TYPOLOGY OF LAND USE BY COMMUNITY ON BUFFER ZONE OF AKETAJAWE LOLOBATA NATIONAL PARK IN EAST HALMAHERA REGENCY

Lis Nurrani, M Bismark, Supratman Tabba

Abstract


Role of buffer zone is vital for conservation and sustainability of a national park, because it can hinder from negative activity of the community to the conservation area. This research was conducted inAketajawe Lolobata National Park buffer zone. Aimed to obtain the ideal model of land management based on land use patterns, biophysical condition and wildlife habitat parameters. Sample villages and respondents determined by purposive sampling, with sampling intensity 10%. Research methods using combination of semi-structured interview technique and field survei. Scrutiny results revealed that Aketajawe Lolobata National Park buffer zone composed of green lane, interaction pathways and cultivation pathways. This zone is dominated by interaction pathway in the form of mixed garden, monoculture garden and intercropping garden with coconut as a major plant.While teak community forests which should be the main plant species on interaction pathways, it was found on cultivation pathways. Wildlife on community land use consists of 39 species of birds, five species of mammals, seven species of reptiles, two species of amphibians and various of insects and other water animals. Mixed garden is the most ideal land use patterns based on the criteria of land biological conservation and environmental availability as a wildlife habitat.

Keywords


Land use; local community; buffer zone; Aketajawe Lolobata National Park

References


Achmad, A. (2011). Rahasia ekosistem hutan Bukit Kapur (Cetakan-1). Surabaya: Brilian Internasional.

Arsyad, S. (1989). Konservasi tanah dan air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Asdak, C. (2004). Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata. (2010). Buku statistik Taman Nasional Aketajawe Lolobata tahun 2010. Ternate: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata. (2011). Sekilas Taman Nasional Aketajawe Lolobata (Bagian 1). Sofifi: Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata bekerjasama dengan Burung Indonesia Program Halmahera.

Beckman, S. (2004). Mencari keseimbangan pengelolaan interaksi antara masyarakat dan kawasan Taman Nasional Alas Purwo (Program Acicis). Malang: FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Bismark, M. & Sawitri, R. (2007). Pengembangan dan pengelolaan daerah penyangga daerah konservasi (pp. 1-11). Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan, Padang 20 September 2006. Bogor: Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam.

Coates, B.J.&Bishop, K.D. (2000). lapangan burung-burung di kawasan Wallacea: Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara . Bogor: Bird Life Internasional Indonesian Programme and Dove Publication.

Departemen Kehutanan. (2006). Glossary pengelolaan DAS. Makassar: Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Indonesia Bagian Timur.

Dirjen PHKA. (2012). Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Jakarta: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Diunduh dari www.dephut.go.id.(3 Januari 2013).

Foth, H.D. (1994). Dasar-dasar ilmu tanah (Edisi-6). S. Adisoemarto,Trans. Jakarta: Erlangga.

Hardjowigeno, S. (2007). Ilmu Tanah (Edisi Baru,Cetakan-6). Jakarta: Akademika Pressindo.

Karim, K.A., Thohari, M., & Sumardjo. (2006). Pemanfaatan keanekaragaman genetik tumbuhan oleh masyarakat Togutil di sekitar Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Media Konservasi XI, (3), 1-12.

Kartasapoetra,G.,Kartasapoetra, A.G.,& Sutedjo, M.M. (2000). Teknologi konservasi tanah dan air. Jakarta: Rineka Cipta.

Monk, K.A., Fretes, Y. D., & Lilley, G.R. (2000). Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku (Seri Ekologi Indonesia Buku V). Jakarta: Prenhallindo.

Nurrani, L., Halidah, Tabba, S., & Patandi, S.N. (2012). Karakteristik kualitatif tipe penggunaan lahan di zona peyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 1,(2), 227-244.

Nurrani, L., Mayasari, A., Tabba, S., Asmadi, N., & Mamonto, R. (2012). Kajian sosial ekonomi pemanfaatan lahan di kawasan penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. (Laporan Hasil Penelitian). Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado. (Tidak diterbitkan).

Poulsen, M.K., Lambert, F.R., & Cahyadin, Y. (1999). Evaluasi terhadap usulan Taman Nasional Lalobata dan Aketajawe dalam konteks prioritas konservasi keanekaragaman hayati di Halmahera. Bogor: Departemen Kehutanan, Bird Life International Indonesian Programme dan Loro Parque Fundacion.

Setyawati, T. & Bismark, M. (2002). Prioritas konservasi keanekaragaman tumbuhan di Indonesia. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 3(2), 131-144.

Simanjuntak, R. (2012, 24 November). Kebijakan pengelolaan taman nasional dan masyarakat adat Harian Maluku Utara Post,p. 18.

Suharjito, D., Khan, A., Djatmiko, W.A., Sirait, M.T., & Evelyna, S. (2000). Karakteristik pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat. Yogyakarta: FKM-Ford Foundation dan Aditya Media.

United State Department of Agriculture. (1998). Keys to soil taxonomy (Eight ed.). Washington D.C.:NRCS-USDA.

Widyasunu, P. (2002). Manfaat pupuk organik bagi pertanian berkelanjutan. Makalah pendidikan dan pelatihan pupuk terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Wiratno. (1994). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menuju pengelolaan sebagai biosphere reserve. Majalah Kehutanan Indonesia 12(1993/1994),3-7.




DOI: https://doi.org/10.20886/jpsek.2014.11.3.223-235

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2014 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan



Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Indexed by:

 ...More

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan (JPSEK)
eISSN : 2502-4221 pISSN : 1979-6013
JPSEK is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.