ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN MATA AIR DI DUSUN NGARAM-ARAM, DESA CREWEK, KECAMATAN KRADENAN, KABUPATEN GROBOGAN (Analysis of social capital in springs management at Ngaram-aram Hamlet, Crewek Village, Kradenan District, Grobogan Regency)

Baharinawati Wilhan Hastanti, Purwanto Purwanto

Abstract


ABSTRACTS

Grobogan Regency is one of the areas in Central Java that experiences drought almost every year. However, Ngaram-aram Hamlet in Crewek Village in the Grobogan Regency almost has not affected by drought in the dry season due to some springs located in this area. Increasing the community participation in water management could be obtained by strengthening the social capital. The objective of this study is to determine the social capital variables in the management of springs by identifying: 1) trust and community solidarity in spring’s management, 2) social Norms in spring’s management, and 3) social networks in spring’s management. The results of the research show that spring’s management was carried out both physically and spiritually. Trust and solidarity in spring’s management could be seen in regulating and distributing water to houses, and in contributing to the finance of spring’s management. The existing social norm is in the form of command sand prohibitions in spring’s management that contain social values, rewards and punishments. The social network in spring’s management at Ngaram-aram appears in a special set of relationships among groups of people who utilize the springs with characteristics of relationships that could be used to interpret social behavior motives from the people involved in them. This network has economic function to obtain water for household and agricultural purposes, social function in security and socialization, and communication flow of information. Indicators of the social network existence could be seen from 1) individual centrality 2) individual closeness, and 3) togetherness between individuals.

Keywords: social capital; springs; management

 

ABSTRAK

Kabupaten Grobogan adalah salah satu wilayah di Jawa Tengah yang hampir setiap tahun mengalami kekeringan. Namun demikian, Dusun Ngaram-aram di Desa Crewek yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Grobogan hampir tidak terdampak kekeringan di musim kemarau karena adanya mata air yang bersumber di kawasan tersebut. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air dapat diperoleh melalui penguatan modal sosial. Penelitian ini bertujuan mengetahui variabel-variabel modal sosial dalam pengelolaan mata air dengan mengidentifikasi: 1) kepercayaan dan solidaritas masyarakat dalam pengelolaan mata air, 2) norma sosial dalam pengelolaan mata air, dan 3) jaringan sosial dalam pengelolaan mata air. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan mata air dilakukan secara fisik dan spiritual. Bentuk-bentuk kepercayaan dan solidaritas dalam pengelolaan mata air berupa kepercayaan dan solidaritas dalam mengatur distribusi air ke rumah-rumah, urunan dalam pembiayaan yang terkait dengan pengelolaan mata air. Norma sosial yang ada berupa perintah dan larangan dalam pengelolaan mata air yang mengandung nilai-nilai sosial, penghargaan, dan hukuman. Jaringan sosial dalam pengelolaan mata air di Ngaramaram tampak pada seperangkat hubungan khusus di antara sekelompok warga yang memanfaatkan mata air, dengan karakteristik hubungan yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan motif perilaku sosial dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jaringan tersebut berfungsi ekonomi dalam memperoleh air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, jaminan sosial dan sosialisasi, dan komunikasi. Indikator-indikator keberadaan jaringan sosial dilihat dari 1) sentralitas individu, 2) kedekatan individu, dan 3) kebersamaan antar individu.

Kata kunci: modal sosial; pengelolaan; mata air


Keywords


social capital; springs; management

References


Abdullah, I. (2002). Mitos mentruasi: Konstruksi budaya atas realitas gender. Humaniora, 14(1), 34–41. https://media.neliti.com/media/publications/11815-ID-mitos-menstruasi-konstruksi-budaya-atas-realitas-gender.pdf

Abdullah, S. (2013). Potensi dan kekuatan modal sosial dalam suatu komunitas. Socius, XII, 15-20.

Arta, K. S. (2012). Kolaborasi masyarakat sipil, politik dan ekonomi dalam pemanfaatan modal sosial. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(2), 117–128.

Bhandari, H., & Yasunobu, K. (2009). What is social capital? A comprehensive review of the concept. Asian Journal of Social Science, 37(3), 480–510. https://doi.org/10.1163/156853109X43684

Chinthia. (2017). Modal sosial dan keberlanjutan kelembagaan dalam Program CSR PT Tirta Investama Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Insitut Pertanian Bogor.

