Faktor-faktor Fenotipa dan Lingkungan Penentu Produktivitas Resin Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J. J. Sm)

Aswandi Anas, Cut Rizlani Kholibrina

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu produktivitas getah kemenyan toba Styrax sumatrana. Faktor-faktor yang diukur dibatasi pada karakteristik fenotipa dan karakteristik lingkungan tegakan dari berbagai hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2015. Karakteristik fenotipa yang diukur adalah diameter, tinggi, umur, percabangan, warna kulit, tebal kulit, pembungaan dan keberadaan buah. Karakteristik lingkungan yang diukur adalah ketinggian tempat, temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya, kerapatan tegakan, intensitas pemeliharaan dan pola penanaman. Produktivitas getah diukur dari rata-rata berat getah pohon contoh pada setiap panen. Hasil analisis tandan menunjukkan terdapat empat kelompok kinerja pengelolaan hutan kemenyan yang menggambarkan tingkat produktivitas resin, intensitas pengelolaan, perbedaan kondisi lingkungan dan penampakan fenotipa tegakan kemenyan. Hasil analisis diskriminan diperoleh empat faktor penentu produktivitas getah yakni warna kulit batang (34%); jumlah penampakan bunga (20%), kelembaban relatif (23%), dan intensitas cahaya di bawah naungan (23%). Faktor-faktor ini memiliki konsekuensi terhadap teknik silvikultur yang diterapkan seperti pola pencampuran dan pengaturan jarak tanam.

 


Kata Kunci


analisis tandan, analisis diskriminan, kulit batang, pembungaan, pengaturan jarak tanam

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aswandi, R. Sadono, H. Supriyo, dan Hartono. (2015). Faktor-faktor Penentu Kekritisan dan Pengembangan Kriteria Indikator Kekritisan Ekosistem Gambut Tropika di Trumon dan Singkil Provinsi Aceh. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3):172-183

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. (2013). Sumatera Utara dalam Angka 2013. Medan: BPS Provinsi Sumut.

Correa-Metrio, A., K.R.C. Torres, and M.B. Bush. (2010). Quantitifying Ecological Change through Discriminant Analysis: A Paleoecological Example from the Peruvian Amazon. Journal of Vegetation Science, 21(4):695-704.

Dinas Pertanian Humbahas. (2009). Laporan Kegiatan Tahunan. Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara.

Kholibrina, C.R. (2013). Eksplorasi Pengumpulan Materi Genetik Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm sinonim S. parallelloneurum) untuk Populasi Dasar dan Populasi Pemuliaan. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Tema Peran Penelitian Kehutanan dalam Konservasi dan Rehabilitasi di Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Medan, 28 – 29 Mei 2013.

Kholibrina, C.R. (2012). Strategi Pemuliaan dan Teknik Silvikultur Untuk Peningkatan Kualitas Kemenyan Toba (S. sumatrana J.J.Sm Sinonim S. paralleloneurum). Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian Kehutanan. Tema Peran Penelitian Kehutanan dalam Konservasi dan Rehabilitasi di Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.

Lemenih, M. and H. Kassa. (2008). Management guidelines for Boswellia papyrifera and its frankincense in Ethiopia. Center for International Forestry Research–Ethiopia, Addis Ababa, Ethiopia.

Lemenih, M. and H. Kassa. (2011). Opportunities and challenges for sustainable production and marketing of gums and resins in Ethiopia. CIFOR, Bogor, Indonesia

Lemenih, M., S. Feleke, and W. Tadesse. (2007). Factors constraining the production and marketing of frankincense by local people in Metema district, North-Western Ethiopia. Journal of Arid Environments 71: 393–403.

Pretzsch, H., J. Dieler, and T. Rőtzer. (2012). Principles of Growth Partitioning Between Trees in Forest Stand Under Stress. In. R. Matyssek et al. (eds). Growth and Defense in Plants. Ecological Studies 220. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Priyanto. (2007). Penerapan Analisa Diskriminan Dalam Pembedaan Kelas Umur Tegakan Pinus. J. Manajemen Hutan Tropika, 13(3): 155-165.

Rijkers, T., W. Ogbazghi, M. Wessel, and F. Bongers. (2006). The effect of tapping for frankincense on sexual reproduction in Boswellia papyrifera. Journal of Applied Ecology 43: 1188–1195.

Sianipar, H. dan B. Simanjuntak. (2000). Isolasi dan Identifikasi Asam Sinamat dari Kemenyan Sumatrana. Media Farmasi 4(1): 22-28.

Sitorus, S.R.P., Mashudi, dan O. Haridjaja. (2011). Pengembangan Kriteria dan Klasifikasi Lahan Kritis serta Keterkaitannya dengan Produktivitas Lahan di Kabupaten Bogor. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor, 30 November – 1 Desember 2010.

Tilahun, M., L. Vranken, B. Muys, J. Deckers, K. Gebregziabher, K. Gebrehiwot, H. Hans Bauer, and E. Mathijs. (2012). Rural Households’ Demand for Frankincense Forest Conservation in Tigray: A Continent Valuation Analysis. Bioeconomics Working Paper Series Working Paper 2012/2.

Vanclay, J.K. (1994). Modelling Forest Growth and Yield : Aplication to Mixed Tropical Forest. Wallingford: CAB International.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpks.2017.1.1.1-9

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana