TOTAL ECONOMIC VALUE OF URBAN FOREST OF PT. HOLCIM TBK AREA IN CILACAP REGENCY, CENTRAL JAVA

Raden Mohamad Mulyadin, Surati Surati

Abstract


High urban activities tend to impact on the degradation of environmental quality. One of the causes of environmental degradation is conversion of forests into office buildings and settlements. An effort to reduce enviromental quality degradation is by applying green open space (RTH) in which for the urban areas the most appropriate form is city's urban forest. City's urban forest in addition to having ecological values it has economic values. This study aims to determine total economic value of urban forest of PT. Holcim Indonesia Tbk in Cilacap Regency, Central Java. The study was carried out related to public perception, if the product or services produced by urban forest is calculated in term of monetary value such that, it is expected that the society would increasingly recognize the important role of urban forest. Measurements were carried out in 2013, using total economic value approach, covering direct and indirect values. The results showed that total economic value of urban forests of PT. Holcim Indonesia is IDR598,719,138,213.00 per year, consisting of direct benefit of IDR346,769,705,800.00 and indirect benefit of IDR251,949,432,413.00. The result of analysis shows that urban forest meets the feasibility requirement when viewed from the benefits obtained compared with cost incurred.

Keywords


Benefit; total economic value; urban forest

Full Text:

PDF

References


Anjani, N. R. (2016). Valuasi ekonomi Hutan Kota Tebet Jakarta Selatan di DKI Jakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 5(1).

Asyrafy. (2008). Valuasi ekonomi hutan kota berdasarkan pendekatan biaya kesehatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bahruni, Suhendang, E., Darusman, D., & Alikodra, H. (2007). Pendekatan sistem dalam pendugaan nilai ekonomi total ekosistem hutan: Nilai guna hasil hutan kayu dan non kayu. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 4(3), 369–378.

BPS Kabupaten Cilacap. (2013). Cilacap dalam angka 2013. Cilacap : BPS Kabupaten Cilacap.

BPS Kabupaten Cilacap. (2016). Kabupaten Cilacap dalam angka 2016. Cilacap : BPS Kabupaten Cilacap.

Chave J, C., Andalo, S., Brown, M., Cairns, J., Chambers, D., Eamus, H., … Yamakura, T. (2005). Tree allometry and improved estimation of carbon stock and balance in tropical forests. Oecologia. 145:87-99.

Dixon, J., & Hufschmidt, M. (1986). Economic valuation techniques for the environmental : A case study workbook. Baltimore, Maryland : The Johns Hopkins University Press. Copyraight by the East-West Center. East-West Environment and Policy Institute.

Dumenu, W. K. (2013). What are we missing? Economic value of an urban forest in Ghana. Ecosystem Services, 5, 137–142. https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2013.07.001.

Dwiprabowo, H., Prahasto, H., Irawanti, S., Sakuntaladewi, N., Suryandari, E., Indartik, … Raharjo, K. (2012). Pedoman analisis penelitian sosial ekonomi kehutanan. (A. Gintings & H. Dwiprabowo, Eds.) (Pertama). Bogor: Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Fatimah, A. (2012). Nilai ekonomi total hutan mangrove pasca rehabilitasi di pesisir pantai Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur (Thesis). Bogor : Departemen Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Gerhard, G., & Susilowati, I. (2013). Valuasi ekonomi sumber daya alam Rawa Pening dan strategi pelestariannya di Kabupaten Semarang. Diponegoro Journal of Economics, 2(2), 1–9.

Hairiah, K., Dewi, S., Agus, F., Velarde, S., Andree, E., Rahayu, S., & van Noordwijk, M. (2011). Measuring carbon stocks across land use systems. Retrieved March 17, 2017 from http://www.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/manual/MN0050-11/MN0050-11-1.pdf.

Hairiah, K., Sitompul, S., Noordwijk, & Palm, C. (2011). Methods for sampling carbon stocks above and below ground. Bogor: ICRAF.

Hougner, C., Colding, J., & Söderqvist, T. (2006). Economic valuation of a seed dispersal service in the Stockholm National Urban Park, Sweden. Ecological Economics Journal, 59(3), 364–374. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2005.11.007.

