THE PERCEPTION OF COMMUNITY TOWARDS THE DISTURBANCE OF SUMATERAN ELEPHANT (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS) IN OGAN KOMERING ILIR REGENCY

Anita Rianti, Raden Garsetiasih

Abstract


Research of elephant conflict with community have been conducted in Sungai Menang District, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatera Province. This study was conducted in three villages in September through December 2015. This study aimed to identify the perception and socio-economic characteristics of the community related to the conflict towards elephant conservation value. Data was collected through structured interview, while respondents were selected intentionally (purposive sampling). The results are shown that the level of community education in the village of Gajah Mati dan Gajah Mulya are low, 51% and 47% respectively, which are elementary school graduates, while the level of education in the village of Gajah Mukti is 58% of high school graduates. The majority of respondents are in productive age classes and worked as a farmer. The average income per month of people in the village of Gajah Mati is Rp1,814,583, while in Gajah Mukti and Gajah Mulya Village are Rp1,158,750 and Rp1,060,833 respectively. Elephants disturbance occur in all respondent villages and has an impact on the community perception of the elephant conservation becomes negative. Most respondents want that the elephants are relocated to Padang Sugihan Wildlife Sanctuary which is suitable for the habitat of the elephants.

Keywords


Elephant; perception; conservation; conflict; community

Full Text:

PDF

References


Abdullah. (2009). Penggunaan habitat dan sumber daya oleh gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck 1847) di hutan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam menggunakan teknik GIS. Jurnal Berkala Penelitian Hayati Edisi Khusus, 3B, 47-54.

Alikodra, H.S. (1987). Manfaat taman nasional bagi masyarakat di sekitarnya. Media Konservasi, 1(3), 13-20.

Alikodra, H.S. (1990). Pengelolaan satwa liar. Jilid 1. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati, Institut Pertanian Bogor.

Alikodra, H. (2010). Teknik pengelolaan satwa liar dalam rangka mempertahankan keanekaragaman hayati Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Awang, S.A. (2006). Sosiologi pengetahuan deforestasi, konstruksi sosial dan perlawanan. Yogyakarta: Debut Press.

Badan Pusat Statistik. (2014). Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam angka. Kabupaten OKI: Badan Pusat Statistik.

Berliani, K., Alikodra, H.S., Masy'ud, B., & Kusrini, M.D. (2016a). Susceptibility of cultivated plants to sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) in the human elephants conflict in Aceh Province. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 22(1), 65-74

Berliani, K., Alikodra, H.S., Masy'ud, B., & Kusrini, M.D. (2016b). Social, economy, cultural and community perception on sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) conflict area in Aceh Province. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research, 27(2), 170-181.

Berliani, K., Alikodra, H.S., Masy'ud, B., & Kusrini, M.D. (2016c). Aktivitas makan pada gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terhadap kerentanan budidaya pertanian di Provinsi Aceh (pp. 48-61). Prosiding Seminar Nasional Biologi: Implementasi Riset Hayati dan Pengembangannya di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Medan, 6 April 2016. Medan: USU Press.

Chen, J., Deng, X., Zhang, L., & Bai, Z. (2006). Diet composition and foraging ecology of asian elephants in Shangyong Xishuangbanna, China. Acta Ecologica Sinica, 26(2), 309-316.

Febriani, R. (2009). Pemetaan daerah rawan konflik gajah menggunakan sistem informasi geografis di Taman Nasional Gunung Leuser. (Skripsi). Medan: Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Garsetiasih, R. (2012). Manajemen konflik konservasi banteng (Bos javanicus d’Alton, 1832) dengan masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur. (Disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Garsetiasih, R. (2015). Persepsi masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo yang terganggu satwa liar terhadap konservasi banteng (Bos javanicus d'Alton 1832). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 12(2), 119-135.

Garsetiasih, R., Rianti, A., & Eman. (2015). Status dan resolusi konflik gajah-manusia di Sumatera. (Laporan Hasil Penelitian). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor (unpublished).

Hamid, A. (2001). Mengenal lebih dekat gajah sumatera di Ekosistem Leuser. Buletin Leuser, 4(11).

Hamid, R., Zulkarnaini, & Saam, Z. (2011). Analisis sosial ekonomi masyarakat desa hutan pasca kegiatan HPH PT. Siak Raya Timber di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan, 5(2), 30-148.

Harahap, W.H., Pratana, P., & Afifuddin, Y. (2012). Mitigasi konflik satwa liar dengan masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Studi kasus Desa Timbang Lawan dan Timbang Jaya Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat). (Laporan Hasil Penelitian). Medan: Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Hariyanto, M. (2010). Penanggulangan konflik antara manusia dan satwa liar. Diunduh 13 Oktober 2016 dari http://blogmhariyanto.blogspot.com2010/07/penanggulangan-konflik-antaramanusia.html.

Hedges, S., Tyson, M., Sitompul, A., Gunaryadi, D., Aslan, & Kinnaird, M. (2002). Sumatran elephant population survey in Lampung Province, Sumatera, Indonesia. (A Report to The National Geographic Society). Bogor: WCS Sumatran Elephant Project.

Hilmayanti, P. (2016). Persepsi masyarakat sekitar kawasan konflik gajah-manusia terhadap konservasi gajah dan habitatnya di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. (Skripsi). Banda Aceh: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP. Universitas Syiah Kuala.