Haridison, A. (2013). Modal sosial dalam pembangunan. Jispar, 4, 31–40. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/320431406/download%0D Hidayati, D. (2017). Memudarnya nilai kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air. Jurnal Kependudukan Indonesia, 11(1), 39. https://doi.org/10.14203/jki.v11i1.36

Kapucu, N. (2011). Social capital and civic engagement. International Journal of Social Inquiry (Vol. 4). Retrieved from http://dergipark.gov.tr/download/article-file/164113

KKBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved September 26, 2019, from https://kbbi.web.id/solidaritas

Kusumastuti, A. (2015). Modal sosial dan mekanisme adaptasi masyarakat pedesaan dalam pengelolaan dan pembangunan infrastruktur. Jurnal Sosiologi, 21(1), 81–97. https://doi.org/10.7454/mjs.v20i1.4740

Lubis, Z. (2014). Menumbuhkan (kembali)kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam di Tapanuli Selatan. Antropologi Indonesia, 29(3), 239–254. https://doi.org/10.7454/ai.v29i3.3544 Mudiarta, K. G. (2009). Jaringan sosial (networks) dalam sistem dan usaha agribisnis: perspektif teori dan dinamika studi kapital sosial. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 27(1), 1–12. https://doi.org/10.21082/fae.v27n1.2009.1-12

Nath, T. K., Inoue, M., & Pretty, J. (2010). Formation and function of social capital for forest resource management and the improved livelihoods of indigenous people in Bangladesh. Journal of Rural and Community Development, 5(3), 104–122.http://www.jrcd.ca/

Popitz, H. (2017). Social norms. Genosides study and prevention,11(2), 3–12. https://doi.org/10.5038/1911-9933.11.2.1552

Purwanto, & Supangat, A. (2017). Perilaku konsumsi air pada musim kemarau di Dusun Pamor Kabupaten Grobogan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 14(2), 157–169. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20886/jpsek.2017.14.3.157-169 Radnitz, S., Wheatley, J., & Zürcher, C. (2009). The origins of social capital evidence from a survey of Post-Soviet Central Asia. Comparative Political Studies, XX(X), 1–26. https://doi.org/10.1177/0010414008329893

Ruseva, T. B., Farmer, J. R., & Chancellor, C. (2016). Networking for conservation: social capital and perceptions of organizational success among land trust boards. Ecology and Society, 21(2), 50–66. https://doi.org/10.5751/ES-08618-210250

Scott J. 2009. Social network analysis: a handbook London (UK): SAGE Publications Ltd.

Sudarmadji, Darmanto, D., Widyastuti, M., & Lestari, S. (2016). Pengelolaan mata air untuk penyediaan air rumah tangga berkelanjutan di Lereng Selatan Gunung Api Merapi. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(1), 102–110. https://doi.org/10.22146/jml.18779

Sudarmaji, Sari, R. D. K., Riyanto, I. A., Sugiarto, F., Cahyadi, A., & Sudrajat. (2017).Tradisi dan religi sebagai upaya konservasi mata air pedesaan: studi kasus Masyarakat Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Penelitian Pengelolaan DAS, 1(1), 27–34. https://doi.org/10.20886/jppdas.v1i1.2108.g2077

Suganda, E., Yatmo, Y. A., & Atmodiwirjo. (2009). Pengelolaan lingkungan dan kondisi masyarakat pada wilayah hilir sungai. Makara, Sosial Humaniora, 13(2), 143–153. https://doi.org/10.7454/mssh.v13i2.158

Sulistiawati, A., & P Lubis, D. (2015). Analisis jaringan sosial pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Berkah. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 2(2), 76–82. https://doi.org/10.22500/sodality.v2i2.9415

Ulinnuha, M. Z. (2012). Strategi peningkatan produktivitas petani melalui penguatan modal sosial (Studi empiris di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak). Universitas Diponegoro. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/32823/1/Skripsi_12.pdf

Wakka, A. K., & Bisjoe, A. R. H. (2018). Peningkatan modal sosial masyarakat dalam penyelesaian konflik melalui mediasi: Kasus KHDTK Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 15(2). https://doi.org/10.20886/jpsek.2018.15.2.79-92




DOI: https://doi.org/10.20886/jppdas.2019.3.2.89-110

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

Published by:

Cooperation the Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo) with the Indonesian Soil and Water Conservation Society (MKTI)

eISSN : 2579-5511,  pISSN : 2579-6097

 

Secretary:

The Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo)
Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura Po.BOX 295 Surakarta 57102
Phone.(0271) 716709 ; Fax(0271) 716959;
Email : sekred.jppdas@gmail.com

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/

Copyright : Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)