Distribution of Avifauna in Aketajawe Lolobata National Park Based on Zone and Land Cover Typology

Supratman Tabba, Lis Nurrani

Abstract


Aketajawe Lolobata National Park (TNAL) is a protected area for paradise birds, parrots and others North Maluku endemic wildlife. As a former of commercial logging concessions, this areas have been damaged and loss of wildlife habitat. The purpose of this research was to determine bird species of TNAL area based on zone category, this research is important in order to validate data related to the birds species diversity. Data collection used the observation point system with purposive sampling by direct observation and audio. The number of observation points were six points in core zone, ten points in both of jungle and traditional zone, and six points in buffer zone. Research showed that there are 39 species found in the buffer zone, 45 species in jungle and traditional zone, and 19 species in core zone. Wallace’s standardwing (Semioptera wallacei) is one of the 15 endemic species of North Maluku was found along drummer rail (Habroptila wallacii) which is Halmahera’s endemic species. Distribution pattern of birds in TNAL is very varied. The jungle and traditional zone have the amount and the highest species diversity while the highest species variation was in the buffer zone. The natural habitat of bird in this area generally located in open area along former road skid as well as forest edge and only a few were found in primary forest of core zone.


Keywords


birds; zone; land cover; Aketajawe Lolobata National Park

Full Text:

PDF

References


Arini, D.I.D., Kama, H. dan Tabba S. (2011). Sang inkubator dari kawasan timur indonesia. Majalah Silvika, 66(1), 34-38.

Awang, S.A., Andayani, W., Himmah, B., Widayanti, W.T., dan Affianto, A. (2002). Hutan Rakyat Sosial Ekonomi dan Pemasaran. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata. (2010). Buku Statistik Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Ternate.

Beckman, S. (2004). Mencari Keseimbangan Pengelolaan Interaksi Antara Masyarakat dan Kawasan Taman Nasional Alas Purwo (Program Acicis). Malang: FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Bismark, M. dan Sawitri, R. 2007. Pengembangan dan pengelolaan daerah penyangga daerah konservasi. Dalam Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan (pp. 1-11). Bogor: Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam.

Burung Indonesia. (2011). Di dunia, mandar gendang hanya ditemukan di Halmahera. Diakses Tanggal 13 Pebruari 2012, http://www.green.kompasiana.org.id..

Coates, B.J. dan Bishop, K.D. (2000). Panduan Lapangan Burung Burung di Kawasan Wallace. BirdLife International-Indonesia Programme & Dove Publication. Bogor.

Departemen Kehutanan. (2004). Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 397/Kpts-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Tentang Penetapan Kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Maluku Utara. Jakarta.

Karim, K.A., Thohari, M., dan Sumardjo. (2006). Pemanfaatan keanekaragaman genetik tumbuhan oleh masyarakat Togutil di Sekitar Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Media Konservasi, 11(3), 1- 12.

Kuswanda, W. (2010). Pengaruh komposisi tumbuhan terhadap populasi burung Di Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 7(2), 193-213.

Monk, K.A., Fretes, Y. D., and Lilley, G.R. (2000). Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Seri Ekologi Indonesia Buku V. Jakarta: Prenhallindo.

Nurrani, L., Halidah, Tabba, S. & Patandi, S.N. (2012). Karakteristik kualitatif tipe penggunaan lahan di Zona Peyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 1(2), 227-244.

Nurrani, L., Bismark, M. dan Tabba, S. (2014). Tipologi Penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Kabupaten Halmahera Timur. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 11(3), 223-235. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 56 /Menhut- II/2006 Tanggal 29 Agustus 2006. tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional.

Poulsen, M. K., Lambert, F. R., dan Cahyadin, Y. (1999). Evaluasi terhadap Usulan Taman Nasional Lolobata dan Aketajawe (Dalam Konteks Prioritas Konservasi Keanekaragaman Hayati di Halmahera). Bird Life Indonesia Program Bersama Bogor: Departemen Kehutanan.

Putri, I.A.S.L.P dan Allo, M. K. (2009). Degradasi Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 6(2), 169-194.

Suharjito, D., Khan, A., Djatmiko, W. A, Sirait, M. T., & Evelyna, S (2000). Karakteristik pengelolaan hutan berbasis-kan masyarakat. Yogyakarta: FKM-Ford Foundation dan Aditya Media.

Summerville, K. S. dan Crist, T. O. (2002). Effect of

Timber Harverst on Forest Lepidoptera :Community, Guild and Species Responses. Ecological Application, 12(2). The Ecological Society of America.

Tabba, S., Nurrani, L., dan Asir, L. O. 2015. Potensi tegakan penghasil gaharu dan daya dukungnya terhadap habitat satwa di Kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Dalam Prosiding Seminar Nasional “Pengarusutamaan Hasil Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Lokomotif Pembangunan Berkelanjutan”, (pp. 316-327). Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu.

Warsito, H. dan Bismark, M. (2010). Penyebaran dan populasi burung paruh bengkok pada beberapa tipe habitat di Papua. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7(1), 93-102.

Widodo, W. (2005). Kemelimpahan dan sumber pakan burung-burung di Taman Nasional Manusela, Seram, Maluku Tengah. Jurnal Biodiversitas, 7(1), 54-58.

Widodo, W. (2005). Perdagangan burung-burung paruh bengkok di Bali. Journal of Biological Researches, 11,31-37.

Zulkarnain. (2010). Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Jakarta: Aksara.




DOI: https://doi.org/10.20886/jwas.v3i1.891