah Trigona dan pemanfaatan propolis sebagai antibiotik alami untuk sapi PO. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Engel, M.S., Kahono S, & Peggie D. (2018). A key to the genera and subgenera of stingless bee in Indonesia (Hymenoptera: Apidae). Treubia, 45: 65-86.

Haryanto, B., Hasan, Z., Kuswandi & Artika,I.-M., (2012). Penggunaan propolis untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi Peranakan Ongole (PO). JITV Vol. 17 No3, p.202.

Kahono S, & Erniwati. (2014). Keragaman dan kelimpahan lebah sosial (Apidae) pada bunga tanaman pertanian musiman yang diaplikasi pestisida di Jawa Barat. Berita Biologi, 13(3): 231-238.

Kuntadi (2012). Pengembangan budi daya lebah madu dan permasalahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konsevasi dan Rehabilitasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

Michener, C. D. (2007). The bees of the world 2nd ed. Johns Hopkins University Press, Baltimore.

Mulyono, Tun Susdiyanti, & Bambang S. (2015). The study of availability of local honey bees feed. Jurnal Nusa Sylva Volume 15 No.2 Desember 2015:18-26.

Novandra, A., & I. M. Widnyana. (2013). Peluang pasar produk perlebahan Indonesia. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, Mataram.

Pasaribu R., H. D. Putranto, & Sutriyono. (2017). Perbandingan produksi lebah madu Apis cerana pada dua sistem integrasi yang berbeda di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 4 Oktober-Desember 2017: 432-443

Ramdani F., Poltak BP Panjaitan, dan Kustin B. (2014). Persepsi kelompok tani terhadap program pemberdayaan masyarakat budi daya lebah madu Apis mellifera di Tahura Ir. H. Djuanda Bandung. Jurnal Nusa Sylva Vol. 14 No.2. 2014: 33-42.

Roubik, DW. (2006). Stingless Bee Nesting Biology. Apidologie, 37: 124-143.

Roubik, DW. (1991). Aspects of Africanized honey bee ecology in tropical America. In: The African Honey Bee. M. Spivak, D.J.C. Fletcher and M.D. Breed (Eds.). Westview Press, Boulder. pp. 259-281.

Saepudin R, S. Kadarsih & R. Sidahuruk. (2017). Pengaruh integrasi lebah dengan palawija terhadap produksi madu di daerah Rejang Lebong, Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 12 No. 1 Januari- Maret 2017:55-63.

Sanjaya, V. Dwi Astiani, & Lolyta S. (2019). Studi habitat dan sumber pakan lebah kelulut di Kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut Desa Pisak Kabupaten Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari, Vol. 7 (2) : 786 – 798.

Sihombing, D. T. H. (2005). Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Syafrizal, A. A. Bratawinata, M. Sila, & D. Marji. (2012). Jenis lebah kelulut (Trigona Spp.) di Hutan Pendidikan Lempake. Mulawarman Scientifie, Volume 11, Nomor 1, April 2012: 11-18.

Syafrizal, Tarigan D, & Yusuf R. (2014). Keragaman dan habitat lebah trigona pada hutan sekunder tropis basah di Hutan Pendidikan Lempake, Samarinda, Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Pertanian, 9(1), 34-38.

Yunianto, A.S., & Syasri Jannetta. (2020). Potensi budi daya lebah madu sebagai harapan di tengah pandemi Covid-19. Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Pekanbaru, 19 November 2020. Unri Conference Series: Community Engagement. Volume 2, Riau.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpkf.2021.5.1.47-61

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright©2018 | Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak (JPKF)

eISSN : 2579-5805, pISSN : 2620-617X
JPKF is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK indexed By: