COMMUNITY SOCIAL CAPITAL IMPROVEMENT IN CONFLICT RESOLUTION THROUGH MEDIATION: CASE STUDY IN KHDTK MENGKENDEK, TANA TORAJA REGENCY

Abd. Kadir Wakka

Abstract


Conflict of interest between management of Special Purpose Forest Area (KHDTK) with community surrounding the forest has caused KHDTK functions are not optimal. The approach through law enforcement has not been able to resolve the conflicts, so that mediation approach has been taken. This study aims to determine the impact of mediation approach on the community social capital around KHDTK Mengkendek. Data were collected through participatory action research (PAR) approach. Qualitative descriptive technique was used to analyse the data. The results showed that mediation approach in resolving conflicts in KHDTK Mengkendek had an impact on the community social capital around KHDTK. Level of trust of the surrounding community toward KHDTK Mengkendek manager is getting stronger. In addition, number of norms have been compiled and set forth in the text draft of forestry partnership agreement. A concept of Mengkendek KHDTK management network has started to be designed. The improvement of social capital of the community around KHDTK Mengkendek is expected to mitigate the conflict that occurs so that the function of KHDTK for research and development can be optimized.

Keywords


Conflict of interest; KHDTK Mengkendek; mediation approach; social capital

Full Text:

PDF

References


Adinugroho, W. C., Setiabudi, D., & Gunawan, W. (2007). Potensi dan hambatan pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) penelitian Samboja. Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi Biodiversitas menuju Hutan Lestari (pp. 108–118). Balikpapan, 7 Januari 2007. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.

Asmara, H. M. G., Arba, & Maladi, Y. (2010). Penyelesaian konflik pertanahan berbasis nilai-nilai kearifan lokal di Nusa Tenggara Barat. Mimbar Hukum, 22(1), 1–20.

Badar, E. F., & Seniati, A. N. L. (2017). Pengaruh trust terhadap berbagi pengetahuan melalui mediasi komitmen organisasi pada dosen perguruan tinggi. Jurnal Indigenous, 2(1), 7–27.

Baum, F., MacDougall, C., & Smith, D. (2006). Participatory action research. Journal Epidemiol Community Health, 60(10), 854 – 857. https://doi.org/10.1136/jech.2004.028662.

Bergold, J., & Thomas, S. (2012). Participatory research methods: A methodological approach in motion. Forum: Qualitative Social Research, 13(1), Art. 30.

BLI. (2013). KHDTK, nilai strategis bagi litbang kehutanan. Retrieved April 20, 2013, from http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1457.

Chowdhury, I. A., Zakaria, A. F. M., Islam, M. N., & Akter, S. (2013). Social capital and resource conservation in “community based haor resource management (CBHRM) project”: A case from Bangladesh. Spanish Journal of Rural Development, IV(3), 21–34. https://doi.org/10.5261/2013.GEN3.03

Dassir, M. (2008). Resolusi konflik pemanfaatan lahan masyarakat dalam kawasan hutan di Kabupaten Luwu Timur. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 3(1), 1–110.

Ekawati, S., & Nurrochmat, D. R. (2014). Hubungan modal sosial dengan pemanfaatan dan kelestarian hutan lindung. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(1), 40–53.

Gamin. (2014). Resolusi konflik dalam pengelolaan hutan untuk mendukung implementasi REDD+. (Disertasi). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor (IPB).

Gittel, Ross, & Thompson, J. P. (2001). Making social capital work: Social capital and community economic development. In Saegert, Susan, J. P. Thompson, & M. R. Warren (Eds.), Social capital and poor communities (pp. 115–135). New York: Russell Sage Foundation.

Harun, M. K., & Dwiprabowo, H. (2014). Model resolusi konflik di kesatuan pemangkuan hutan produksi model Banjar. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 11(4), 265–280.

Ichsan, A. C., Silamon, R. F., Anwar, H., & Setiawan, B. (2013). Analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Senaru dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Jurnal Hutan Tropis, 1(3), 215–220.

Irfan, M. (2007). Jaringan sosial dan perkembangan usaha pedagang kaki lima (Studi kasus di kalangan pedagang kaki lima Minangkabau, Pasar Kebon Kembang, Bogor). (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Jaya, P. H. I. (2011). Resolusi konflik dalam kerja pengembangan masyarakat. Jurnal Dakwah, 11(1), 1–16.

Markum, Latifah, S., & Setiawan, B. (2017). Analisis kebijakan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) di Senaru Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Sangkareang Mataram, 3(4), 56–62.

Mithchell, B., Setiawan, B., & Rahmi, D. H. (2000). Pengelolaan sumber daya dan lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Muspida. (2007). Keterkaitan modal sosial dalam pengelolaan hutan kemiri rakyat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2(3), 290–302.

Nawawi, J. (2012). Membangun kepercayaan dalam mewujudkan good governance. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 1(3), 19–29.

