COMMUNITY PARTICIPATION IN LAND REHABILITATION AND SOIL CONSERVATION IN KEDUANG SUB WATERSHED, WONOGIRI REGENCY, CENTRAL JAVA

Nur Ainun Jariyah

Abstract


Keduang Sub Watershed is one of major contributors of sedimentation in Gajah Mungkur reservoir. Since soil conservation projects usually involve a number of small-scale farmers, the success of the projects is likely determined by farmers' participation in all phases of the projects. This study aimed to examine the community participation in land rehabilitation and soil conservation in Ngadipiro village. This research was conducted in Dungwot sub watershed, Ngadipiro village, Nguntoronadi district, Wonogiri regency in Central Java. Data was collected by survei method, using face to face interviews and focused group discussions, which involved the owners of farmlands designated as demonstration plots, community leaders, and farmer group leaders. Data analysis was done by descriptive statistics. The results are as follows: the level of education affects the absorption of information and participation. High pressure on land, as indicated by livelihoods dominated by agriculture and land use dominated by agricultural land. Participation in the Ngadipiro village can be categorised by participation formaterial incentives. In the ladder of participation,Ngadipiro village falls into the consultation stage

Keywords


Participation; land rehabilitation; soil conservation

References


Alisyahbana. (2008). Pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkotaan. Buletin Penelitian 7(2), 537-547.

Arnstein, S. (1969). A ladder of participation. Journal of American Institute of Planners 35, 216-224. Diunduh dari www.googleshoolar.com. (25 Februari 2014).

Awang, S.A. (1994) Pengembangan hutan rakyat di Jawa Tengah: Harapan dan tantangan. Jurnal HutanRakyat I(1), 1-13.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. (2007). Model pengelolaan hutan tanaman terpadu untuk peningkatan fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tangkapan air Waduk Serbaguna Wonogiri: studi di sub DAS Keduang, Kecamatan Nguntoronadi.

(Laporan Kerjasama Penelitian). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan & Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

BPS. (2008). Kecamatan Nguntoronadi dalam angka. Wonogiri: BPS Wonogiri.

Davis, K. & Newstroom, J.W. (1995). Perilaku dalam organisasi. (Edisi 7). Jakarta: Erlangga.

Harjadi, B., Wuryanto, A., Basuki, T.M., & Wahyuningrum, N. (2000). Kajian teknik penginderaan jauh dan SIG untuk evaluasi penutupan lahan daerah aliran sungai (Laporan Hasil Penelitian). Surakarta: BTPDAS.

Hobley, M. (1996). Participatory forestry: The process of change in India and Nepal . In Rural Development Forestry Study Guide 3. London: Rural Development Forestry Network.

Inoue, M. (2003). Sustainable forest management throught local participation: Procedure and priority perspectives. In M. Inoue&H. Isoaki (eds.), People and forest: policy and local reality in Southeast Asia, the Russian Far East, and Japan. Boston, Massachusetts, USA: Kluwer Academic Publishers.

Kartasasmita, G. (1996). Power dan empowerment: Sebuah telaah mengenai konsep pemberdayaan. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Lesmana, D., Ratina, R., & Jumriani. (2011). Hubungan persepsi dan faktor-faktor sosial ekonomi terhadap keputusan petani mengembangkan pola kemitraan petani plasma mandiri kelapa sawit (Jacq.) di Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda. (2), 8-17. Diunduh dari agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com/.../jurnal-vol-8-no-2-jumria...(22 Februari 2013).

Maro'ah, S. (2011). Kajian laju infiltrasi dan permeabilitas tanah pada beberapa model tanaman (Studi kasus sub DAS Keduang, Wonogiri). (Tesis). Universitas Sebelas Maret, Solo. Diunduh dari http: //eprints.uns.ac.id/id/eprint/9351 (25 Februari 2013).

Putra, P.B. (2010). Model pengelolaan hutan tanaman terpadu untuk peningkatan fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Daerah Tangkapan Air Waduk Wonogiri (Studi di sub DAS Keduang, Desa Ngadipiro, Kec. Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri). Aspek penerapan teknik agrosilvikultur dan survei sosial ekonomi. (Laporan Kegiatan Penelitian). Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Balai Penelitian Kehutanan Solo-Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Sebelas Maret.

Saragih, B. (1993). Pemantapan perangkat kelembagaan sosial ekonomi: suatu upaya penanggulangan kemiskinan di DAS kritis. Prosiding Kongres 11 dan Seminar Nasional MKTI, Yogyakarta. Diunduh dari http://repository.ipb.ac.id 25 Februari 2013).

Simon, H. (1999). Potret kehutanan Indonesia masa kini.Yogyakarta: Aditya Media.

Soekartawi. (1988). Prinsip dasar komunikasi pertanian. Jakarta: UI Press.

Supriatna, T. (2000). Strategi pembangunan dan kemiskinan. Jakarta: Rineka Cipta.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2014.11.3.211-221

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2014 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan



Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.