The Effectiveness of Private Forest Institutional and Policy in Banjarnegara and Banyumas Regency

Eva Fauziyah, Sanudin Sanudin

Abstract


This research aimed to analyze the effectiveness of institusional and policy on private forest. The research was conducted in Banjarnegara and Banyumas Regency in August 2012 - May 2013. The methods used in this study are structured interview, open interview and Focus Group Discussion (FGD). Assessment of institutional effectiveness was done to government institutional, marketing institututional, and farmer institutional using recommended indicator namely: 1) user and resource boundaries, 2) appropriation and provision, 3) collective-choice arrangements, 4) monitoring, 5) graduated sanctions, 6) conflict-resolution mechanisms, and 7) recognition of appropriators’ rights to organize. The collected data were processed using likert scale and analyzed descriptively. The results showed that effectiveness of institutional in Kabupaten Banjarnegara and Banyumas Regency was moderate condition (quite effective). The effectiveness of private forest policy is seen from four policy viewpoints: policy accuracy, policy implementation, target accuracy, and environmental accuracy. Private forest policy in Kabupaten Banjarnegara is effective based on policy accuracy and environmental accuracy, while private forest policy in Banyumas Regency is effective based on target accuracy and environmental accuracy. This difference in assessment is due to the different of policy or program at the location according to the condition and the desire of community.

Keywords: effectiveness, private forest, institutional, policy


Full Text:

PDF

References


Awang, S. A., Wiyono, E. B., & Sadiyo, S. (2007). Unit Manajemen Hutan Rakyat: Proses Konstruksi Pengetahuan Lokal. Sleman: Banyumili Art Network.

BPKH Wilayah XI, & MFPII. (2009). Potensi kayu dan karbon hutan rakyat di Pulau Jawa tahun 1990-2008. Jakarta: BPKH Wilayah IX dan Forest Governance and Multistkaholder Forestry Program (MFP II).

DeGroff, A., & Cargo, M. (2009). Policy implementation: Implications for evaluation. New Directions for Evaluation, 2009(124), 47 - 60.

Diniyati, D. (2004). Kajian kelembagaan hutan rakyat. Paper presented at the Ekspose Terpadu Hasil Penelitian: Menuju Pembangunan Hutan Tanaman Produktivitas Tinggi dan Ramah Lingkungan, Yogyakarta.

Diniyati, D., Fauziyah, E., & Achmad, B. (2014). Kajian Kelembagaan Pendukung Pengembangan Kapulaga di Hutan Rakyat. Paper presented at the Seminar Nasional Agroferstry ke-5, Ambon.

Ditjen RLPS. (2010). Profil Hutan Rakyat Kabupaten Wonosobo Tahun 2010. Jakarta: Ditjen RLPS Kementerian Kehutanan.

Dwidjowijoto, R. N. (2006). Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Fauziyah, E. (2015). Peran dan efektivitas kelembagaan hutan rakyat di Kabupaten Pacitan. Paper presented at the Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Semarang.

Fauziyah, E., Ruhimat, I. S., & Sanudin. (2015). Kajian peraturan penatausahaan hasil hutan rakyat dan implementasinya di Jawa Tengah. Paper presented at the Workshop Nasional Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif untuk Masyarakat Lokal dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim, Bogor.

Fauziyah, E., Ruhimat, I. S., Sanudin, & Mulyati, E. (2012). Analisis kelembagaan dan kebijakan pengelolaan hutan rakyat agroforestry. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Hardjanto, Hero, Y., & Trison, S. (2012). Desain Kelembagaan Usaha Hutan Rakyat untuk Mewujudkan Kelestarian Hutan dan Kelestarian Usaha dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pedesaan Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 17(2), 103 - 107.

Hardjanto, & Trison, S. (2010). Pengembangan Hutan Rakyat untuk Penyediaan Kayu Energi dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Levis, L. R. (2013). Metode Penelitian Perilaku Petani. Yogyakarta: Ledalero.

Maryudi, A., Devkota, R. R., Schusser, C., Yufanyi, C., Salla, M., Aurenhammer, H., Krott, M. (2012). Back to basics: considerations in evaluating the outcomes of community forestry. Forest Policy and Economics, 14(1), 1 - 5.

Nugroho, B., & Tiryana, T. (2013). Implications of the private property right to the community forest businesses formalization through the certification policy. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 19.

Nurlaila, Murtilaksono, K., & Nugroho, B. (2014). Kelembagaan kemitraan hulu hilir untuk pasokan air DAS Cidanau, Provinsi Banten. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan, 11(2), 137 - 152.

Nursidah, Nugroho, B., Darusman, D., Rusdiana, O., & Rasyid. (2012). Pengembangan institusi untuk membangun aksi kolektif lokal dalam pengelolaan hutan kawasan lindung SWPDAS Arau, Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, XVIII(1), 18 - 30.

Awang, S. A., Wiyono, E. B., & Sadiyo, S. (2007). Unit Manajemen Hutan Rakyat: Proses Konstruksi Pengetahuan Lokal. Sleman: Banyumili Art Network.

BPKH Wilayah XI, & MFPII. (2009). Potensi kayu dan karbon hutan rakyat di Pulau Jawa tahun 1990-2008. Jakarta: BPKH Wilayah IX dan Forest Governance and Multistkaholder Forestry Program (MFP II).

DeGroff, A., & Cargo, M. (2009). Policy implementation: Implications for evaluation. New Directions for Evaluation, 2009(124), 47 - 60.