Ostrom, E., & Ahn, T. K. (2008). The meaning of social capital and its link to collective action. In G.T. Svendsen & G.L Svendsen (Eds.), Handbook of social capital: The troika of sociology, political science and economics (pp. 17–35). Northampton, Massachusetts, USA: Edward Elgar.

Pertikasari, S., Mardiyono, & Mu’adi, S. (2016). Kajian tentang modal sosial sebagai pendorong peran serta lembaga lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan (Studi kasus di Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo). Wacana, 19(4), 187–195. Retrieved 22 Mei 2018 from http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/view/412.

Putnam, R. (1993). The prosperous community: Social capital and public life. The American Prospect, 13(Spring, 1993), 35–42.

Rohmad, A. (2008). Paradigma resolusi konflik agraria. Semarang: Walisongo Press.

Ruman, Y. S. (2009). Keteraturan sosial, norma dan hukum: Sebuah penjelasan sosiologis. Jurnal Hukum Prioris, 2(2), 106–116.

Sabar, A., & Yusran, Y. (2017). Analisis kebijakan pengelolaan hutan pendidikan: Studi kasus hutan pendidikan Bengo-Bengo Universitas Hasanuddin. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 9(2), 114–122.

Safitri, Y. M., & Wahyuni, E. S. (2013). Jaringan sosial dan strategi adaptasi tenaga kerja migran asal Lampung di Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1(1), 64–77.

Samsudin, Y. B., & Pirard, R. (2014). Mediasi konflik untuk hutan tanaman industri (HTI) di Indonesia. Status dan prospek. Info Brief CIFOR Nomor 107, Desember 2014.

Santoso, I. (2007). Perubahan budaya petani tepian hutan dalam pengembangan pengelolaan sumber daya hutan berbasis modal sosial. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 7(1), 10–18.

Seferiadis, A. A., Cummings, S., Zweekhorst, M. B. M., & Bunders, J. F. G. (2015). Producing social capital as a development strategy: Implications at the micro-level. Progress in Development Studies, 15(2), 170–185. https://doi.org/10.1177/1464993414565530.

Setiyono, B., Sarwono, & Hermawan. (2012). Perencanaan pengembangan wisata alam dan pendidikan lingkungan di kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Cikampek. Wacana, 15(3), 62–69.

Sholahudin, U. (2017). Pendekatan sosiologi hukum dalam memahami konflik agraria. DIMENSI, 10(2), 49–59.

Subandi. (2011). Deskripsi kualititatif sebagai satu metode dalam penelitian pertunjukan. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 11(2), 17–179.

Sumanto, S. E. (2009). Kebijakan pengembangan perhutanan sosial dalam perspektif resolusi konflik. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(1), 13–25.

Sumanto, S. E., & Sujatmoko, S. (2008). Kajian konflik pengelolaan KHDTK hutan penelitian Hambala-Sumba Timur. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 5(3), 165–178.

Supratiwi. (2012). Peranan modal sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. POLITIKA: Jurnal Ilmu Politik, 3(1), 99–103.

Susantini, P. (2012). Memperkuat modal sosial dalam pengelolaan hutan. DwijenAGRO, 2(1), Artikel 5.

Syahra, R. (2003). Modal sosial: Konsep dan aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 5(1), 1–22.

Ubaididillah, H. (2017). Analisa pengaruh modal sosial terhadap organizational citizenship behaviors (Ocb) dengan mediasi kepercayaan pada manajemen bumdesa. Jurnal Wahana, 68(1), 53–61.

Verbist, B., & Pasya, G. (2004). Perspektif sejarah status kawasan hutan, konflik dan negosiasi di Sumber Jaya, Lampung Barat, Provinsi Lampung. Agrivita, 26(1), 20–28.

Wahab, S. (2015). Impact of social capital on community-based urban solid waste management initiative in Ibadan, Nigeria. Journal of Solid Waste Technology and Management, 41(4), 341 – 356.

Wakka, A. K. (2007). Pengembangan social forestry pada kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Borisallo. (Tesis). Makassar: Universitas Hasanuddin.

Wakka, A. K. (2010). Konsep Kemitraan dalam pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Mengkendek. Prosiding Ekspose Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Makassar, 22 Juni 2010. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Wakka, A. K. (2014). Analisis stakeholders pengelolaan kawasaan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulsesi Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallaceae, 3(1), 47–56.

Wakka, A. K., & Bisjoe, A. R. H. (2017). Dinamika pengelolaan konflik kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Tahunan dan Kongres Komunitas Manajemen Hutan Indonesia (Komhindo III) (p. 3). Palangka Raya, 3-4 Nopember 2017. Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Wakka, A. K., & Hapsari, E. (2011). Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di KHDTK Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Prosiding Ekspose Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Makassar, 27 Oktober 2011. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Wakka, A. K., & Jusuf, Y. (2008). Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan social forestry di KHDTK Borisallo. Info Sosek, 8(3), 189–200.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2018.15.2.79-92

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.