ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO DI BERAPA LOKASI, PROPINSI JAWA TENGAH, INDONESIA

Purwanto Purwanto

Abstract


Permintaan melebihi pasokan listrik terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Pada tahun 2009, pasokan listrik sebesar 29.705 MW. Dari pasokan tersebut yang hilang sebesar 11,68% selama proses distribusi sehingga pasokan bersih 26.235 MW. Di sisi lain permintaannya sebesar 30.943 MW atau mengalami defisit 15,22%. Di Indonesia banyak ditemukan lokasi yang memiliki potensi sumberdaya air yang dapat digukanan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), khususnya yang berada di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air yang dapat memproduksi listrik = 100 kWH (Aprianti, 2009). Kajian ini dilakukan di tiga PLTMH yakni: PLTMH tradisional yang dikelola oleh rumah tangga (Desa Karangtengah, lokasi 1), PLTMH medium (Desa Purbasari, lokasi 2), dan PLTMH modern (Wanganaji, lokasi 3). Pola manajemen, biaya dan manfaat dari PLTMH di catat dari survey, informasi tokoh kunci dan data sekunder. Informan kunci dan responden dalam kajian ini, untuk lokasi 1 (Karangtengah) yakni 20 orang dari 21 orang pemilik PLTMH tradisional, untuk loksi 2 (Purbasari) yakni pengelola PLTMH, 3 orang pengelola turbin, dan 10 orang konsumen, untuk lokasi 3 (Wanganaji) adalah pengelola PLTMH Wanganaji. Analisis pola manajemen, finansial dan ekonomi dilakukan pada kajian ini. Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP) merupakan parameter dalam kajian ini. Hasil kajian sebagai berikut: PLTMH Karangtengah merupakan PLTMH yang dimiliki oleh masingmasing rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka sendiri yang mulai dibangun pada tahun 1993, PLTMH Purbasasri dikelola oleh Desa dan digunakan untuk memasok kebutuhan listrik warga Desa Purbasari, PLTMH Wanganaji dikelola oleh Pondok Pesantren Rodhathuth Tholibin untuk memasok jaringan interkoneksi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan analisis finansial: 1). PLTMH Karangtengah secara finansial tidak layak. 2). PLTMH Desa Purbasasri dengan kurun waktu 15 tahun, memberikan NPV = Rp. 6.562.695.042,-, BCR = 2,73, dan IRR = 35% dengan pay back period selama 3 tahun 4 bulan; 3). PLTMH Wanganaji yang memasok interkoneksi PLN Wonosobo dengan investasi Rp. 2.695.700.000,- NPV = Rp. 2.771.300.000,- dengan pengembalian modal ( ) akan terjadi 11 tahun 9 bulan yaitu pada bulan September tahun 2018. PLTMH Desa Karangtengah dan Desa Purbasasri yang secara langsung memasok kebutuhan listrik masyarakat berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat sedangkan PLTMHWanganaji dampak ekonominya sulit diukur karena hasil listrik digunakan untuk memasok interkoneksi PLN.

Keywords


Mikrohidro, PLTMH,analisis finansial and ekonomi

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2011.8.4.251-264

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan



Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.