International Union for The Conservation of Nature (IUCN). (2011). Elephas maximus ssp.sumatranus. Diunduh 19 Mei 2017 dari http://www.iucnredlist.org/details/199856/0.

Jogasara, F. (2011). Analisis faktor-faktor yang memengaruhi intensitas konflik antara gajah dengan manusia di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. (Thesis). Pekanbaru: Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian. Universitas Riau.

Junianto, B. (2007). Persepsi, sikap dan perilaku masyarakat sekitar terhadap keberadaan Hutan Penelitian Haurbentes (Studi kasus di Desa Jugulaya, RPH Jasinga, BKPH Jasinga). (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kadir, A. (2005). Pengembangan sosial forestry di SPUC Barisallo: Analisis sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Info Sosial Ekonomi (5)3,297-309.

Kadir, A., Awang, S.A., Purwanti, R. H., & Poedjirahajoe, E. (2012). Analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(1), 1-11.

Kadir, A., Nurhaedah, & Purwanti, R. (2013). Konflik pada kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Provinsi Sulawesi Selatan dan upaya penyelesaiannya. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(3), 186-198.

Lesmana, D., Ratina, R., & Jumriani. (2011). Hubungan persepsi dan faktor-faktor sosial ekonomi terhadap keputusan petani mengembangkan pola kemitraan petani plasma mandiri kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Pembangunan (EPP), 8(2), 8-17.

Mursidah. (2009). Optimalisasi pendapatan usahatani kelapa sawit. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Pembangunan (EPP), 6(2), 8-17.

Nurlita, I.W., & Mamonto, R. (2012). Persepsi masyarakat terhadap taman nasional dan sumber daya hutan: Studi kasus blok Aketajawe Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Info Balai Penelitian Kehutanan Manado, 2(1), 1-15.

Nurrani, L., & Tabba, S. (2013). Persepsi dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Provinsi Maluku Utara. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(1), 61-73.

Nuryasin, Yoza, D., & Kausar. (2014). Dinamika dan resolusi konflik gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terhadap manusia di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau. Jom Faperta, 1(2), 119-127.

PT Sampoerna Agro. (2013). Rapat pembahasan penyebab konflik gajah-manusia antara Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Dirjen KSDAE KLHK dengan perusahaan perkebunan PT. Sampoerna Agro, Tbk. Rapat Koordinasi, Jakarta 14 November 2013.

Riba’i, Setiawan, A., & Darmawan, A. (2013). Perilaku makan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck 1847) di Pusat Konservasi Gajah Taman Nasional Way Kambas. Media Konservasi, 18(2), 89-95.

Rifa’i, A., Hadi, S., & Qomar, N. (2008). Studi pengembangan kelapa sawit rakyat di Provinsi Riau. Jurnal Sagu, 7(2), 1-6.

Saleh, C., & Adriani. (2005). Petualangan ghazu, gajah sumatera. Jakarta: WWF Indonesia.

Seidenticker, J. (1984). Managing elephants depredation in agricultural and forestry projects, World Bank Technical Paper. (ISSN 0153 - 7494). Washington, D.C: The World Bank.

Suhandri, W., Sukamtoro, Samsuardi, H., Rusiano, & Yulianto, K. (2011). Analisis konservasi gajah sumatera di Kantong Balai Raja (Blok Ribo) Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Jurnal WWF Indonesia dan BBKSDA Propinsi Riau,5, 3-4.

Suhartono, T., Susilo H.D., Sitompul, A.F., Gunaryadi D., Purastuti E.M., Azmi W, Fadhil N., & Stremme C. (2007). Strategi dan rencana aksi konservasi gajah sumatera dan gajah kalimantan 2007-2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Sukumar, R. (1989). The asian elephant ecology and management. Cambridge UK: 'Cambridge University Press.

Syarifuddin, H. (2008). Analisis daya dukung habitat dan pemodelan dinamika gajah sumatera: Studi Kasus di Kawasan Seblat Kabupaten Bengkulu Utara. (Disertasi Pascasarjana). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Triyanto, D. H. (2009). Persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (Kasus di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Unit KSDA Riau. (2010). Upaya pelestarian Gajah di Provinsi Riau. (Laporan Kegiatan). Pekanbaru: Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

World Wildlife Fund (WWF) & Balai KSDA Provinsi Riau. (2010). Protokol pengurangan konflik gajah sumatera di Riau. (Laporan Kerja Sama Penelitian). Pekanbaru: World Wildlife Fund (WWF) & Balai KSDA Provinsi Riau.

Wulan, Y.C., Yasmi, Y., Purba C., &Wollenberg, E. (2004). Analisa konflik sektor kehutanan di Indonesia 1997-2003. Bogor: Center for International Forestry Research (CIFOR).

Yoza, D. (2003). Inventarisasi, identifikasi dan keanekaragaman jenis satwa liar di Tahura SSH. (Laporan Penelitian Bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Riau). Pekanbaru: Dinas Kehutanan Provinsi Riau.

Yoza, D. (2009). Pemetaan sebaran gajah di areal konsesi PT. Chevron Pacific Indonesia. (Laporan Penelitian Bekerja sama dengan PT. Chevron Pacific Indonesia, Riau). Pekanbaru: PT Chevron Pacific Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2017.14.2.83-99

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.