Weed Density and Dominant Weed Species in Malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre) Agroforestry

Endah Suhaendah, Benyamin Dendang

Abstract


The purpose of this study was to determine the weed density and the dominant species of weeds in Malapari (Pongamia pinnata (L). Pierre) agroforestry. The study was conducted in Patutrejo Village, Grabag District, Purworejo Regency. The method used is single plot method in malapari agroforestry, as a comparison of observations of weeds on empty land that is not planted. Weed sample collection was carried out by the quadratic method measuring 1 m x 1 m as many as 3 plots placed in malapari agroforestry and empty land diagonally. Observations were repeated 3 times so that there were 18 observation plots. The results showed that weed density in malapari agroforestry (29.95) was lower than empty land (54.17). The dominant species of weeds in both malapari agroforestry and empty land is Eulalia amaura (Buese) with Important Value Index (IVI) of 36.40 % and 43.39 %. This species is a pioneer weed and fast growing, so monitoring and control are needed so that the weed population is not economically disserve.

Keywords: agroforestry, density, dominant, malapari, weed


References


Adriadi, A., Chairul, & Solfiyeni. (2012). Analisis vegetasi gulma pada perkebunan kelapa sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), 1(2), 108–115.

Antralina, M. (2012). Karakteristik gulma dan komponen hasil tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) sistem sri pada waktu keberadaan gulma yang berbeda. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, 3(2), 9–17.

Deiss, L., Moraes, A., Pelissari, A., Franzluebbers, A. J., Neto, F. S., Pontes, L. S., & Szymczak, L. S. (2017). Weed competition with soybean in no-tillage agroforestry and sole-crop systems in Subtropical Brazil. Planta Daninha, 35, 1–11. https://doi.org/10.1590/S0100-83582017350100070

Dendang, B., & Suhaendah, E. (2017). Uji Efektivitas insektisida terhadap hama Maruca testulalis pada bibit malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 11(2), 123–130.

Destaranti, N., Sulistyani, & Yani, E. (2017). Struktur dan vegetasi tumbuhan bawah pada tegakan pinus di RPH Kalirajut dan RPH Baturraden Banyumas. Scripta Biologica, 4(3), 155–160.

Faisal, R., Siregar, E. B. M., & Anna, N. (2013). Inventarisasi gulma pada tegakan tanaman muda Eucalyptus spp. (Weed inventory on stand of young Eucalyptus spp.). Peronema Forestry Science Journal, 2(2), 44–49.

Hadi, E. E. W., Widyastuti, S. M., & Wahyuono, S. (2016). Keanekaragaman dan pemanfaatan tumbuhan bawah pada sistem agroforestri di Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo. J. Manusia dan Lingkungan, 23(2), 206–215.

Hamid, I. (2010). Identifikasi gulma pada areal pertanaman cengkeh (Eugenia aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 3(1), 62–71.

Kastanja, A. Y. (2015). Analisis komposisi gulma pada lahan tanaman sayuran. Jurnal Agroforestri, X(2), 107–114.

Kumolo, F. B., & Utami, S. (2011). Jenis–jenis tumbuhan anggota famili Asteraceae di Wana Wisata Nglimut Gonoharjo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. BIOMA, 13(1), 1–4.

Kunarso, A., & Azwar, F. (2013). Keragaman jenis tumbuhan bawah pada berbagai tegakan hutan tanaman di Benakat , Sumatera Selatan (Understorey Diversity on Several Plantation Forest Stands in Benakat , South Sumatra ). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 10(2), 85–98.

Kusnadi, H., Evi, A., & Efendi, Z. (2016). Identifikasi gulma dan potensinya untuk pakan ternak pada lahan kering dataran tinggi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. dalam Herlinda, S., Nirmala, K., Novra, A., Sahari, B., Tanbiyaskur, S., Merynda, P., Syafutri, I., dan Sasanti, A.D. (eds), Seminar Nasional "Lahan Suboptimal" (p.478-486). Palembang: Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya.

Kusumedi, P., & Jariyah, N. A. (2010). Analisis finansial pengelolaan agroforestri dengan pola sengon kapulaga di Desa Tirip, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 7(2), 93–100.

Lacerda, F., Miranda, I., Kato, O. R., Bispo, C. J. C., & Vale, I. do. (2013). Weed dynamics during the change of a degraded pasture to agroforestry system. Agroforestry Systems, 87(4), 909–916.

Magurran, A. E. (2004). Measuring Biological Diversity. Malden USA, Oxford UK and Victoria Australia: a Blackwell Publishing company.

Nahdi, M. S., Marsono, D., Djohan, T. S., & Baequni, M. (2014). Struktur komunitas tumbuhan dan faktor lingkungan di lahan kritis, Imogiri Yogyakarta. J. Manusia dan Lingkungan, 21(1), 67–74.

Palijama, W., Riry, J., & Wattimena, A. Y. (2012). Komunitas gulma pada pertanaman pala (Myristica fragrans H) belum menghasilkan dan menghasilkan di Desa Hutumuri Kota Ambon. Agrologia, 1(2), 134–142.

Prasetyawati, C. A., & Suryanto, H. (2013). Agroforestri pada lahan bekas tanah longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. dalam Aryadi, M.,Fauzi, H. & Satriadi, T. (eds), Seminar Nasional "Agroforestri" (p. 49–59). Banjarbaru: Fahutan Universitas Lambung Mangkurat.

Pumarino, L., Sileshi, G. W., Gripenberg, S., Kaartinen, R., Barrios, E., Muchane, M. N., Jonsson, M. (2015). Effects of agroforestry on pest, disease and weed control: A meta-analysis. Basic and Applied Ecology, 18(7), 573–582.

Rachmawati, I. (2012). Konservasi tanah dan air secara partisipatif dengan pendekatan model agroforestri lokal. dalam Pratiwi, Mas'ud, A.F., Dharmawan, I.W.S. dan Suharti, S. (eds), Seminar Semiloka "Riset Pengelolaan DAS Menuju Kebutuhan Terkini" (p. 211–226). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Balitbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan.

Rahma, A. F., & Arisoesilaningsih, E. (2015). Pertumbuhan Rumput Pionir Ditanam secara Monokultur dan Polikultur melalui Hydroseeding di Tanah Pasca Penambangan Batubara dari Kalimantan Selatan. Jurnal Biotropika, 3(2), 70–75.

Saitama, A., Widaryanto, E., & Wicaksono, K. P. (2016). Komposisi vegetasi gulma pada tanaman tebu keprasan lahan kering di dataran rendah dan tinggi. Jurnal Produksi Tanaman, 4(5), 406–415.

Sari, H. F. M., & Rahayu, S. B. (2013). Jenis-jenis gulma yang ditemukan di perkebunan karet (Hevea brasiliensis Roxb .) Desa Rimbo Datar Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat. Biogenesis, 1(1), 28–32.

Sembodo, dad r j. (2010). Gulma dan pengelolaannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susanti, T., Suraida, & Febriana, H. (2013). Keanekaragaman tumbuhan invasif di Kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi. dalam Dwi S., Apkuanbo, H. dan Saidi, S. (eds), Seminar Rapat Tahunan "FMIPA" (p. 433–440). Lampung: FMIPA Universitas Lampung.




DOI: https://doi.org/10.20886/jwas.v6i1.5114