Diniyati, D. (2004). Kajian kelembagaan hutan rakyat. Paper presented at the Ekspose Terpadu Hasil Penelitian: Menuju Pembangunan Hutan Tanaman Produktivitas Tinggi dan Ramah Lingkungan, Yogyakarta.

Diniyati, D., Fauziyah, E., & Achmad, B. (2014). Kajian Kelembagaan Pendukung Pengembangan Kapulaga di Hutan Rakyat. Paper presented at the Seminar Nasional Agroferstry ke-5, Ambon.

Ditjen RLPS. (2010). Profil Hutan Rakyat Kabupaten Wonosobo Tahun 2010. Jakarta: Ditjen RLPS Kementerian Kehutanan.

Dwidjowijoto, R. N. (2006). Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Fauziyah, E. (2015). Peran dan efektivitas kelembagaan hutan rakyat di Kabupaten Pacitan. Paper presented at the Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Semarang.

Fauziyah, E., Ruhimat, I. S., & Sanudin. (2015). Kajian peraturan penatausahaan hasil hutan rakyat dan implementasinya di Jawa Tengah. Paper presented at the Workshop Nasional Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif untuk Masyarakat Lokal dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim, Bogor.

Fauziyah, E., Ruhimat, I. S., Sanudin, & Mulyati, E. (2012). Analisis kelembagaan dan kebijakan pengelolaan hutan rakyat agroforestry. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Hardjanto, Hero, Y., & Trison, S. (2012). Desain Kelembagaan Usaha Hutan Rakyat untuk Mewujudkan Kelestarian Hutan dan Kelestarian Usaha dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pedesaan Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 17(2), 103 - 107.

Hardjanto, & Trison, S. (2010). Pengembangan Hutan Rakyat untuk Penyediaan Kayu Energi dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Levis, L. R. (2013). Metode Penelitian Perilaku Petani. Yogyakarta: Ledalero.

Maryudi, A., Devkota, R. R., Schusser, C., Yufanyi, C., Salla, M., Aurenhammer, H., Krott, M. (2012). Back to basics: considerations in evaluating the outcomes of community forestry. Forest Policy and Economics, 14(1), 1 - 5.

Nugroho, B., & Tiryana, T. (2013). Implications of the private property right to the community forest businesses formalization through the certification policy. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 19.

Nurlaila, Murtilaksono, K., & Nugroho, B. (2014). Kelembagaan kemitraan hulu hilir untuk pasokan air DAS Cidanau, Provinsi Banten. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan, 11(2), 137 - 152.

Nursidah, Nugroho, B., Darusman, D., Rusdiana, O., & Rasyid. (2012). Pengembangan institusi untuk membangun aksi kolektif lokal dalam pengelolaan hutan kawasan lindung SWPDAS Arau, Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, XVIII(1), 18 - 30.

Ostrom, E. (2002). Common-pool resources and institutions: Toward a revised theory. Handbook of agricultural economics, 2, 1315-1339.

Purbawiyatna, A., Kartodihardjo, H., Alikodra, H. S., & Prasetyo, L. B. (2011). Analisis kelestarian pengelolaan hutan rakyat di kawasan berfungsi lindung. JPSL, (1)2, 84 - 92.

Ribot, J. C., & Peluso, N. L. (2003). A theory of access. Rural sociology, 68(2), 153 - 181.

Ritabulan, R. (2016). Model Kebijakan Pemanfaatan Mangrove Sebagai Bahan Baku Arang Oleh Masyarakat Di Batu Ampar, Kalimantan Barat. Bogor: IPB (Bogor Agricultural University).

Ritabulan, R., Basuni, S., Santoso, N., & Bismark, M. (2017). Hambatan implementasi kebijakan hutan tanaman rakyat di Batu Ampar, Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 13(2), 73 - 84.

Shanahan, E. A., Jones, M. D., & McBeth, M. K. (2011). Policy narratives and policy processes. Policy Studies Journal, 39(3), 535 - 561.

Sukwika, T. (2016). Evaluasi Model Kebijakan Pengelolaan Hutan Rakyat Berkelanjutan di Kabupaten Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Syahadat, E., & Effendi, R. (2007). Kajian pelaksanaan penatausahaan hasil hutan rakyat di Kabupaten Cilacap. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 4(1), 57 - 71.

Syahadat, E., & Sianturi, A. (2006). Kajian penyempurnaan tata usaha dan tata niaga kayu rakyat (Kasus di Provinsi Jawa Barat). Paper presented at the Konsultasi Publik Project ITTO PD.

Syahadat, E., & Subarudi. (2014). Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(2), 129 - 144.

Syahyuti, S. (2016). Kelemahan konsep dan pendekatan dalam pengembangan organisasi petani: Analisis kritis terhadap Permentan No. 273 Tahun 2007. Analisis Kebijakan Pertanian, 10(2), 119 - 142.

Tajerin, Martosuyono, P., & Kurniawan, T. (2012). Pengukuran efektivitas kelembagaan dalam rangka keberlanjutan pemanfaatan dan pengelolaan perairan Waduk Malahayu, Jawa Tengah. Paper presented at the Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, Jakarta.

Varone, F., Rihoux, B., & Marx, A. (2006). A New Method for Policy Evaluation? Innovative comparative methods for policy analysis, 213 - 236.

Widiarti, A., & Prajadinata, S. (2008). Karakteristik Hutan Rakyat Pola Kebun Campuran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, V(2) : 145 - 156.




DOI: https://doi.org/10.20886/jwas.v4i2.2987