Indrajaya, Y., & Mulyana, S. (2017). Simpanan karbon dalam biomassa pohon di Hutan Kota Kebun Binatang Bandung. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017 Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Berkelanjutan (pp. 550–560). Surakarta 22 Mei 2017. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

IPCC. (2006). IPCC guideline 2006: Guidelines for national green house gas inventories. Hayama: Inst. Global Environ. Strategies.

Iqbal, M., Hermawan, R., & Dahlan, E. N. (2015). Potensi serapan karbondioksida beberapa jenis daun tanaman di jalur hijau Jalan Raya Pajajaran, Bogor. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(1), 67–76.

Kunarso, B. T. P. dan A. (2010). Valuasi ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(1), 13–23.

Kusminingrum, N. (2008). Potensi tanaman dalam menyerap CO2 dan CO untuk mengurangi dampak pemanasan global. Permukiman, 3(2), 96–128.

Lubis, S. H., Arifin, H. S., & Samsoedin, I. (2013). Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan kota di DKI Jakarta. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(1), 1–20.

Mulyadin, R. M., & Gusti, R. E. P. (2013). Analisis kebutuhan luasan area hijau berdasarkan daya serap CO2 di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(4), 264–273.

Mulyana, S. (2013). Kajian jenis pohon potensial untuk hutan kota di Bandung, Jawa Barat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 10(1), 58–71.

Muryani. (2013). Penerapan proses hirarki analitik dan valuasi ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam (Studi kasus : Taman Nasional Ujung Kulon, Banten). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, XXIII(1), 86–95.

Nurfatriani, F. (2006). Konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumber daya hutan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 3(1), 1–16.

Nurfatriani, F., & Adi, I. N. (2007). Manfaat hidrologis hutan di hulu DAS Citarum sebagai jasa lingkungan bernilai ekonomis. Info Sosial Ekonomi Kehutanan, 7(3), 175–194.

Pearce, D., & Kerry, T. (1990). Economic of natural resources and the environment. New York: Harvester Weatsheaf.

Peraturan Bupati Cilacap Nomor 103 Tahun 2012 tentang Nilai Perolehan Air dan Harga Dasar Air untuk Menghitung Pajak Air Tanah di Kabupaten Cilacap.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk Perhitungan PSDH, GRT dan PNT.

Pieter, J., Benu, F., & Kaho, M. R. (2015). Valuasi ekonomi ekowisata terhadap pengembangan objek wisata kawasan pesisir. Jurnal Ilmu Lingkungan, 13(1), 55–64.

Pirard, R. (2005). Pulpwood plantations as carbon sink in Indonesia: Methodological challenge and impact on livelihoods. In D. Murdiyarso & H. Herawati (Eds.), Carbon forestry: Who will benefit? Proceedings of workshop on carbon sequestration and sustainable livelihoods. Bogor : Center for International Forestry Research Bogor, Indonesia.

Samsoedin, I., & Wibowo, A. (2012). Analisis potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap kaca. Studi kasus : Taman Kota Monumen Nasional, Jakarta. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 9(1), 42–53.

Subarudi, & Samsoedin, I. (2012). Kajian kebijakan hutan kota: Studi kasus di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 9(2), 144–153.

Suryandari, E. Y., & Alviya, I. (2015). Faktor-faktor yang memengaruhi penyelenggaraan hutan kota: Studi kasus Kota Medan, Deli Serdang dan Palangka Raya. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 12(1), 13–30.

Suzana, B. O. L., Timban, J., Kaunang, R., & Ahmad, F. (2011). Valuasi ekonomi sumber daya hutan mangrove di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal ASE, 7(2), 29–38. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

Tyrväinen, L. (2001). Economic valuation of urban forest benefits in Finland. Journal of Environmental Management, 62(January), 75–92. https://doi.org/10.1006/jema.2001.0421.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Wahyuni, T., & Samsoedin, I. (2012). Kajian aplikasi kebijakan hutan kota di Kallimantan Timur. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 9(3), 219–239.

Widada. (2004). Nilai manfaat ekonomi dan pemanfaatan Taman Nasional Gunung Halimun bagi masyarakat. (Tesis). Bogor: Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Yulief, E. (2008). Penilaian ekonomi hutan kota (Studi kasus Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat). (Tesis). Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2018.15.2.93-106

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.